Selasa, 03 April 2018

Andalkan Saxofon, Ido Kainama Rilis Instrumentalia Itam Manis

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Tepat 1 April, peniup saxofon Rido Maxel Kainama bikin kejutan segar. Melalui kanal youtube, ia merilis singel instrumentalia berjudul “Itam Manis”. Apresiasi positif datang dari penggemarnya di berbagai kota. “Itam Manis”, sebuah pilihan tajuk yang berani. Judul ini pernah ada dalam blantika musik Indonesia. Ido pasti belum lahir ketika tahun 1970-an, Irni Yusnita mendendangkan lagu karyanya “Hitam Manis” bersama Orkes Melayu Pancaran Muda pimpinan Zakaria. Diksi “Itam Manis” atau “Hitam Manis” memang melekat pada nyong dan nona Ambon, atau Indonesia Timur. Ido berkisah, semula dia beri judul “Manis”. Setelah musisi Delon Imlabla mendengar komposisi manis yang dikerjakan Ido, Delon usulkan menambah kata Itam, maka jadilah “Itam Manis”.
Ambon, Malukupost.com - Tepat 1 April, peniup saxofon Rido Maxel Kainama bikin kejutan segar. Melalui kanal youtube, ia merilis singel instrumentalia berjudul “Itam Manis”. Apresiasi positif datang dari penggemarnya di berbagai kota.

“Itam Manis”, sebuah pilihan tajuk yang berani. Judul ini pernah ada dalam blantika musik Indonesia. Ido pasti belum lahir ketika tahun 1970-an, Irni Yusnita mendendangkan lagu karyanya “Hitam Manis” bersama Orkes Melayu Pancaran Muda pimpinan Zakaria.

Diksi “Itam Manis” atau “Hitam Manis” memang melekat pada nyong dan nona Ambon, atau Indonesia Timur. Ido berkisah, semula dia beri judul “Manis”. Setelah musisi Delon Imlabla mendengar komposisi manis yang dikerjakan Ido, Delon usulkan menambah kata Itam, maka jadilah “Itam Manis”.

Ido berkisah, dirinya membuat komposisi “Itam Manis” di rumah seorang kawan. Setelah kelar, dia pun minta pendapat beberapa musisi senior. Paling akhir, dia meminta pertimbangan musisi Figgy Papilaya.

Ambon, Malukupost.com - Tepat 1 April, peniup saxofon Rido Maxel Kainama bikin kejutan segar. Melalui kanal youtube, ia merilis singel instrumentalia berjudul “Itam Manis”. Apresiasi positif datang dari penggemarnya di berbagai kota. “Itam Manis”, sebuah pilihan tajuk yang berani. Judul ini pernah ada dalam blantika musik Indonesia. Ido pasti belum lahir ketika tahun 1970-an, Irni Yusnita mendendangkan lagu karyanya “Hitam Manis” bersama Orkes Melayu Pancaran Muda pimpinan Zakaria. Diksi “Itam Manis” atau “Hitam Manis” memang melekat pada nyong dan nona Ambon, atau Indonesia Timur. Ido berkisah, semula dia beri judul “Manis”. Setelah musisi Delon Imlabla mendengar komposisi manis yang dikerjakan Ido, Delon usulkan menambah kata Itam, maka jadilah “Itam Manis”.
“Kakak Figgy minta musiknya. Ia lalu memberi masukan dan sentuhan. Setelah selesai, Kakak Figgy usulkan agar masuk produksi,”cerita Ido kepada Maluku Post, Selasa (3/4).

Instrumentalia  “Itam Manis” berdurasi  5,33 menit. Figgy Papilaya bertindak selaku music director dan Aldy Patrick sebagai video producer. Ido meniup saxofon secara penuh. Penonton tentu terkejut bila menikmati tiupan saxofon Ido, sebab jiwa bagai dibawa mendaki. Menjelang durasi empat menit, Ido tidak sendiri. Di sana ada additional musician Carlo Labobar (gitar), Delon Imlabla (bass), Helmy Leinussa (drumm) dan Michael Mailuhu (vokal).

Biduan Michael Mailuhu memang tampil dengan vokalnya, tapi tidak mengambil alih dominasi instrumentalia. Dia hanya mengisi vokal sebagai suasana latar belakang yang menggoda.

Tim produksi “Itam Manis” cukup cerdik memasukkan nona hitam manis Deryn Lewerissa sebagai bintang klip. Trio nyong hitam manis Julian Manuhutu, Melvin Unawekla, dan Michael Waas, melengkapi klip. Ada sepenggal kisah yang bergerak menurut dinamika tiupan saxofon. Kamerawan Wellem Kaihatu dan tim, mampu menyuguhkan variasi gambar yang sedap di mata.

Ido mengaku senang melihat hasil mixing dan mastering oleh Benitho Siahaan (Soundbox Music Production). Kerja-kerja tekun yang kadang melelahkan, ternyata berbuah manis.

Ido dan tim produksi memang harus kerja pindah-pindah lokasi, untuk kepentingan klip video.  Pengambilan gambar memang dilakukan di Kampus Institute Agama Kristen Negeri (IAKN) Halong, WHK Studio Belakang Soya, Chatolic Center Soakacindan, Ambon Music Studio Unpatti, Apin Studio Benteng, RR Studio Kayuputih dan Taman Budaya Karangpanjang.

“Pokoknya saya suka.  Senang bisa kerja sama dengan jagoan-jagoan yang punya skill dan sudah punya nama. Sebagai anak muda, saya bisa kerja dan belajar dari kakak-kakak. Mereka jago tapi humble. Itu yang bikin nyaman,”ucap Ido. (rudi fofid/foto dok ido/capt.klip)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar