Pasukan militer (West Papua Army) dari basis TPN-PB (Foto, National Army of West Papua). |
Gerakan bersenjata selama ini bertindak sendiri-sendiri dalam upaya mereka untuk merdeka dari Republik Indonesia. Bulan ini sekaligus menandai 50 tahun Papua menjadi bagian dari RI.
Para pengamat mengatakan perkembangan terbaru ini menjadi titik balik yang signifikan, namun memperingatkan kemungkinan akan meningkatkan ketegangan dengan militer Indonesia.
Tentara West Papua akan berada di bawah komando organiasi payung United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), yang dipimpin oleh Benny Wenda. ULMWP selama ini menempuh cara-cara politik dan diplomatik untuk mencapai kemerdekaan Papua.
"Secara politis dan militer kami bersatu sekarang. Masyarakat internasional sekarang tanpa ragu-ragu dapat melihat bahwa kami siap untuk mengambil-alih negara kami," ujar Wenda seperti dikutip dalam website ULMWP.
"Indonesia tidak bisa lagi menstigmatisasi kami sebagai separatis atau penjahat. Kami adalah negara kesatuan militer dan politik yang sah," tambahnya.
Ketegangan akan meningkat
Papua, yang berbagi pulau dengan Papua Nugini, berada dalam cengkeraman konflik kemerdekaan yang telah berlangsung lama.Dr Camellia Webb-Gannon, koordinator Proyek Papua di Universitas Wollongong Australia, mengatakan pembentukan Tentara West Papua menandai persatuan yang signifikan antara aktivis politik dan militer.
"Untuk pertama kalinya sayap bersenjata sekarang menyatakan tunduk pada gerakan politik, ULWMP," kata Dr Webb-Gannon kepada ABC News.
"Ini sangat penting karena mereka menunjukkan, jika kami merdeka, kami tidak akan menjadi kediktatoran militer. Militer akan tunduk pada pemimpin politik," tambahnya.Namun dia juga memperingatkan bahwa perkembangan ini dapat memicu ketegangan dengan militer Indonesia di Provinsi Papua dan Propinsi Papua Barat.
Menurut Dr Webb-Gannon, begitu anggota gerakan kemerdekaan bersenjata meningkatkan aktivitas atau lebih banyak muncul di West Papua, militer Indonesia akan merespon.
"Ini juga memberikan tekanan pada masyarakat internasional untuk menepis narasi soal West Papua," katanya.
"Yaitu bahwa mereka dapat menjaga diri sendiri, dan mereka berhak dan mampu menentukan nasib sendiri dan pemerintahan sendiri," kata Dr Webb-Gannon.
"Atau meminta pertanggungjawaban Indonesia, 'apa yang Anda lakukan, mengapa Anda menahan orang Papua'," jelasnya.
Siap merdeka hari ini
Juru bicara ULMWP Jacob Rumbiak mengatakan pembentukan Tentara West Papua itu menyatukan sayap politik, intelijen dan militer menjadi satu kelompok diplomatik yang akan mendorong kampanye kemerdekaan ke depan."Persatuan ini akan menunjukkan kepada Indonesia dan dunia, bahwa kami orang Papua siap mendapatkan kemerdekaan hari ini juga," katanya kepada ABC News.
"Militer kami secara otomatis akan berada di bawah kendali penuh seorang komandan. Kami memiliki agenda yang sangat jelas untuk menjadi pejuang kebebasan terbaik," ucap Jacob Rumbiak.Tiga kelompok bersenjata yang bersatu itu termasuk Tentara Pembebasan Nasiona Papua Barat (TPNPB) yang menyerang sebuah situs konstruksi pada bulan Desember dan menewaskan 31 orang. Serangan itu memicu tindakan keras yang brutal dari militer Indonesia di wilayah tersebut.
Kedutaan Besar Indonesia di Canberra tidak menanggapi permintaan komentar pada saat artikel ini diterbitkan. (Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.)
Baca ini: (1 Juli 2019, ULMWP Resmi Umumkan Militer)
Copyright ©Abc.au "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar