Senin, 05 Agustus 2019

Penggalan Drama Warnai Perayaan Tragedi Berdarah 30 Juli 1942 di Langgur

Buletinnusa
Langgur, Malukupost.com – Setiap tanggal 30 Juli, umat Katolik di Keuskupan Amboina dan Kepulauan Kei tepatnya di Ohoi (Desa) Langgur, tidak akan pernah bisa melupakan tragedi yang paling bersejarah.

Sebuah peristiwa yang sangat memilukan dan meluluhlantahkan relung hati seluruh masyarakat Kei khususnya umat Katolik kala itu.

Pantai Langgur, menjadi saksi bisu aksi pembantaian yang dilakukan para tentara Dae Nipon (Jepang) terhadap misionaris-misionaris yang mendharma bhaktikan seluruh hidupnya kepada gereja dan masyarakat.

Para misionaris tersebut dijatuhi hukuman mati yang tidak adil oleh tentara Jepang pada waktu itu hingga berujung penembakan brutal.

Tragedi tersebut, dipentaskan kembali oleh para pemuda Langgur dalam memeriahkan perayaan 77 Tahun Mengenang Peristiwa Berdarah, yang dipusatkan di Taman Ziarah Mgr. Johannes Artes MSC dan kawan-kawan, Langgur, Selasa (30/7/2019).

Pantauan Malukupost.com, ratusan umat yang hadir di lokasi tersebut larut dalam suasana haru dan sedih, tidak sedikit yang meneteskan airmata bahkan ada yang histeris ketika adegan disaat “Maut” menjemput para Misionaris tersebut.

Umat yang hadir tersebut bukan saja yang bermukim di Langgur, namun ada pula yang datang dari beberapa desa yang ingin mengikuti perayaan ekaristi mengenang peristiwa berdarah tersebut.

Adegan sesaat sebelum menghadapi “Maut”, dengan tenang dan penuh keyakinan iman akan Kristus, Yang Mulia Mgr. Johannes Aerts memberkati Tanah Kei (Langgur) dengan berkatnya.

Itulah berkat terakhir Sang Martir kepada tanah dan umatnya yang dikasihi dan dicintai seumur hidupnya.

Pekikkan terakhir dari Sang Martir pun terdengar “Untuk Kristus Raja kita”, dan dijawab oleh para misionaris lainnya, Jadilah!”

Dan saat itulah, terdengar rentetan tembakan tentara Jepang mengakhiri “Ziarah Suci” Mgr. Johannes Aerts MSC dan misionaris lainnya di Pantai Langgur.

Kini, darah kemartiran Mgr. Johannes Aerts bersama para misionaris lain terus menyuburkan taman iman di Keuskupan Amboina. Mereka akan terus dikenang sebagai Martir.

Selain pementasan (penggalan) drama, perayaan 77 Tahun mengenang peristiwa berdarah tersebut juga dirayakan dalam Ekaristi Kudus yang dipimpin Pastor Hans Rettob MSC didampingi para pastor lainnya.

Para Misionaris yang gugur tersebut yakni : (Uskup/ Martir dari Kei) : Mgr. Johannes Aerts MSC. (Para Imam/Pastor) : Pater Henricus Cornelissen MSC, Pater Gerardus Berns MSC, Pater Jacobus Akkermans MSC, Pater Jacobus Ligtvoet MSC, Pater  Frans de Grijs MSC. (Para Bruder) : Br Johannes Joosten MSC, Br Hadrianus Peeters MSC, Br Cornelis Beyer MSC, Br Franciscus Raaymakers MSC, Br Gulielmus de Rooy MSC Br Gulielmus Houdijk MSC, Br Johannes van Schaik MSC, serta Br  Theodorus Fölker MSC.

(MP-15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar