Informasi ini cepat menyebar, karena diposting dan dibagi-bagikan di media sosial, terutama group WhatsApp (WA) berupa peringatan agar berhati-hati terhadap orang tak dikenal, memakai sweeter dan mambawa suntik berisi vaksin HIV-AIDS dan menyutik orang.
Dari penelusuran Cenderawasih Pos terhadap informasi yang viral tersebut, Rabu (26/9) pagi kemarin, diketahui, salah satu siswi di salah satu SMP di wilayah Kotaraja memang menjadi korban aksi OTK tersebut.
(Lihat ini: Kasus Baru HIV-AIDS di Papua Mencapai 2.003 Kasus)
Patanduk Biring, Kepala Sekolah dari siswi ini membenarkan bahwa telah terjadi peristiwa yang menimpa salah satu muridnya, dimana beberapa orang tak dikenal melancarkan aksinya dengan menyuntik di bagian paha kanan siswi ini saat baru turun dari taksi di depan pintu masuk sekolah sekitar pukul 06:00 WIT, Senin (24/9) pagi.
Usai mendapat pelakuan itu, siswi tersebut tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak sekolah atau penjaga sekolah, tetapi langsung berbaur dan mengikuti belajar bersama teman-temanya di KLS.
Setelah kurang lebih dua jam kemudian siswi yang baru duduk di kelas, dan mulai merasa ada yang aneh dengan kondisi tubuhnya, dimana semakin lama stamina tubuhnya semakin melemah.
(Baca ini: Awas! Kasus HIV/AIDS Meningkat Drastis di Provinsi Papua)
Melihat kondisi tersebut salah seorang ibu guru menghampiri sisiwi tersebut dan menanyakan apa yang terjadi, setelah itu siswi tersebut baru melaporkan bahwa setelah turun dari taksi saat tiba di pintu gerbang sekolah ada 3 orang yang tak dikenal menyuntik paha bagian kanannya dan setelah itu pelaku tersebut melarikan diri.
Setelah melihat peristiwa tersebut pihak sekolah mengantarkan siswi tersebut ke rumah sakit guna untuk mendapatkan perawatan medis. “Kami tidak bisa mengambil keterangan secara detail, karena kondisi siswi tersebut sangat lemah dan harus dengan segera dilarikan rumah sakit,”ujarnya.
Selaku kepala sekolah, Patanduk meminta kepada aparat kepolisian atau Satpol PP untuk meningkatkan jadwal patrolinya guna untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan kepada siswa-siswi yang ada di Abepura dan sekitarnya.
“Saya harap pihak terkait untuk meningkatkan jadwal patrolinya, supaya memperkecil ruang gerak para oknum-oknum yang tidak bertangug jawab tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav R Urbinas mengakatakan, kasus tersebut sedang dalam penanganan Polsek Abepura dan korban telah diperiksa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura.
“ Sudah dilakukan pemeriksaan namun belum ada hasilnya, jadi belum bisa dibilang itu vaksin HIV atau lainnya sehingga kami belum tahu itu cairan apa,” ucap Gustav melalui pesan WhatsApnya, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (26/9).
(Lihat ini: 5 Suku di Kabupaten Keerom Papua Punah)
Dirinya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menyimpulkan dan menyebarkan sebuah informasi yang belum jelas faktanya terkait vaksin HIV, sebab pihaknya sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan dari pihak dokter. “ Dari hasil pemeriksaan itu barulah diketahui suntikan tersebut apa,” terangnya.
Lihat berikut:
- Diprediksi, Tahun 2040 Orang Asli Papua akan Punah dalam Pangkuan NKRI
- Jumlah OAP Kian Minim, Pendatang Dominasi Wilayah Kondusif
Copyright ©Cepos "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar