Adi Novi Wahyudi |
"Kami berupaya menyiapkan layanan untuk menunjang proses ekspor langsung, yakni penyiapan ruang bagi eksportir untuk mengurus bea cukai, karantina dan layanan lainnya," kata General Manager PT Pelindo IV cabang Ambon, Adi Novi Wahyudi, dikonfirmasi, Rabu (19/9).
Ia mengatakan, ekspor langsung melalui Makassar merupakan perintah langsung dari Direksi Pelindo, dengan menunjuk langsung tim untuk menangani konektivitas.
"Tugas kami jika ada komoditi kami akan siapkan feeder (kapal), tetapi jika belum ada kapal maka minimal harus ada 30 kontainer baru proses ekspor langsung dapat dilakukan," katanya.
Penunjukan tersebut kata Adi, dibutuhkan fasilitas pendukung yang disiapkan guna proses bongkar muat di pelabuhan laut yang merupakan tempat sandar kapal sekaligus aktivitas bongkar muat barang ekspor maupun impor.
Saat ini fasilitas plugging di pelabuhan Yos Sudarso Ambon juga pelabuhan Tual sebanyak 46 unit.
Fasilitas penunjang seperti terminal tempat penimbunan peti kemas, kantor bea cukai serta pabean, serta Sucofindo juga siap mendukung proses ekspor langsung.
Selain itu, pihaknya telah siapkan "reefer container" yakni jenis kontainer yang dilengkapi dengan pendingin atau refrigerant unit tertutup, guna penyiapan barang ekspor yang tahan dingin untuk perjalanan panjang.
"Proses ekspor langsung mengefisienkan waktu dan biaya ekspor dengan barang yang tetap terjaga, karena itu seluruh fasilitas harus mendukung proses tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, selama ini hanya satu atau dua kontainer yang dikirim via Surabaya dan Jakarta, sementara dari Ambon belum dilakukan tetapi status ekspor melalui Ambon.
"Pengiriman satu atau dua kontainer tidak mungkin kita datangkan kapal karena biayanya terlalu tinggi. Prinsipnya kita telah mengajak semua eksportir bukan hanya Ambon tetapi Tual untuk mengumpulkan komoditi dan Ambon menjadi hub pengumpul," tandas Adi. (MP-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar