Rabu, 19 September 2018

Kapal Tol Laut Singgahi Lima Pelabuhan Di Maluku

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku menyatakan bahwa hingga kini baru lima pelabuhan di Maluku yang disinggahi kapal tol laut. "Ke lima pelabuhan itu masing-masing Pelabuhan Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Namlea, Kabupaten Buru dan pelabuhan Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD)," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Maluku Bustaman Ohorella di Ambon, Rabu (19/9).
Ambon, Malukupost.com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku menyatakan bahwa hingga kini baru lima pelabuhan di Maluku yang disinggahi kapal tol laut.

"Ke lima pelabuhan itu masing-masing Pelabuhan Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Namlea, Kabupaten Buru dan pelabuhan Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD)," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Maluku Bustaman Ohorella di Ambon, Rabu (19/9).

Kalau ditanya kenapa kapal tol laut belum menyinggahi pelabuhan Ambon dan Tual itu memang ada alasannya, sebab dua pelabuhan ini setiap kali disinggahi kapal-kapal barang dari Pulau Jawa.

Bustaman mengatakan, jadi lima daerah itu yang disinggahi tol laut sebab ada perbedaan harga yang menonjol terutama kebutuhan pokok.

"Program tol laut ini merupakan kebijaksanaan Pemerintah Pusat, di bidang angkutan, dengan harapan akan menekan harga di pasaran terutama kebutuhan pokok," katanya.

Jadi selama ini harga -harga yang dipatok para pedagang di Kabupaten Aru, MTB maupun di MBD selalu tinggi melebihi lima persen dari harga yang ada di sentra produksi.

Namun setelah adanya program tol laut harga masih tetap tinggi bahkan bisa mencapai 20 persen.

"Misalnya saja gula pasir yang kalau di Ambon atau di sentra produksi Rp12.000/Kg, ternyata di Dobo maupun di Saumlaki hingga kini masih tetap berkisar antara Rp20.000/Kg, bahkan di MBD lebih dari itu," ujarnya.

Hal ini merupakan pertanyaan untuk Pemda setempat, karena kapal-kapal tol laut ini setelah mengangkut kebutuhan pokok kelima pelabuhan tersebut setelah kembali harus ada muatan atau kargo, ternyata tidak ada, kapal-kapal itu balik ke Jawa dalam keadaan kosong.

"Kapal-kapal tol laut ini juga minimal sebulan sekali melakukan pelayaran, namun ternyata yang terjadi dua hingga tiga bulan baru dia kembali lagi, hal ini disebabkan akibat faktor penyebab yang tadi itu, dia kembali dalam keadaan kosong," ujarnya.

Ini situasi yang terjadi seperti itu, lanjutnya, dari hasil pemantauan dan pengamatan Disperindag Provinsi Maluku kenyataannya seperti itu. (MP-5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar