Jumat, 24 Agustus 2018

FKUB Dorong Dialog Pemerintah dan TPN-OPM

Buletinnusa
FKUB Dorong Dialog Pemerintah dan TPN-OPM
Foto: Ketua FKUB Pdt Lipyus Biniluk memberikan keterangan pers di kantor FKUB.
Jayapura -- Aksi penembakan yang terjadi di Tingginambut, Puncak Jaya yang menewaskan dua anggota TNI-AD oleh kelompok TPN-OPM. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) provinsi papua meminta pemerintah untuk segera melakukan dialog bersama kelompok TPN-OPM.

“Kami pikir cara terbaik untuk menghentikan semua aksi kekerasan di Papua selama ini,hanya melalui dialog bersama,”ujar ketua FKUB Pdt.Lypius Biniluk di kantor FKUB,Selasa (21/8/2018).

Dia mengakui selama ini sudah banyak korban berjatuhan baik dari pihak aparat juga masyarakat Papua sendiri,dan jika ini tidak di selesaikan dengan cepat, maka pastinya Papua akan terus bergejolak dan ini yang tidak diinginkan oleh umat beragama di Papua.
“Tidak boleh ada korban dalam alasan apapun,alangkah baiknya jika semua di selesaikan dengan duduk bersama mencari jalan terbaiknya seperti apa,”ucap Lypius

(Baca ini: ULMWP Tolak Dilibatkan dalam Dialog Jakarta-Papua)

Lypius menerangkan hal ini sudah pernah diutarakan kepada pihak pusat, namun tidak diindahkan sama sekali dan pada akhirnya kekerasan dan penembakan masih terus terjadi di Papua.

“Waktu jaman Presiden SBY, kami tokoh tokoh agama sempat utarakan,mengapa tidak bisa ada dialog. Seperti di Aceh saja bisa mengapa di Papua tidak bisa. Untuk itu kami mendorong agar pemerintah segera lakukan dialog,”harapnya.

Kutuk Keras

Senada dengan itu Ketua Persatuan Gereja Gereja di Papua Pdt.Maurits Mauri menegaskan pihaknya mendukung agar dialog segera dilakukan oleh pemerintah dan kelompok berseberangan, jika ingin Papua menjadi tanah damai.

“5D ini harus di laksanakan pemerintah yakni, doa bersama, duduk bersama. Ketiga dialog bersama, dimana dalam dialog bahkan ada diskusi bersama maka pada akhirnya akan tercipta damai,”tegasnya.

(Simak ini: Dialog Sektoral Tak Menyentuh Subtansi Persoalan Papua)

Lebih lanjut Maurits mengatakan tidak perlu dilakukan aksi pengejaran balik sebagai bentuk penumpasan kelompok separatis bersenjata. Jika terjadi maka korban jiwa akan terus berjatuhan.

“Kami mengutuk keras aksi penembakan yang dilakukan kelompok TPN-OPM apalgi itu di lakukan pada hari minggu,hari suci bagi umat nasrani ini sungguh perbuatan yang terkutuk,tapi penyelesainya tidak perlu di lakukan pengejaran balik oleh aparat karena pasti masyarakat yang akan jadi korban,”tukasnya.

Untuk itu pihaknya bersama FKUB menghimbau kepada pihak keamanan untuk tidak melakukan penyisiran,sebab pastinya akan ada korban dari masyarakat.

“Kalau dilakukan penyisiran dengan medan dan kondisi masyarakat disana, pasti susah untuk menemukan pelaku dan pastinya masyarakat yang menjadi korban,lebih baik tidak usah lakukan penyisiran,”pungkasnya.

(Baca ini: TRWP Menolak Tegas Ajakan Dialog Dipromosikan Oleh Agen Papindo JDP Bersama Intelektual BIN di LIPI)


Copyright ©Papua Bisnis "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar