Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Warga komunitas adat terpencil (KAT) suku Mausu Ane di pedalaman hutan Seram Gunung Morkele, Kabupaten Maluku Tengah yang terdampak krisis pangan sehingga mengakibatkan empat orang warga meninggal dunia mulai menerima bantuan tanggap darurat dari berbagai pihak.
"Banyak pihak telah menyalurkan bantuan pangan untuk tanggap darurat bencana kelaparan dalam beberapa hari terakhir dan telah diterima warga suku pedalaman Pulau Seram tersebut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Farida Salampessy, di Ambon, Sabtu (28/7).
Dia mengatakan bantuan dari berbagai pihak untuk tangap darurat bencana kelaparan tersebut telah tiba di lokasi pemukiman Sebanyak 48 Kepala Keluarga (KK) atau 184 jiwa warga suku terasing dan sudah dibagikan.
Sejumlah bantuan yang telah didistribusikan diantaranya dari BPBD Maluku Tengah masing-masing berupa 45 paket familly kid's, kain sarung pria, kain sarung wanita, selimut, handuk besar, handuk sedang serta tikar 90 lembar, serta dua ton beras dari Dinas Ketahanan Pangan Maluku Tengah, serta bantuan dari madrasah Aliyah Nurul Huda Pasahari berupa 10 karung beras dan tujuh karton mie instan.
Selain itu, bantuan dari Dinas Sosial Maluku Tengah yakni Paket B terdiri dari sayur lode dan opor ayam masing-masing 90 kaleng, panci masak dan wajan masing-masing 45 buah, piring melamin 270 buah, gelas melamin 135 buah, tenda gulung 45 unit, selimut woll 45 lembar, matras 90 lembar, Kid's Ware 45 paket, sedangkan dari Dinas Soslai Maluku berupa satu ton beras, 100 lembar matras, 180 lembar selimut, 35 paket anak-anak dan 60 paket lansia.
Sedangkan bantuan dari TNI dan Polri diantaranya dari Koramil 1502-05/Wahai berupa 500 kg beras, 25 karto mie instan dan 20 karton air mineral, serta satuan Satuan Brigif 27/Nusa Ina berupa 20 karung beras, 14 karton mie instan, tujuh karung pakaian layak pakai serta kompor Lapangan dan satu boks alat masak.
"Koramil 1502-05 juga menurunkan tim kesehatan terdiri dari dua orang mantri dan seorang dokter untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada warga suku terasing tersebut," katanya.
Sedangkan Pangdam XVI Pattimura, Mayjen TNI. Suko Pranoto didampingi Komandan Korem 151/Binaiya, Kolonel Inf Christian K. Tehuteru berkunjung langsung menggunakan helikopter dan menyerahkan bantuan berupa 47 paket sembako, empat rol terpal, 12 kaleng biskuit, imukal 10 kardus, ransum 2 kardus dan 10 katon air mineral.
Selain itu Polda Maluku menyalurkan bantuan berupa satu ton beras, 200 dus sari mie, serta 100 Kg gula pasir serta paket obat-obatan, sedangkan Polres Maluku Tengah berupa 15 karung beras, 45 paket sembako, 300 karton mie instan, satu karton biskuit, sabun mandi, minyak goreng, sandal jepit, dan masing-masing dua karung gula pasir dan garam yodium ditambah 57 karung pakaian layak pakai.
"Polda Maluku juga mengerahkan tiga orang dokter untuk menangani pemeriksaan kesehatan warga suku pedalaman hutan Seram tersebut serta menyalurkan obat-obatan diantaranya vitamin untuk anak-anak dan orang dewasa, obat penghilang rasa nyeri, obat gangguan pernapasan, diare, hipertensi, gangguan lambung, obat flu serta pemberian makanan tambahan khusus untuk anak-anak," katanya.
Dia juga membenarkan warga suku terasing yang meningal akibat dampak kelaparan menjadi empat orang yakni Lusirue (50 tahun), Asoka bayi berusia dua bulan, Aiyowa (4), sedangkan Laupia (60) meningal pada 26 Juli 2018.
"Hingga saat ini tim terpadu dari Kementerian Sosial (Kemensos), Dinas Sosial Maluku, Badan Nasonal Penanggulangan Bencana (BNPB), Dinas Kesehatan, Kodam XVI/Pattimura, Polda Maluku dan Pemkab Maluku Tengah masih berada di lokasi untuk melakukan langkah-langkah penanganan darurat," katanya.
Bencana kelaparan tersebut terjadi disebabkan kebun milik mereka terserang hama babi dan tikus sebagai akibat dari dampak kebakaran hutan dan lahan pada periode Oktober - November 2015 Di kecamatan Seram Utara Timur Kobi dan Kecamatan Seram Utara Timur Seti. (MP-5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar