BLORA. Tekad Pemerintah Kabupaten Blora untuk membuka kelancaran akses transportasi wilayah selatan terus dilakukan. Salah satunya dengan mempercepat proses perencanaan pembangunan Jembatan Bengawan Solo penghubung Kecamatan Kradenan (Blora, Jawa Tengah) menuju Kecamatan Ngraho (Bojonegoro, Jawa Timur).
Percepatan perencanaan pembangunan jembatan itu dilakukan Bupati Blora Djoko Nugroho bersama Wakil Bupati H.Arief Rohman, M.Si dengan mengajak langsung Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Muawanah ke Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Sabtu (17/11/2018).
Bupati Bojonegoro dijemput oleh Bupati Blora dan rombongan di Desa Luwihaji Kecamatan Ngraho, kemudian secara bersama sama turun ke Sungai Bengawan Solo dan menyeberang ke Desa Medalem Kecamatan Kradenan menggunakan perahu sederhana yang setiap harinya digunakan masyarakat setempat sebagai alat transportasi.
Di atas perahu terjadi dialog antar pimpinan dua Kabupaten beda Provinsi ini. Bahkan Bupati Bojonegoro mengapresiasi upaya Pemkab Blora yang ingin secepatnya membangun jembatan dan ngevlog bersama Bupati Blora tentang rencana pembangunannya.
Setibanya di Desa Medalem, mereka menjumpai deretan warga beserta motornya yang sedang antri ingin menyeberang ke Luwihaji. Sempat ada dialog singkat bersama masyarakat yang senang jika jembatan benar-benar dibangun. Keduanya yang masing-masing didampingi oleh OPD terkait lantas menuju rumah Kepala Desa Medalem untuk melanjutkan pembahasan jembatan sembari menikmati kuliner Ikan Jendhil khas Bengawan Solo.
Dalam kesempatan itu, Bupati Djoko Nugroho menyampaikan bahwa selama ini pertumbuhan ekonomi di Blora selatan yakni Kecamatan Kradenan, Kedungtuban, Randublatung dan Jati termasuk lambat karena akses yang terbatas.
"Blora bagian selatan seperti Kradenan ini merupakan daerah lumbung padi, namun pertumbuhan ekonominya lambat karena aksesnya terbatas. Ketika ingin menjual hasil panen ke Jatim harus memutar lewat Cepu yang jaraknya 40 kilometer lebih, padahal pembelinya banyak dari daerah Ngraho Bojonegoro dan sekitarnya. Jika disini ada jembatan maka jaraknya lebih pendek menjadi sekitar 10 kilometer saja. Betapa senangnya warga kita. Belum lagi soal akses pendidikan dan kesehatan. Selama ini mereka hanya pakai perahu yang bisa menyeberangkan motor saja," ungkap Bupati Djoko Nugroho.
Bupati yakin jika jembatan ini terwujud bisa memangkas biaya transportasi warga di kedua wilayah. Selain itu pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah juga akan semakin cepat. Jembatan ini menjadi akses penghubung Pasar Menden Kradenan menuju Pasar Ngraho. Warga di empat Kecamatan tadi yang jumlahnya lebih dari 200 ribu jiwa juga akan merasakan dampak positifnya.
"Pak Presiden Jokowi selalu berpesan agar pertumbuhan ekonomi meningkat maka akses antar wilayah harus dibuka. Salah satunya ya ini. Komunikasi dengan Bu Anna Muawanah sudah berjalan baik. Kita ingin nanti pembangunannya dilakukan bersama namun proyeknya jadi satu," pungkasnya.
Setelah melihat sendiri kondisi lapangan dan mendengar penjelasan Bupati Djoko Nugroho, Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Muawanah pun langsung merespon dan meminta pembangunan jembatan ini bisa secepatnya dilakukan bersama.
"Kata Pak Bupati Blora ada empat Kecamatan di wilayah selatan yang bisa menikmati fungsi jembatan penghubung ini nanti. Begitu juga dengan Bojonegoro dimana keduanya saling membutuhkan. Pasti akan lebih nyaman pakai jembatan ketimbang perahu. Sehingga kami sepakat untuk mempercepat proses pembangunannya. Pengennya sih hari ini dimulai, tapi kan harus ada prosesnya seperti membuat kesepakatan bersama, semoga tahun depan bisa dimulai," ucap Dr. Hj. Anna Muawanah.
Usai melakukan pembahasan dan sepakat mempercepat pembangunan, Bupati Djoko Nugroho, bersama Wakil Bupati dan rombongan kembali mengantar Bupati Bojonegoro ke Desa Luwihaji dengan menyeberang Bengawan Solo. Di atas perahu sempat dilakukan foto bersama.
Sementara itu, Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman, M.Si menerangkan, setelah pertemuan kedua Bupati ini akan dilaksanakan pertemuan Sekda Blora dengan Sekda Bojonegoro untuk mematangkan rencana pembangunan. Selain didanai dua Kabupaten, ada usulan untuk dimintakan bantuan ke Kementerian PUPR.
"Mohon doa dan dukungannya semoga usaha kita berjalan lancar dan jembatan bisa segera dibangun untuk kepentingan masyarakat," ujar Wakil Bupati di sela peninjauan lapangan itu.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala DPUPR Kabupaten Blora, Bappeda Blora, Forkopimcam Kradenan dan Kepala Desa Medalem. Sedangkan Bupati Bojonegoro didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra, Bappeda, DPU, Forkopimcam Ngraho dan Kepala Desa Luwihaji.
Terpisah, Kepala Desa Medalem, Anik Juarti menyatakan dukungannya agar jembatan bisa segera dibangun. Terkait operasional perahu penyeberangan yang selama ini menyumbang pendapatan desa, nantinya akan difungsikan sebagai perahu wisata Bengawan Solo sehingga tetap menghasilkan. (humas blora | jo-ib)
Percepatan perencanaan pembangunan jembatan itu dilakukan Bupati Blora Djoko Nugroho bersama Wakil Bupati H.Arief Rohman, M.Si dengan mengajak langsung Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Muawanah ke Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Sabtu (17/11/2018).
Bupati Bojonegoro dijemput oleh Bupati Blora dan rombongan di Desa Luwihaji Kecamatan Ngraho, kemudian secara bersama sama turun ke Sungai Bengawan Solo dan menyeberang ke Desa Medalem Kecamatan Kradenan menggunakan perahu sederhana yang setiap harinya digunakan masyarakat setempat sebagai alat transportasi.
Di atas perahu terjadi dialog antar pimpinan dua Kabupaten beda Provinsi ini. Bahkan Bupati Bojonegoro mengapresiasi upaya Pemkab Blora yang ingin secepatnya membangun jembatan dan ngevlog bersama Bupati Blora tentang rencana pembangunannya.
Setibanya di Desa Medalem, mereka menjumpai deretan warga beserta motornya yang sedang antri ingin menyeberang ke Luwihaji. Sempat ada dialog singkat bersama masyarakat yang senang jika jembatan benar-benar dibangun. Keduanya yang masing-masing didampingi oleh OPD terkait lantas menuju rumah Kepala Desa Medalem untuk melanjutkan pembahasan jembatan sembari menikmati kuliner Ikan Jendhil khas Bengawan Solo.
Dalam kesempatan itu, Bupati Djoko Nugroho menyampaikan bahwa selama ini pertumbuhan ekonomi di Blora selatan yakni Kecamatan Kradenan, Kedungtuban, Randublatung dan Jati termasuk lambat karena akses yang terbatas.
"Blora bagian selatan seperti Kradenan ini merupakan daerah lumbung padi, namun pertumbuhan ekonominya lambat karena aksesnya terbatas. Ketika ingin menjual hasil panen ke Jatim harus memutar lewat Cepu yang jaraknya 40 kilometer lebih, padahal pembelinya banyak dari daerah Ngraho Bojonegoro dan sekitarnya. Jika disini ada jembatan maka jaraknya lebih pendek menjadi sekitar 10 kilometer saja. Betapa senangnya warga kita. Belum lagi soal akses pendidikan dan kesehatan. Selama ini mereka hanya pakai perahu yang bisa menyeberangkan motor saja," ungkap Bupati Djoko Nugroho.
Setibanya di Desa Medalem, kedua Bupati jalan kaki bersama menuju rumah Kades untuk melakukan pembahasan percepatan pembangunan jembatan. (foto: dok-ib) |
"Pak Presiden Jokowi selalu berpesan agar pertumbuhan ekonomi meningkat maka akses antar wilayah harus dibuka. Salah satunya ya ini. Komunikasi dengan Bu Anna Muawanah sudah berjalan baik. Kita ingin nanti pembangunannya dilakukan bersama namun proyeknya jadi satu," pungkasnya.
Setelah melihat sendiri kondisi lapangan dan mendengar penjelasan Bupati Djoko Nugroho, Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Muawanah pun langsung merespon dan meminta pembangunan jembatan ini bisa secepatnya dilakukan bersama.
"Kata Pak Bupati Blora ada empat Kecamatan di wilayah selatan yang bisa menikmati fungsi jembatan penghubung ini nanti. Begitu juga dengan Bojonegoro dimana keduanya saling membutuhkan. Pasti akan lebih nyaman pakai jembatan ketimbang perahu. Sehingga kami sepakat untuk mempercepat proses pembangunannya. Pengennya sih hari ini dimulai, tapi kan harus ada prosesnya seperti membuat kesepakatan bersama, semoga tahun depan bisa dimulai," ucap Dr. Hj. Anna Muawanah.
Potrek keseharian warga Kradenan dan Ngraho yang sudah berpuluh tahun dihubungkan dengan perahu. Mereka ingin secepatnya bisa dibangun jembatan agar akses lebih nyaman dan aman. (foto: dok-ib) |
Sementara itu, Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman, M.Si menerangkan, setelah pertemuan kedua Bupati ini akan dilaksanakan pertemuan Sekda Blora dengan Sekda Bojonegoro untuk mematangkan rencana pembangunan. Selain didanai dua Kabupaten, ada usulan untuk dimintakan bantuan ke Kementerian PUPR.
"Mohon doa dan dukungannya semoga usaha kita berjalan lancar dan jembatan bisa segera dibangun untuk kepentingan masyarakat," ujar Wakil Bupati di sela peninjauan lapangan itu.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala DPUPR Kabupaten Blora, Bappeda Blora, Forkopimcam Kradenan dan Kepala Desa Medalem. Sedangkan Bupati Bojonegoro didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra, Bappeda, DPU, Forkopimcam Ngraho dan Kepala Desa Luwihaji.
Terpisah, Kepala Desa Medalem, Anik Juarti menyatakan dukungannya agar jembatan bisa segera dibangun. Terkait operasional perahu penyeberangan yang selama ini menyumbang pendapatan desa, nantinya akan difungsikan sebagai perahu wisata Bengawan Solo sehingga tetap menghasilkan. (humas blora | jo-ib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar