Minggu, 04 November 2018

Referendum Kaledonia Baru Sesuai Rencana

Buletinnusa
Referendum Kaledonia Baru Sesuai Rencana
Nouméa -- Pemungutan suara Minggu (4/11/2018) adalah peristiwa puncak dari proses dekolonisasi damai, yang memastikan pemindahan berbagai wewenang dari Prancis secara bertahap, untuk meningkatkan otonomi Kaledonia Baru.

Kekuasaan yang masih tersisa di tangan Prancis, dan yang akan dipilih oleh pemberi suara, adalah kuasa atas pertahanan, kepolisian, peradilan, kebijakan moneter, dan urusan luar negeri.

Dengan memilih merdeka, ini juga memungkinkan Kaledonia Baru untuk bergabung dengan PBB, seperti empat negara Melanesia tetangganya - Vanuatu, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Fiji.

Lebih dari 200 tempat pemungutan suara buka untuk 174.000 pemilih yang terdaftar, mengambil bagian dalam referendum ini.

(Baca juga: FNLKS Minta Komite Dekolonisasi PBB kirim Pemantau Referendum)

Beberapa kota di bagian utara pulau utama menyediakan bus gratis, untuk memungkinkan para pemilih di Nouméa kembali ke rumah mereka dan memberikan suara.

Menentang berbagai upaya untuk mendorong partisipasi, adalah partai Labour Party kecil, yang telah menyarankan pendukungnya, agar tidak menghadiri referendum hari ini dan alih-alih ‘pergi memancing’.

Meskipun kampanye menjelang momen ini cukup damai, namun ada kecemasan tentang apa yang terjadi setelahnya.

Namun bagi, Antoine Thale, seorang anak muda orang Kanak yang berbaris sebagai salah satu pemilih pertama di Balai KotaNouméa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sebagai pengamanan tambahan, 350 polisi anti-huru-hara Prancis telah berada di Kaledonia Baru sejak pertengahan Oktober.

(Baca juga: PBB Tunggu Delegasi Baru New Caledonia Bahas Referendum)

Selama akhir pekan itu, ada larangan penjualan alkohol dan membawa senjata atau amunisi hingga esok harinya.

Nouméa juga telah membatalkan kunjungan suatu kapal pesiar, yang direncanakan untuk tiba hari Minggu kemarin, konon karena tidak ingin mengganggu kegiatan pemungutan suara.

Penghitungan suara diperkirakan akan cepat, dengan hasil awal diumumkan satu jam setelah ditutup. Harapannya adalah dalam waktu empat jam, hasil akhir yang resmi sudah akan diketahui.

Istana kepresidenan Prancis, Istana Élysée, telah mengumumkan bahwa lima jam setelah pemungutan suara ditutup, Presiden Emmanuel Macron akan memberikan pidato lewat televisi.

Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe, yang sekarang sedang berkunjung ke Vietnam, akan tiba di Nouméa besok pagi - dua jam setelah ketua badan pengawas, Francis Lamy, dijadwalkan untuk mendeklarasikan hasil yang resmi. (RNZI)

Simak juga berikut ini:
  1. RI Sambut Baik Persiapan Referendum Kemerdekaan Kaledonia Baru
  2. Kanaky Referendum, ULMWP Berdiri dalam Solidaritas dengan New Caledonia

Copyright ©RNZ | Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar