Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Harga telur ayam ras di Piru, ibu kota kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku saat ini turun dari Rp320.000 per ikat (180 butir) menjadi Rp310.000 per ikat.
Salah seorang pedagang di Piru, Kong, dihubungi dari Ambon, Rabu (19/6), membenarkan, turunnya harga telur ayam ras dibandingkan pekan lalu.
"Turunnya harga telur ayam ras ini karena stok cukup banyak, sedangkan permintaan relatif kurang," ujarnya.
Dia mengemukakan, sebenarnya menjelang perayaan Idul Fitri 1440 Hijriah harga telur ayam ras produksi peternak desa Hatusua, kabupaten SBB sempat turun dengan bervariasi Rp290.000 - Rp300.000 per ikat, sedangkan per rak saat ini juga stabil yakni Rp55.000.
Pengadaan telur ayam ras dari para peternak di desa Hatusua, kabupaten SBB, sekali beli 100 ikat.
Hanya saja, produksi para peternak telur ayam ras di desa Hatusua masih terbatas, makanya sering stok berkurang sehingga mempengaruhi harganya, di mana pada akhir Mei 2019 melonjak hingga Rp335.000 per ikat.
Telur ayam ras produksi peternak di desa Hatasua dibeli sejak 2018 karena kualitasnya baik, tidak busuk atau pecah saat tiba di Piru.
"Jarak tempuh Piru - Hatusua hanya sekitar 40 menit sehingga kualitas produksi telur dari sana terjamin," kata Kong.
Disinggung pemasokan telur dari para agen di Ambon, ibu kota provinsi Maluku, dia menjelaskan, membutuhkan anggaran besar dibandingkan pengadaan dari desa Hatusua.
"Bayangkan kalau pengadaan telur ayam ras dari Ambon, maka perlu mengeluarkan ongkos transportasi ke dermaga penyeberangan feri Hunimua, desa Liang, pulau Ambon - Waipirit, kabupaten SBB maupun tiket ferry, ongkos buruh. Apalagi, telur sering busuk atau pecah bila sudah tiba di Piru," ujar Kong.
Disinggung harga bawang, baik putih maupun merah, dia menjelaskan, pekan ini mengalami kenaikan yakni masing - masing Rp47.000 per Kg, menyusul pekan lalu masing - masing Rp45.000 per Kg.
"Harga bawang, terutama putih yang diimpor dari China dan bawang merah produksi para petani di Surabaya, Jawa Timur diinformasikan distributor di kota Ambon bakal mengalami kenaikan karena stok berkurang," kata Kong. (MP-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar