Kamis, 22 November 2018

Polisi PNG kepung gedung parlemen akibat tunjangan APEC

Buletinnusa
Polisi PNG kepung gedung parlemen akibat tunjangan APEC
Jendela-jendela dan pintu Gedung Parlemen PNG dihancurkan oleh sebagian dari pasukan keamanan - ABC News.
Port Moresby -- Ratusan anggota kepolisian dan pasukan keamanan Papua Nugini, telah menyerang gedung parlemen di Port Moresby, meninggalkan kerusakan pada gedung itu, Selasa lalu (21/11/2018).

Menurut pemahaman ABC News, kelompok tersebut marah karena tidak menerima tunjangan, yang dijanjikan kepada mereka untuk bekerja dalam kegiatan APEC, yang rampung akhir pekan lalu.

Jendela-jendela dipecahkan, bingkai-bingkai lukisan dan gambar dilepaskan dari dinding, pot-pot tanaman didorong hingga berserakan, dan sejumlah sistem keamanan juga dihancurkan.

Ada laporan yang beredar tentang penjarahan dan kerusuhan di beberapa bagian di kota itu, dengan rekaman video yang menunjukkan orang-orang berlarian di jalanan.

Kendaraan-kendaraan di jalan-jalan diperintahkan untuk berputar kembali, media yang berusaha merekam kejadian itu diancam oleh polisi.

(Lihat ini: Pertemuan APEC di PNG Gagal Hasilkan Kesepakatan Bersama)

Sekitar 10 mobil polisi diparkir di luar Parlemen, dan sekitar lima kendaraan terlihat berkumpul di depan gedung parlemen.

“Yang saya tahu adalah bahwa anggota-anggota pasukan disciplinary telah berkumpul dan sekarang berada di Parlemen - sebagian dari mereka, tidak semuanya,” menurut komisioner bagian pelayanan pemasyarakatan PNG, Stephen Pokanis.

“Kejadian ini berkaitan dengan keluhan atas upah mereka.”

Ketika dia diwawancarai ABC melalui telepon, Pokanis mengatakan, dia tidak berada di Parlemen, tetapi ia dalam perjalanan ke sana untuk menilai situasi.

“Mereka menuntut untuk dibayar sekarang, itu sebabnya mereka mendatangi Gedung Parlemen,” katanya.

ABC News juga berbicara kepada beberapa anggota parlemen di dalam gedung itu, beberapa di antaranya mengatakan mereka mengunci diri di dalam kantor karena risau akan keselamatan mereka.

(Simak ini: AS Ingatkan Negara Kecil Tak Tergoda Proyek Jalur Sutra China)

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengatakan mereka juga memantau situasi di Port Moresby.

Gubernur Port Moresby, Powes Parkop, mengatakan kericuhan itu sudah berada di bawah kendali, dan keluhan-keluhan terkait pasukan keamanan yang menyerbu Parlemen sedang diselesaikan.

Pasukan tentara menjaga gedung itu sepanjang malam.

“Kita dengar di luar ada keributan, dan kaca-kaca pecah berserakan, perabotan dihancurkan,” kata anggota parlemen dari blok oposisi, Bryan Kramer, kepada ABC dari dalam gedung Parlemen.

Suatu pertemuan telah diadakan di parlemen antara Perdana Menteri, Peter O'Neill, Komisaris Polisi, Gari Baki, Menteri APEC Justin Tkatchenko, Jaksa Agung, dan lain-lain.

Beberapa anggota media juga dikawal di gedung, dan diperintahkan untuk menunggu di luar ruang rapat dan tidak merekam gambar apa pun.

Sejak saat itu, Post Courier melaporkan, Pemerintah PNG menegaskan telah memberikan 1.800 Kina kepada 5.400 personel keamanan, Rabu kemarin (21/11/2018), menyusul negosiasi antar-kedua belah pihak. (ABC News)

(Baca juga: Presiden Jokowi Tiba di Papua Nugini Hadiri KTT APEC)


Copyright ©ABC News | Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail 📧: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar