Gubernur Ganjar Pranowo membuka peringatan Hari Pangan Sedunia ke 38 tingkat Jawa Tengah di Alun-alun Blora, Jumat (26/10/2018). (foto: dok-ib) |
Sebelum dibuka, Bupati Djoko Nugroho dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada Gubernur Jateng, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan RI, dan seluruh tamu undangan di Kabupaten Blora.
“Kami senang bisa menjadi tuan rumah Hari Pangan Sedunia ke XXXVIII tingkat Jawa Tengah. Momentum ini kami manfaatkan untuk mempromosikan potensi Blora, yang tidak hanya kayu jati saja. Namun juga banyak potensi sayur, umbi dan buah-buahan unggulan yang tumbuh di Blora,” ucap Bupati.
Menurut Bupati, saat ini Blora telah surplus beras. Hanya 30 persen hasil panen yang dikonsumsi dalam daerah. Selebihnya dikirim keluar daerah bahkan luar negeri. Begitu juga dengan jagung yang menempati urutan kedua di Jawa Tengah setelah Grobogan.
Tak hanya itu, Bupati juga menyampaikan potensi hortikultura seperti kedelai, cabai merah, bawang merah, aneka buah-buahan unggul seperti kelengkeng, durian, alpukat, pepaya dan lainnya.
“Tolong dibantu agar Kabupaten Blora bisa lebih swasembada pangan. Kami ingin ada Pabrik Pakan Ternak di Blora karena hasil jagung melimpah. Kalau ada investor tolong Pak Gubernur ditempatkan di Blora saja,” pintanya.
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo ketika memberikan sambutan menginginkan Blora kedepan bisa menjadi lumbung pangannya Jawa Tengah. Berbagai langkah akan dilakukan untuk mewujudkan itu, diantaranya memaksimalkan fungsi hutan sebagai lahan bercocok tanam tanpa harus merusaknya.
“Blora sangat bisa menjadi lumbung pangan, hanya saja kendalanya karena sebagian wilayahnya berupa hutan. Maka disini kita harus bisa memanfaatkan hutan untuk menanam tanaman pangan. Saya teringat 2015 lalu bersama Pak Jokowi panen jagung di bawah tegakan hutan jati Blora, itu adalah salah satu contoh pemanfaatan lahan hutan untuk tanaman pangan, forest for food. Hutan tidak hanya menghasilkan kayu saja, namun juga bahan pangan,” papar Ganjar Pranowo.
Mengajak generasi muda untuk mengonsumsi bahan pangan lokal yang gizinya tinggi dan menyehatkan. (foto: dok-ib) |
Kepada generasi muda, Gubernur berpesan agar anak-anak lebih dikenalkan dengan poteni makanan lokal yang lebih bergizi ketimbang makanan olahan yang serba instan. Ganjar mengatakan bahwa di Indonesia ini ada dua jenis makanan yang paling disukai, yakni mie dan biskuit. Padahal bahan dasar keduanya itu tidak dari Indonesia. Sehingga harus dikurangi dan kenalkan anak-anak kita pada potensi makanan lokal, sayuran serta buah buahan.
“Ini jadi PR kita semua, bahwa anak-anak generasi penerus masih banyak yang tidak tahu potensi makanan lokal. Untuk mewujudkan kedaulatan pangan dari pangan lokal, kita harus menanamkan kesadaran dan pengetahuan potensi makanan lokal pada mereka,” tegas Ganjar Pranowo.
Di sela sambutannya saat pembukaan, ia pun memanggil dua pelajar untuk naik panggung melakukan tanya jawab tentang pengetahun potensi pangan lokal berupa umbi-umbian dan sayuran.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan RI, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng yang hadir dalam kesempatan ini, turut mengapresiasi kemajuan Kabupaten Blora dalam hal ketahanan pangan. Pria yang juga kelahiran Blora ini merasa senang karena tanah kelahirannya kini sudah banyak kemajuan.
“Hari Pangan Sedunia yang kita peringati rutin setiap tahun ini menjadi tonggak bangkitnya potensi pertanian untuk ketahanan pangan. Tidak hanya meningkatkan produksi bahan pangan saja, namun juga inovasi serta teknologinya. Kami dari BKP siap membantu Blora untuk pembangunan di bidang ketahanan pangan,” ujarnya.
Turut hadir dalam pembukaan jajaran Pemprov Jateng, Forkopimda Blora beserta istri, Bupati/Walikota se Jawa Tengah, serta perwakilan OPD terkait.
Usai pembukaan dilakukan peninjauan stand pameran yang diikuti oleh 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah di kawasan Alun-alun dan Jl.Pemuda. Pameran menyajikan aneka kuliner, buah-buahan, sayuran, bibit tanaman, kerajinan hingga peralatan pertanian. (res-ib |sumber: humas blora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar