Kepala Dinsos P3A Blora, Sri Handoko S.Sos, M.Si menjelaskan tahapan penyaluran BPNT melalui e-Warong dalam sosialisasi yang digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora. (foto: dok-ib) |
Sebagai upaya kesiapannya, 320 orang calon pelaku E-Warong pada hari Senin (22/10/2018) kemarin dikumpulkan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora untuk diberikan pemahaman dan sosialisasi dari Dinsos P3A dan BNI 46 Cabang Cepu sebagai bank penyalur.
Kepala Dinsos P3A Kabupaten Blora Sri Handoko S.Sos, M.Si mengungkapkan, ratusan warung tersebut telah selesai verifikasi. Nantinya e-Warong tersebut akan melayani Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Blora dalam memenuhi kebutuhannya. Mulai dari telur dan beras.
“Setiap e-Warong, nanti akan melayani 250 KPM. Setiap KPM bisa menukarkan belanja beras dan telur, tidak boleh diuangkan,” kata Sri Handoko, S.Sos, M.Si.
Dia menambahkan, secara prinsip program rastra tak ada yang berubah hanya beralih fungsi saja. Penunjukan e-Warong nantinya digunakan penukaran belanja beras atau telur. Dengan komposisi nilainya yang diberikan setiap KPM sebesar Rp 110 ribu.
“Hari ini (kemarin-red) alat Electronic Data Capture (EDC) dari Bank BNI telah dibagikan. Sehingga saat waktunya nanti dapat melayani KPM,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Djoko Nugroho meminta tidak memperbanyak suplayer. Sehingga harga barang di masyarakat bisa ditekan. Untuk barang yang bakal dijual di e-Warong sendiri harus dari lokal Blora. Tidak diperkenankan mengambil barang dari luar Blora.
“e-Warong ini bagus. Kalau dulu bantuan berbentuk tunai, sekarang pakai voucer. Selanjutnya di tukar dengan beras dan telur. Nominalnya Rp 110 ribu,” ucap Bupati.
Bupati berharap, semua yang diperuntukkan penerima manfaat berasal dari Blora. Sehingga kartu yang di keluarkan nanti akan bisa bermanfaat.
“Semua suplayer barangnya harus dari Blora. Kalau ada yang dari luar Blora saya tutup warungnya,” tegas Bupati.
Menurutnya, kartu ini bisa di pakai dimana saja. “Tapi saya minta di gunakan di masing masing tempat (desa). Jangan di salahgunakan. Ini penting bukan sepele,” pintanya.
Bupati juga meminta untuk yang punya e-Warong agar memberi tahu kepada masyarakat. Sehingga tidak terjadi salah faham.
“Jangan memperpanjang rantai suplayer nanti kasihan masyarakat karena pasti harga mahal juga. Kalau bisa, dari warga untuk warga lagi. Terlebih tentu petani yang dirugikan. Saya minta semua waspada rantai suplayer. Kalau dikelola Bumdes, harus dari petani ambilnya. jangan dari pengusaha,” pungkasnya.
Sosialisasi selain dihadiri 320 pemilik e-Warong, juga dihadiri para Camat se Kabupaten Blora. (res-ib | humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar