Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto, S. IK. MH |
"Kita sadari bahwa perekat bangsa ini adalah Pancasila," kata Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto ketika ditemui di lokasi pemalangan di jalan Cendrawasih, Sabtu (1/6).
Baca juga: Peringati 1 Mei, Benhur Tommy Mano: Tidak Boleh Ada Negara dalam Negara
Sebab. Kata dia, masyarakat Indonesia sangat heterogen yang mana terdapat 17 ribu pulau yang terbentang dari pulau Sabang di wilayah paling ujung Barat Indonesia dan Merauke yang berada di wilayah paling timur Indonesia, dan terdapat lebih dari 500 suku dan lebih dari seribu lebih bahasa dan ditambah dengan perbedaan keyakinan
"Kita terdiri dari masyarakat yang sangat heterogen, ribuan pulau, suku bangsa dan bahasa daerah terdiri dari pulau-pulau yang dibatasi oleh samudra dan laut ditambah lagi dengan keyakinan," terangnya.
Baca ini: Pemkab Jayawijaya Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila di Situs Sejarah Pepera
Melihat perbedaan tersebut, tentunya mempunyai permasalahan tersendiri yang dialami bangsa Indonesia, namun dengan adanya pancasila sebagai perekat persatuan dan kesatuan dan bisa menyatukan perbedaan tersebut.
"Disini kompleks masalahnya, dan perekatnya tidak lain adalah pancasila baik satu sampai lima yang saling bertautan," jelasnya.
Salah satu contoh. Kata Kapolres, adanya gangguan keamanan dari luar, seperti adanya kelompok teroris ISIS adanya isu pembentukan negara khilafa, ditambah dengan adanya gangguan dari dalam seperti adanya isu referendum atau melepaskan diri dari NKRI seperti di wilayah Provinsi Aceh, Provinsi Papua.
"Dan ada gangguan internal dan eksternal yang mana gangguan eksternal dari gangguan Isis daj khilafa dan gangguan internal itu dari ada beberaoa daerah yang menginginkan referendum," terangnya.
Baca juga: Di Kota Jayapura, Ribuan Orang Peringati Kembalinya Irian Barat ke NKRI
Oleh sebab itu, memperingati hari lahirnya Pancasila, dirinya mengajak seluruh masyarakat Indonesia terlebih khusus masyarakat Mimika untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan didalam bingkai NKRI, walaupun adanya perbedaan.
"Kembali kita mengetuk pintu hati seluruh masyarakat Indonesia, bahwa meskipun kita berbeda kepentingan, beda suku, daerah budaya tapi kita disatukan dalam bingkai NKRI," ungkapnya. (Ricky).
Copyright ©Pasific Pos "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar