Sabtu, 01 Juni 2019

Pemkab Jayawijaya Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila di Situs Sejarah Pepera

Buletinnusa
Pemkab Jayawijaya Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila di Situs Sejarah Pepera
Suasana upacara Hari Lahir Pancasila di Distrik Silo Sukarno Doka, salah satu monumen situs sejarah Pepera tahun 1969 di pegunungan tengah Papua. (Foto IST)
Wamena – Pemerintah Kabupaten Jayawijaya bersama TNI-Polri dan masyarakat di Kabupaten Jayawijaya menggelar upacara bendera memperingati hari lahirnya Pancasila pada Sabtu, 1 Juni 2019.

Upacara yang dipimpin langsung Bupati Jayawijaya Jhon R. Banua ini digelar di tempat yang berbeda dari dari biasanya, yakni di Distrik Silo Sukarno Doka. Tempat ini merupakan salah satu monumen situs sejarah Pepera tahun 1969 di pegunungan tengah Papua.

Menurut Bupati Jayawijaya Jhon R. Banua, Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan. Sebab keragaman kondisi geografis, flora, fauna hingga aspek antropologi dan sosiologi masyarakat.

“Hanya dapat dirajut dalam bingkai kebangsaan yang inklusif, serta proses internalisasi sekaligus pengalaman nilai-nilai pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Jhon.

Jhon juga mengatakan, mengapa upacara peringati kelahiran Pancasila ini bersama TNI-Polri, ASN, masyarakat kali ini sengaja dilakukan ke daerah di luar Kota Wamena, yaitu di monumen situs bersejarah di Distrik Silo Sukarno.

“Hal itu sebagai bentuk penghargaan pemerintah kepada tokoh-tokoh Pepera dan selanjutnya nanti di hari-hari besar yang lain akan dilaksanakan pada tempat berbeda karena masih ada beberapa tugu sejarah di wilayah Kabupaten Jayawijaya ini,” ungkap Jhon.

Baca Juga: Pangdam XVII Cenderawasih Dinobatkan Sebagai Kepala Suku Besar Pegunungan Tengah Papua

Menurut Jhon, di Kabupaten Jayawijaya ini ada tiga monumen tugu Pepera, yaitu di Silo Sukarno Doga, Tugu Pepera Kurulu di Kota Wamena, dan Ukumiarek yang ada di Distrik Asotipo.

“Tugu ini juga bukan saja bersejarah bagi masyarakat Jayawijaya, tetapi pada umumnya masyarakat pegunungan yang dulu berada di bawah Kabupaten Jayawijaya. Sebab delapan kabupaten ini sebelum pemekaran, orang-orang tua ini (Silo Sukarno Doga serta yang lain), yang berjuang untuk Pepera di wilayah pegunungan tengah Papua,” jelas Jhon.

Sehingga, kata Jhon, dilakukannya upacara di Silo Sukarno Doga ini untuk mengenang jasa para tua adat pelaku Pepera. “Sehingga, hal ini ASN juga yang belum tahu tempat ini bisa semua jadi tahu, bahwa disini ada patung bersejarah yang perlu dijaga kedepan, agar orang-orang tua sebagai pelaku sejarah ini dihargai generasi muda kita,” harapanya.

Menurut Jhon, akses jalan ketempat seperti ini akan menjadi prioritas pemerintah untuk dibangun. Sehingga langka awal pekerjaaan jalan telah dilakukan dari Distrik Silo Karno, Musatfak, hingga Muai. Sehingga selanjutnya akan di tingkatkan dan diaspal.

Baca Juga: Hentikan Rekayasa untuk Mendegradasi Hak Hidup Orang Balim dan West Papua

Kepala Suku, Alex Silo Doga mengatakan, dirinya mengapresiasi kepada pemerintah daerah Kabupaten Jayawijaya dan TNI-Polri atas kepeduliannya kepada situs sejarah ini dengan melakukan upacara di sini. “Ini merupakan situs sejarah Pepera sejak tahun 1960-an. Jadi jika upacara peringatan hari Pancasila disini, jelas sangat benar,” katanya.

Alex yang merupakan salah satu tokoh dan kepala suku besar di wilayah pegunungan tengah Papua, khususnya Lembah Baliem. Alex juga merupakan tokoh yang pertama kali bertemu Sukarno pada tahun 1960-an setelah Pepera, sehingga hari-hari nasional harus juga diperingati disini.

“Kami meminta pemerintah daerah juga tolong perhatikan tokoh-tokoh pejuang yang ada di daerah pegunungan ini, terutama keluarga dan anak cucunya yang tak punya rumah, tolong diperhatikan. Intinya perhatikan kesejahteraannya karena mereka selalu berteriak kepada pemerintah itu karena haus pembangunan,” tutur Alex.


Copyright ©Kabar Papua "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar