Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Maluku menilai, pengembangan pembangunan sarana-prasarana di Kota Ambon buruk. Hal itu disebabkan, perbaikan trotoar yang saat ini berlangsung, justru semakin menyulitkan untuk diakses bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik atau penyandang Disabilitas.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah HWDI Maluku, Mince Rumlaklak mengatakan, kota Ambon merupakan salah satu dari enam kota di Indonesia yang terpilih sebagai kota ramah Disabilitas. Naasnya, fasilitas umum seperti trotoar justru membuat penyandang disabilitas semakin sulit beraktifitas. Khususnya penyandang disabilitas yang menggunakan tongkat dan kursi roda sebagai alat bantu gerak.
"Kota Ambon jadi salah satu kota inklusif dari enam kota di Indonesia sejak 2016 lalu, otomatis Ambon harus menjadi kota yang ramah bagi disabilitas. Tapi akses bagi disabilitas tidak sesuai, khususnya bagi pemakai tongkat dan kursi roda. Dimana struktur trotoar saja tidak dapat digunakan, yakni tingginya terlalu menyulitkan bahkan dapat mengakibatkan kecelakaan," ujarnya di Ambon, Senin (3/12).
Diungkapkan Mince, dirinya bahkan sering menyuarakan persoalan tersebut ke pemerintah. Alhasil, perbaikan trotoar bukan disesuaikan dengan kebutuhan penyandang Disabilitas. Namun justru membatasi akses penyandang Disabilitas.
“Ironisnya, guna mewujudkan kota ramah Disabilitas, Pemerintah kota Ambon pernah melakukan studi banding ke kota Padang, namun berbagai informasi serta gambaran kota Inklusif justru tak terealisasi hingga saat ini,” katanya
Menurut Mince, hak penyandang Disabilitas di kota Ambon sangat terdiskriminasi. Padahal negara menjamin kebebasan dan kesejahteraan penyandang Disabilitas, karena punya hak yang sama sebagai warga Negara Indonesia.
"Sekali lagi yang sangat saya sesali, dimana kami dan suara kami tak pernah didengar dan tak terlihat oleh pemerintah. apakah mungkin pemerintah harus menjadi tuli atau buta agar bisa merasakan apa yang kita rasakan,"ungkapnya.
Mince berharap, Pemerintah lebih meningkatkan perhatian bagi penyandang disabilitas. Dimana dari berbagai kekurangan fisik, mereka masih memiliki bakat serta kemampuan lainnya yang mampu mensukseskan nama bangsa.
"Kehadiran kita jangan hanya dipandang sebagai manusia yang tak sempurna. tapi lihatlah, dibalik ketidaksempurnaan itu. Kami memiliki potensi yang mungkin mampu melebihi manusia normal lainnya. Serta mampu mengharumkan nama daerah bahkan bangsa di dunia, bukan hanya satu aspek namun seluruh aspek kehidupan," tandasnya.
Untuk diketahui, perayaan hari Disabilitas Internasional diselenggarakan di Aula RRI Ambon atas kerja sama HWDI dan RRI. Serta melibatkan seluruh siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan menggelar pagelaran seni serta dialog dengan tema "Stop Diskriminasi bagi penyandang Disabilitas", serta menghadirkan LSM perempuan dan anak serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Maluku. (MP-8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar