Buletinnusa
Dobo, Malukupost.com - Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2018 sesuai Peraturan Daerah nomor 8 tahun 2018 tentang retribusi perikanan sebesar Rp12,5 miliar ternyata melebihi target yang ditetapkan yakni mencapai Rp13 miliar
"Penerimaan dari sektor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru, target kita untuk tahun 2018 sebesar Rp12.5 miliar, tapi puji Tuhan awal September 2018 kita sudah tembus 13 miliar, maka APBD perubahan retribusi akan kita naikan menjadi Rp15.miliar," ujar kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru J. Gutandjala di Dobo, Senin (3/12).
Menurut Gutandjala, sesuai kondisi aktifitas usaha perikanan yang terjadi di Kepulauan Aru saat ini, pihaknya sangat beroptimis untuk target PAD Tahun 2019 bisa dinaikan mencapai pada Rp15 miliar sesuai yang ditargetkan.
"Namun berdasarkan kondisi aktifitas usaha perikanan yang terjadi saat ini saya sangat optimis akan melebihi target perubahan lagi, bahkan saya beroptimis untuk mencapai 20 miliar," ungkapnya
Dijelaskan GutandjaIa, dilihat dari perkembangannya sekarang ini dari kementerian Kelautan dan Perikanan telah menertibkan administrasi dan perlengkapan serta izin kapal namun hingga kini izin tersebut belum dikeluarkan. Pihaknya sangat bersyukur karena di Dobo Kabupaten Kepulauan Aru kini telah ada pelabuhan singgah sekaligus pelabuhan bongkar muat, sehingga kapal Nelayan yang mencari ikan di Laut Aru dan Laut Arafura dapat berlabuh pada pelabuhan tersebut untuk pelaksanaan bongkar muat ikan, sehingga dari situlah pihaknya dapat menarik retribusi pelabuhan perikanan serta pembongkaran ikan demi menambah income atau pendapatan bagi daerah Aru tercinta ini.
"Dobo merupakan pelabuhan singgah dan pelabuhan bongkar muat, Nah disitu berdasarkan perda maka kita menarik retribusi. Selain itu, setiap tahun terjadi peningkatan terus, karena memang setiap tahun armada selalu bertambah," tandasnya.
Diungkapkan Gutandjala, pada dua tahun terakhir kapal berukuran 30 Gt lagi melakukan aktifitas pencarian di laut Aru serta melakukan bongkar muat pada Pelabuhan Perikanan sebanyak dua ratus hingga tiga ratusan kapal, sehingga ia berharap bagaimana Pemerintah dapat melihat kapasitas Pelabuhan Perikanan Pantai untuk aktifitas mulai.dari bongkar muat ikan, Bahan Bakar (BBM) dan Ransum yang membuat nelayan tersebut merasa nyaman.
“Saya berharap kedepan bukan hanya sebanyak tiga ratus kapal tersebut, namun jika di butuhkan maka kapal yang akan melakukan hal tersebut sehingga jumlah kapal- kapal tersebut bisa bertambah hingga enam ratusan kapal," katanya.
“Kita tahun bahwa pada dua atau 3 tahun sebelumnya armada diatas 30 gt belum sampai 200 kapal, sekarang sudah mencapai kisaran 300 kapal, tinggal bagaimana kita melihat kapasitas pelabuhan perikanan pantai yang ada di kota Dobo ini untuk aktifitas mulai dari bongkar muat, kebutuhan BBM dan ransum bisa nyaman,” katanya lagi.
Gutandjala menambahkan, penarikan retribusi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru juga menarik retribusi dari pada udang serta Telur ikan. Retribusi per komoditi, jadi jenis ikan tidak sama, misalnya ikan momar tidak semahal ikan kakap merah.
“Kita menghitung sesuai harga patokan ikan dan kita menarik retribusi 25% dari harga patokan ikan tersebut.Telur ikan terbang merupakan Komoditi yang paling banyak menarik Restribusi atau PAD untuk Kabupaten ini," pungkasnya. (MP-16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar