Buletinnusa
Tual, Malukupost.com - Sekretaris Majelis Pekerja Klasis (MPK) Gereja Protestan Maluku (GPM) Pulau-pulau Kei Kecil dan Kota Tual, Pendeta Ny. I.J.K. Kolyaan S.Th, mengatakan persidangan jemaat yang diselenggarakan tiap tahun sebagai sebuah sidang gerejawi adalah lembaga pengambilan keputusan tertinggi di tingkat jemaat yang bertugas mengevaluasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan rencana strategis (renstra).
“Sebagai gereja yang memiliki tradisi bersidang yang merangkul seluruh umat dan pelayan, maka diharapkan peserta persidangan ke-39 ini dapat memberikan kontribusi-kontribusi pikiran yang positif dalam mengembangkan pelayan baik di jemaat ini, klasis maupun sinode, tahun ini, kualitas pendidikan yang menjadi prioritas perhatian kita untuk menciptakan kesejahteraan dan keutuhan bangsa demi hidup yang berkelanjutan yang semakin bermutu” ujar Kolyaan dalam sambutannya pada Pembukaan Persidangan Jemaat GPM Kota Tual Ke-39 Tahun 2019, hari ini digelar dan dipusatkan di Gereja Sion Tual, Minggu (10/2).
Menurut Kolyaan, kualitas pendidikan yang dimaksud adalah mencakup pendidikan formal maupun non formal, akan menjadi tanggung jawab bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dimulai dari pendidikan di dalam keluarga sebagai basis utama pendidikan dalam masyarakat dan selanjutnya bagi gereja dan masyarakat.
“Sebagai pimpinan gereja, kami sangat mengharapkan agar persidangan dilaksanakan dengan mengedepankan tugas-tugas dimaksud agar arah perencanaan gereja kita, berjalan berjalan bersama sebagai satu institusi dapat tercapai dengan baik di tingkat jemaat, klasis dan sinode,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat (MJ) GPM Tual, Pdt. Jan Tipialy menyatakan sub tema persidangan pada tahun 2019 lebih memberikan aksentuasi pada kualitas pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan keutuhan bangsa. Dan masalah pendidikan akan menjadi prioritas adalah pendidikan dalam keluarga yang menjadi elemen penting untuk membangun kesadaran kolektif.
“Pendidikan keluarga yang baik akan menghasilkan anak-anak atau generasi yang berkarakter, generasi yang tangguh, generasi yang mempunyai budi pekerti yang luhur. Karena itu gereja selalu meningkatkan dan terus mendorong pembinaan keluarga (Binakel),” tegasnya.
Tipialy menandaskan, pendidikan merupakan satu corak untuk mengantisipasi dan mencapai cita-cita dan masa depan. Sehingga masalah pendidikan akan menjadi fokus utama.
“Yang pada gilirannya dapat mengurangi berbagai persoalan yang sering terjadi dalam masyarakat seperti kemiskinan, ketertinggalan, kebodohan serta berbagai bentuk kejahatan yang terjadi dalam masyarakat. Dengan pendidikan yang baik, maka kita dapat mengantisipasi berbagai upaya untuk memecah belah persatuan sesama bangsa,” pungkasnya.
Tipialy menghimbau seluruh jemaat GPM Kota Tual agar terus bersatu dan menjaga persatuan antar sesama dalam semangat hidup kearifan lokal yakni ain ni ain, manut ain mehe ni tilur ne wuut ain mehe ngifun. (MP-15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar