- Alasan pertama, karena kami mengaku diri berjuang untuk bangsa Papua, untuk hak-hak OAP, dan salah satu hak OAP itu hak untuk diampuni dan dilupakan, sehingga mereka tidak terancam nyawa dan hidup mereka dengan alasan apa pun.
- Alasan kedua, karena tindakan menyalahkan dan mencelakakan sesama OAP adalah perbuatan “ego”, yang mencelakakan “diri” sendiri. Dosa akan lahir, perbuatan bersalah akan terus melekat, nyawa mereka akan terus membalas dan menuduh kita bersalah, penipu karena mengaku membela bangsa Papua tetapi untuk tujuan itu malah mencelakakan, menceritakan, menggosipkan atau membunuh OAP sendiri.
Lalu perntayaanya ialah,
Maka jawabannya tetap, tegas, satu dan sama, yaitu “Ampuni” dan “Lupakan”. Kita ingat apa yang dilakukan Yesus di kayu Salib, saat manusia jahat menyalibkan dia. Salah satu kata yang sring diucapkan dan dikhorbahkan ialah “ "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. ” (Kitab Suci Agama Kristen, Injil Lukas 23:34).Bagaimana kalau mereka mencelakakan nyawa kita?
Laurentz Dloga, salah satu tokoh revolusi West Papua, yang berhasil mendirikan Organisasi perjuangan Papua Merdeka dibunuh oleh pasukkan pengawalnya sendiri di Markas Victoria waktu itu. Sebelum dia dibunuh oleh pasukan pengawalnya sendiri, dia memintakan kepada mereka untuk berdoa. Dalam doanya almarhum katakan, “Ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat!”. Setelah itu alharhumpun berpesan, bahwa “Laurentz-laurentz lain akan lahir dan akan meneruskan revolusi ini, sampai Papua Merdeka!”
Nelson Mandela, setelah dipenjarakan puluhan tahun, begitu keluar dari penjara, dia katakan pemerintahan Afrika Selatan dibentuk dengan melibatkan semua orang, orang hitam, orang putih. Kaum kulit putih yang tadinya menyiksa, mengejar, memenjarakan, membunuh orang hitam, termasuk mandela sendiri, “Dia ampuni! dan lupakan!’
Apalagi yang dibutuhkan oleh OAP dari sesama OAP? Mari kita hargai diri kita sendiri! Tempatkan martabat kita sendiri! Tinggikan martabat kita! Dengan cara saling mengampuni dan saling melupakan. Karena hanya dengan “cinta-kasih”, tembok pemisah akan runtuh, tembok benci-dendam akan hancur, belenggu penjajahan akan runtuh, NKRI akan gulung tikar dari Tanah Papua.
Posted by: Admin
Copyright ©Yikwanak Kole (fb) "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar