Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Wakil Wali (Wawali) Kota Ambon, Maluku, Syarif Hadler meminta warga untuk meningkatkan budaya "kalesang" (merawat, melestarikan) dalam menjaga potensi sumber daya air, sehingga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Kalesang menjadi kunci utama sumber air dapat tetap terjaga dan bermanfaat jangka panjang untuk masyarakat," kata Wawali saat penyerahan dan peresmian sumur artesis bantuan Kementerian Energi Sumber Daya Alam (ESDM) di Negeri Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Ambon, Jumat (1/2).
Menurutnya, warga harus "kalesang" sumur artesis dengan kedalaman lebih dari 100 meter tersebut, sehingga bermanfaat untuk kepentingan bersama dalam jangka panjang, serta digunakan sesuai kebutuhan dan tidak boros.
Pemkot Ambon, ujar Wawali, dengan luas wilayah 377 kilometer persegi, saat ini mengalami masalah krusial menyangkut penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sumber air dimanfaatkan masyarakat di Ambon untuk memenuhi kebutuhannya berasal diantaranya bersumber dari sumur pompa tangan atau sumur bor, sumur gali, perlingan mata air (PMA), penampungan air hujan dan perusahaan penyedia air minum yakni PDAM dan PT Dream Sukses Airindo (DSA).
Ketersediaan dan potensi air bersih di Ambon baik dari segi kualitas maupun kuantitas semakin menurun dari tahun ke tahun, disebabkan pembangunan tidak memperhatikan aspek pelestarian lingkungan, termasuk penebangan pohon secara sembarangan dan peralihan fungsi daerah resapan air menjadi kawasan pemukiman.
"Karena itu diharapkan bantuan sumur artesis ini dapat bermanfaat membantu masyarakat mendapatkan akses air bersih secara mudah," katanya.
Wawali juga menyatakan apresiasi yang tinggi serta terima kasih atas kerja keras Anggota Komisi VII, DPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku, Mercy Chriesty Barends bersama Kementerian ESDM sehinga dapat dibangun sumur artesis di negeri tersebut.
"Penempatan sumur artesis ini sangat tepat, mengingat warga yang bermukim di sekitar dusun ini sejak puluhan tahun tidak bisa menikmati air bersih, karena kontur wilayahnya berkarang dan ketinggian," tandasnya.
Sedangkan menyangkut instalasi pipa hingga masuk ke rumah-rumah warga, Wawali menandaskan, Pemerintah Desa dapat memanfaatkan alokasi dana desa (ADD) maupun dana desa (DD) untuk membangunnya.
"Nanti sistem pengelolaan air sumur ini dapat diserahkan kepada Badan usaha Milik desa (BUMDes)," katanya.
Direktur Teknik Lingkungan Kementerian ESDM, Sri Raharjo mengatakan sumur bor tersebut memiliki spesifikasi teknis yakni kedalaman antara 100-125 meter, debit air rata-rata dua liter/detik dengan konstruksi pipa besi galvanis berdiameter enam inci.
Pasokan listrik sumur bor berasal dari genset dengan kapasitas 12 kilo volt amper (KVA), menggunakan pompa selam (submersible) berkapasitas tiga PK serta dilengkapi dengan rumah genset, rumah pompa dan bak penampungan air berkapasitas 5.000 liter. (MP-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar