Sekton Wandikbo memperkuat tim American Football Foxcroft Academy. (Screenshot via Instagram/@pcone_27). |
Sekton memperkuat Foxcroft Academy di Class D North Championship kompetisi Little Ten Conference. Sekton bersama Foxcroft Academy hanya kalah satu kali musim lalu, yakni di babak state finals.
(Lihat juga: Yanto Gombo, Pelukis Muda Papua yang Memulai dari Hobi)
Sekton yang masih 18 tahun dapat pergi ke Amerika Serikat lantaran mendapat beasiswa untuk bersekolah hingga selesai kuliah. Tahun ini pelajar asal Wamena, Papua, itu akan segera lulus dari Sekolah Menengah Atas Foxcroft Academy, Maine.
"Saya mendapat beasiswa BPSDM [Badan Pengembangan Sumber Daya] Papua, semua biaya ditanggung. Sudah hampir tiga tahun [di Amerika]," kata Sekton kepada CNNIndonesia, Sabtu (29/12).
Sekton tiba di AS pada akhir 2016. Selama bersekolah di AS, Sekton sama sekali tidak menyangka bisa dipercaya memperkuat tim american football Foxcroft Academy.It was a good day for Foxcroft Football. The Ponies and the rest of the league honored their top stars at the 32nd annual LTC banquet. A special congrats to Coach Danny White, named LTC co-coach of the year! Congrats Ponies! #rideonponies #mesports #varsitymaine pic.twitter.com/lZwOJ3ScJr— Foxcroft Academy (@foxcroftacademy) December 2, 2018
"Rencana saya itu sekolah di sini, tapi kemudian saya dikenalkan dengan olahraga sepak bola Amerika ini dan kemudian jatuh cinta. Saya belum tahu olahraga ini sebelumnya di Papua. Awal-awal saya belajar olahraga ini, tantangannya adalah saya harus belajar dari awal mengenai cara bermain, aturan, dan sebagainya lewat YouTube," ucap Sekton.
Dalam proses mengenal american football, Sekton sebagai minoritas diterima dengan baik. Rekan-rekan setim, ucap dia, tidak meremehkan keinginan dia untuk mempelajari lebih dalam mengenai olahraga itu.
"Mereka [rekan setim] membantu saya dalam adaptasi," ujar Sekton.
Setiap hari Sekton berlatih selama tiga jam dari Senin sampai Kamis untuk betanding di hari Jumat. Menu latihan beragam, mulai dari lari sejauh hampir dua kilometer hingga skema bertahan dan menyerang.
Setelah kurang lebih dua tahun bermain american football, Sekton mendapat penghargaan sebagai linebacker terbaik usai Foxcroft Academy meraih gelar juara Class D North championship dalam Little Ten Conference. Ia disebut sebagai pemain asli Asia pertama yang memberikan pengaruh di kompetisi tersebut.
Dikutip dari South China Morning Post, pelatih kepala Foxcroft Academy Daniel White memuji kemampuan Sekton sebagai atlet.
"Sikap dia sangat membantu mengembangkan kemampuan dalam bermain sepak bola Amerika, dia berlatih sangat keras untuk belajar dan fisik dia memungkinkan dia adaptasi lebih cepat dari pemain lain," ujar White.
(Lihat Juga: Kearifan Lokal Papua Didorong Masuk dalam Kurikulum Pendidikan)
Menanggapi komentar itu, Sekton berterima kasih. Pujian itu, ujarnya, menjadi motivasi pribadi untuk lebih baik lagi. Namun alih-alih menjadi atlet profesional di negeri Paman Sam, Sekton memilih untuk meraih impiannya, yakni kuliah dan jadi pendeta.
"Untuk tempat kuliah tahun depan belum 100 persen, tapi harapannya ke Boyce [College]. Saya ingin balik ke Indonesia, cita-cita saya menjadi pendeta supaya semakin banyak orang yang bertaubat. Kuliah saya ambil jurusan Teologi karena saya ingin jadi pendeta," tutur Sekton.
"Tahun ini selesai, tahun depan kuliah pada Agustus. Dari Januari sampai Agustus saya di Amerika, ingin coba lomba maraton di sana," sambung Sekton.
American Football merupakan olahraga nomor satu di AS dengan kompetisi tertingginya adalah NFL.
Copyright ©CNN Indonesia "sumber"
Hubungi kami di E-Mail 📧: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar