Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Kapolda Maluku Brigjen Polisi Andap Budhi Revianto mengatakan, sinergitas dan soliditas harus tetap dijaga serta dipelihara dan jangan mau diadu domba atau terjebak dalam politisasi SARA dan politik uang.
"Mari kita satu sama lain merapatkan barisan, insya Allah Maluku akan semakin terwujud situasi aman, damai, dan kondusif," kata Kapolda di Ambon, Selasa (27/3).
Pernyataan Kapolda disampaikan usai menyaksikan kegiatan simulasi sistem pengamanan kota dan tactics floor game menghadapi pilkada serentak 2018 di Lapangan Mako Brimob Polda Maluku.
Menurut Kapolda ada dua pilar utama yakni rekan-rekan TNI bersama Polri dalam menjaga situasi yang ada, dan diharapkan kerjasama dengan stakeholder lainnya seperti penyelenggara pemilu, pengawas pemilu, rekan-rekan birokrasi, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan pemuda, tokoh wanita, serta berbagai elemen lainnya.
"Memang segala sesuatunya akan terasa ringan kalau kita laksanakan dengan ikhlas dan semangat sehingga ke depan tetap menjaga sinergitas dan soliditas di antara kita, jangan mau diadu domba, jangan terjebak dalam politisasi SARA dan politik uang," tandas Kapolda.
Seluruh aparat keamanan yang bertugas melakukan pengamanan pilkada tercatat sebagai pejuang dan pahlawan yang yang mampu mengamankan Maluku hingga akhirnya terwujud pembangunan nasional di daerah ini.
Ketua tim asistensi Mabes Polri, Brigjen Polisi Musa Ginting mengatakan, yang perlu diketahui tujuan dari simulasi ini oleh segenap personil pengamanan adalah masing-masing anggota mengetahui bidang tugasnya, jadi kalau ada kejadiannya nanti maka semua anggota sudah tahu tupoksinya.
"Tersisa tiga bulan ke depan bakal berlangsung pilkada serentak sehingga seluruh personil diingatkan selalu meningkatkan deteksi dini, membuat laporan dan monitor situasi dini, tingkatkan kewaspadaan serta pengamanan," tandasnya.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian juga sudah mengikatkan netralitas tetap dijunjung tinggi meski ada rekan Polri yang masuk sebagai kandidat calon kepala daerah.
Selain itu, komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi harus tetap dilakukan termasuk kerjasama dengan TNI "Ada lima wilayah yang dianggap paling rawan saat pilkada dilangsungkan diantaranya Papua, Kalimantan Barat, Maluku, Jawa Barat, dan Sumatera Utara dan mudah-mudahan dengan simulasi ini, masing-masing personil sudah memahami tugas pokok dan fungsinya," kata Musa Ginting. (MP-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar