Jumat, 02 Maret 2018

Pasca-Gempa 7,5 SR, Papua Nugini Terbitkan Status Darurat

Buletinnusa
Pasca-Gempa 7,5 SR, Papua Nugini Terbitkan Status Darurat
Foto: Tim SAR masih kesulitan mencapai daerah-daerah pedesaan terpencil yang terkena dampak gempa bumi di Papua Nugini (Francis Ambrose/Reuters)
Port Moresby -- Empat hari pasca-gempa dahsyat yang mengguncang pada Senin 26 Februari, Perdana Menteri (PM) Papua Nugini, Peter O’Neill, akhirnya mengumumkan status darurat nasional. Gempa berkekuatan 7,5 pada skala Richter (SR) itu telah menelan sedikitnya 31 korban jiwa.

“Ini adalah bencana yang tidak diperkirakan sebelumnya,” ujar Peter O’Neill dalam pernyataan resminya, mengutip dari Reuters, Jumat (2/3/2018). Ia berjanji bahwa pemerintah akan menggelontorkan dana 4,5 juta kina (setara Rp19,2) untuk membantu penanganan bencana.

“Status darurat nasional telah diterbitkan untuk mempercepat pemulihan layanan publik yang penting, termasuk kesehatan, sekolah, akses jalan, bandara, fasilitas listrik, dan komunikasi,” imbuh pria berusia 53 tahun itu.

Tim SAR hingga kini masih kesulitan untuk menjangkau desa-desa di Provinsi Mendi yang terkubur longsoran tanah akibat gempa. Sebab, jalan-jalan yang menghubungkan wilayah-wilayah tersebut retak akibat guncangan gempa serta helikopter tidak bisa terbang karena cuaca berawan.

Sedikitnya 13 orang tewas akibat terkubur timbunan tanah di beberapa desa yang berada paling dekat dengan titik pusat gempa. Sebagian besar korban jiwa diketahui berada di sekitar Provinsi Mendi dan Kota Tari. Sejumlah bandara di wilayah itu ditutup sehingga penyaluran bantuan sedikit terhambat.

“Warga kami tinggal di desa-desa yang hancur dan mereka sedang sekarat. Satu-satunya bantuan adalah lewat helikopter yang hampir tidak pernah datang. Banyak warga yang meminta bantuan berupa tenda, air bersih, dan bantuan medis. Hari ini cuaca cerah sehingga kami berharap helikopter datang,” ujar Administrator Provinsi Hela, William Bando.

...Baca ini: ULMWP Turut Berbelasungkawa atas Bencana yang Dialami Masyarakat Melanesia di Papua Nugini 

Federasi Palang Merah Internasional dan Komunitas Bulan Sabit Merah mengaku sudah memberikan dana bantuan sebesar 221 ribu dolar Amerika Serikat (setara Rp3 miliar). Dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat upaya penyelamatan serta pengiriman alat P3K, air bersih, kelambu, dan tenda penampungan sementara.

Bantuan juga diberikan oleh negara tetangga, Australia. Negeri Kanguru bersedia memberikan bantuan berupa terpal, tablet pemurni air, dan tanki air. Australia juga mengerahkan pesawat militer C-130 guna membantu pengawasan dari udara.

...Simak ini: ULMWP Minta, agar Rakyat West Papua untuk Memberikan Belasungkawa Terhadap Warga PNG yang Terkena Dampak Bencana Gempa


Copyright ©OkeZone | Reuters "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar