Kamis, 22 Februari 2018

Baru Jadi Sumber Inspirasi, NU Bantu Pengembangan Usaha Batik Difabel Blora

Buletinnusa -
Kandar, penyandang disabilitas (baju batik hijau) sedang memberikan arahan kepada anggota DBM yang sedang mewarnai batik. (foto: dok-infoblora)
  BLORA. Dinilai sebagai sumber insiprasi bagi para kaum difabel di Indonesia karena gigih membuka usaha kerajinan batik di tengah keterbatasan fisik, Komunitas Difabel Blora Mustika (DBM) pada hari Rabu (21/2/2018) menerima bantuan pengembangan usaha dari Nahdlatul Ulama.

Bantuan disalurkan melalui NU Care-LAZISNU, salah satu organisasi NU yang bergerak di bidang sosial dan kesehatan. Bantuan berupa pendampingan produksi, pemberian alat produksi batik sekaligus pelatihan pewarnaan dan pemasaran.

Pelatihan pemasaran menghadirkan Solihin, seorang pengusaha dan pengrajin batik asal Pekalongan. Ia menmgenalkan cara menjual produk melalui media sosial dan internat. Sedangkan dalam pelatihan pewarnaan dikenalkan cat warna alami sebagai media batik.

Pelatihan marketing dan penyerahan bantuan alat produksi batik dari NU Care Lazisnu. (foto: dok-infoblora)
“Warna ini berasal dari getah daun dan kulit tumbuhan. Ada daun tom atau nilla yang menghasilkan warna biru; kulit kayu tingi menghasilkan warna merah kecoklatan, biji jolawe menghasilkan warna kuning. Keunggulan cat warna alami ini selain ramah lingkungan juga memiliki warna yang khas,” ujar Solihin.

Selain dilatih dalam hal pewarnaan, kaum difabel yang bermarkas di Desa Kamolan (timur SMP Negeri 3 Blora) ini juga menerima bantuan alat-alat produksi diantaranya kain sutra, kain prima, malam, cat warna dan beberapa bahan-bahan produksi lainnya

Hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman, M.Si yang mengapresiasi langkah NU Care- Lazisnu dalam membantu pengembangan usaha komunitas Difabel yang ada di Kabupaten Blora.

“Pemkab sangat mendukung kegiatan ini demi kemajuan Difabel Blora Mustika. Semoga hasilnya nanti bisa menginspirasi banyak kalangan untuk bisa terus maju di tengah keterbatasan fisik,” ungkap Wabup Arief.

Wakil Bupati Arief Rohman (dua dari kanan) memberikan apresiasi kepada Komunitas DBM yang tetap gigih berkarya di tengah keterbatasan. (foto: dok-infoblora)
Sebagai bentuk dukungan pengembangan batik difabel, dalam pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Blora nantinya juga akan mengenakan pakaian batik yang diproduksi komunitas DBM ini. Memakai sekaligus mempromosikannya. Selain Wabup, itu hadir pula pengurus NU setempat dan PMII Blora.

Kandar sebagai pengurus DBM mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh NU Care - Lazisnu kepada usaha yang digeluti komunitasnya. Ia berharap bantuan yang diberikan bisa bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha batik yang ada di rumahnya tersebut.

“Meskipun kami terbatas secara fisik. Namun tidak lantas membuat kami berserah diri dengan keadaan. Masih ada banyak hal yang masih bisa kita kerjakan. Contohnya dengan membuat batik seperti ini. Alhamdulillah banyak yang suka dan memesan. Belum lama ini batik kami juga dibeli oleh Gubernur Jawa Tengah saat berkunjung ke Blora,” ujar Kandar yang kedua tangannya diamputasi.

Untuk diketahui, komunitas Difabel Blora Mustika (DBM) adalah sebuah kelompok yang anggotanya menyandang disabilitas dan kusta. Didirikan pada tahun 2011, UKM ini dipimpin oleh Ghofur dan Kandar. Tercatat ada 786 orang difabel tergabung dalam UKM ini. (res-infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar