Rabu, 21 Februari 2018

BPNB Gelar Sarasehan Budaya Daerah Maluku

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Maluku menggelar sarasehan budaya daerah Maluku tahun 2018, sebagai bentuk komunikasi dengan stakeholder kebudayaan. Sarasehan budaya merupakan upaya sinergitas antara stakeholder budaya di provinsi Maluku sehingga bisa bekerja sama untuk pelestarian budaya daerah, kata Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Restu Gunawan. "Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur seperti pemerintah daerah, UPT Balai Pelestarian Nilai Budaya, komunitas dan juga pemerintah pusat untuk bersama berbicara dan bekerja menggerakkan kebudayaan," katanya di Ambon, Rabu (21/2).
Ambon, Malukupost.com - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Maluku menggelar sarasehan budaya daerah Maluku tahun 2018, sebagai bentuk komunikasi dengan stakeholder kebudayaan.

Sarasehan budaya merupakan upaya sinergitas antara stakeholder budaya di provinsi Maluku sehingga bisa bekerja sama untuk pelestarian budaya daerah, kata Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Restu Gunawan.

"Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur seperti pemerintah daerah, UPT Balai Pelestarian Nilai Budaya, komunitas dan juga pemerintah pusat untuk bersama berbicara dan bekerja menggerakkan kebudayaan," katanya di Ambon, Rabu (21/2).

Menurut dia, berbicara tentang infrastruktur tidak terlepas dari kebudayaan sebagai upaya konektivitas antara stakeholder, komunitas, masyarakat maupun pemda.

"Terkadang kita tidak berjalan bersama, tetapi masih berjalan sendiri sehingga upaya pelestarian budaya mengalami keterbatasan, melalui program Indonesiana yang dicanangkan pemerintah pusat diharapkan dapat mengkonektivitaskan seluruh stakeholder di bidang kebudayaan," katanya.

Kepala BPNB Maluku Rusli Manorek menjelaskan, kegiatan sarasehan budaya daerah Maluku membicarakan berbagai isu kebudayaan lokal yang diimplementasi pada orientasi program dalam membangun sinergitas pelestarian kebudayaan.

Gagasan ini menunjuk komposisi pulau-pulau sebagi faktor integrasi budaya, kerena keberadaan pulau tidak dipandang sebagai pemisah tetapi menyatukan konsep budaya masyarakat Maluku.

"Berbagai keunggulan budaya dan simbol masyarakat tentang identitas diri diantaranya Kalwedo di Maluku Barat Daya (MBD), Kidabela di Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Patasiwa Patalima di Maluku Tengah. Prinsipnya memberi peluang besar bagi pemerintah dalam membangun sinergitas program pelestarian kebudayaan," ujarnya.

Rusli menyatakan, kegiatan sarasehan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para pengambil kebijakan dan stakeholder kebudayaan Maluku dalam sinergitas program.

Memberikan penguatan program pelestarian kebudayaan antara pusat dan daerah dalam menyatukan konsep, mendukung program pemerintah pusat dalam menyukseskan program Indonesiana yang memberi energi positif bagi kebudayaan lokal Maluku.

"Selain itu pemda Maluku dalam kerangka menyamakan persepsi melalui program dan implementasi bagi pelestarian kebudayaan," tandasnya. (MP-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar