Bupati Maluku Tenggara, Anderias Rentanubun, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah setempat, Petrus Beruatwarin, mengatakan, perayaan 75 Tahun Peristiwa Kemartiran Mgr. Johannes Aerts, MSC dan kawan-kawan merupakan peristiwa besar yang menghadirkan buah-buah iman yang kokoh bagi perjalanan hidup umat Katolik di Indonesia lebih khusus di Maluku dan Papua.
“Momentum ini baiklah dimaknai sebagai peristiwa yang menggembirakan, sekaligus sebagai tanda persaudaraan dan solidaritas umat, karena perayaan ini merupakan sebuah kesaksian betapa iman mampu mengalahkan hegemoni dan kesombongan dunia,”ungkapnya.
Menurut Bupati Rentanubun, tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya; mereka adalah Martir Kei yang wafat akibat kekejaman Perang Dunia II oleh Tentara Jepang di Langgur.
“Dari peristiwa ini kita dapat menyaksikan betapa seluruh umat lintas agama baik Katolik, Islam, Protestan, Hindu dan Budha turut bersama-sama larut dalam sukacita pada saat kegiatan Ziarah Salib Suci diarak melintasi semua paroki, stasi bahkan ohoi-ohoi yang bukan beragama Katolik di dua daerah ini selama sebulan penuh,” ujarnya.
Rentanubun katakan, inilah bukti bahwa Maluku Tenggara dan Kota Tual benar-benar adalah laboratorium kerukunan umat beragama yang sejati, dan perayaan ini juga menggambarkan betapa keharmonisan dan solidaritas masih terjaga di Tanah Evav ini.
Sekda Maluku Tenggara, Ir Petrus Beruatwarin saat membacakan sambutan Bupati |
Bupati Rentanubun menandaskan, ketika ziarah Salib Suci berlangsung, dapat dilihat seorang muslim turut memikul Salib Kristus, seorang protestan melantunkan puji-pujian menerima dan mengarak Salib Suci Yesus, seorang Hindu dan Budha mengucapkan syukur dan persembahan pada Salib Kristus.
“inilah tanda persaudaraan sejati yang sangat indah,” tegasnya.
Dijelaskan Rentanubun, sebuah peristiwa iman yang tak pernah pupus dari benak dan ingatan setiap generasi kaum beriman di tanah Kei, bahwa peristiwa 30 Juli 1942 merupakan momentum berharga dan dihargai serta diakui sebagai modal iman sekaligus sebagai buah hasil perjalanan iman Gereja Katolik Maluku, yang sudah dinikmati dan terus ditumbuh kembangkan, bahkan pada dirinya terkandung tuntutan agar terus dilestarikan guna menjamin perjalanan iman bagi generasi selanjutnya.
“Perjalanan iman sebagaimana yang diharapkan adalah sebuah perjalanan yang mendamaikan di tengah-tengah krisis identitas yang melanda bangsa ini, peristiwa ini harus menjadi tanda persaudaraan untuk kita semua,” tandasnya.
Bupati Rentanubun berharap, dengan perayaan 75 Tahun Peristiwa Kemartiran Mgr. Johannes Aerts, MSC dan kawan-kawan maka semangat pengorbanan untuk menamburkan benih-benih iman gereja Katolik senantiasa berkobar dalam jiwa dan raga umatnya.
“Atas nama Pemerintah Daerah dan seluruh masyarakat Maluku Tenggara, kami mengucapkan proficiat dan selamat merayakan peristiwa iman 75 tahun Kemartiran Mgr. Johannes Aerts MSC dan kawan-kawan, sekaligus menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang mendalam kepada Uskup Diosis Manado, Yang Mulia Monsegneur (Mgr) Benediktus Rolly Untu MSC dan Uskup Diosis Timika, Yang Mulia Mgr. Jhon Philips Saklil, PR, semoga berkat Thabisan turut memberkati Tanah Kei ini,” pungkasnya.(MP-15).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar