Sabtu, 31 Agustus 2019

Di Assen, Kabaresi Pentas Kehormatan Untuk Yapi Mailoa

Buletinnusa

Pentas Sanggar Kabaresi di Assen, Sabtu (31/8) malam.(foto c z ongen manoppo)

Laporan Rudi Fofid-Ambon

Ambon, Malukupost.com - Meskipun jenazah pendiri Sanggar Teater Kabaresi Yapi Mailoa masih terbaring di Rumah Sakit Martini Groningen, Belanda menunggu kepulangan ke Ambon, pementasan teater di Assen, tetap dilangsungkan Sabtu (31/8) malam.

Para personil Sanggar Kabaresi memang sedang berada dalam suasana duka perkabungan akibat kepergian sang guru, Yapi Mailoa.  Mereka juga dilanda kelelahan karena banyak begadang.  Raut  duka tak bisa disembunyikan Alfrido Ralahalu,  Valentino Luhukay, Theofrydo Manoppo, Endy Diaz, Randy Sapulette, Grace Syauta, dan Iin Nahumarury.

Sampai di Molukse Kerk Rehoboth, Assen, suasana duka  tetap terpancar.  Namun ketika pementasan dimulai, Alfrido (Acim) dan Valentino (Atus Perces) yang paling senior di Kabaresi, seperti biasa, mampu mengocok perut penonton.  Ledakan tawa juga ditopang  penampilan prima Grace (Lisbeth), Iin (Leha) dan Randy (Nabas).

Media Online Maluku Post mengikuti siaran langsung pementasan yang dilaporkan Theofrydo Manoppo, dari Assen.  Dari siaran itu, terlihat lakon perkawinan Nabas dan Lisbeth yang dipentaskan mampu menghadirkan suasana segar, kocak, sedih, silih berganti.  Para pemain tampil prima, seakan tidak ada beban. 

Diiring permainan organ Endy Diaz, tiga pelakon yakni Nabas, Lisbeth, dan Leha mampu bernyanyi sebagai bagian pendukung cerita.  Ada suka maupun duka.   Nona Tulehu Iin Nahumarury bahkan membuat penonton bergoyang dengan suguhan lagu dangdut.   Sedangkan Acim pandai menyelipkan pesan-pesan budaya dan moral di sela pementasan, tanpa mengurangi daya ledak. Pementasan ditutup dengan lagu Sei Hale Hatu. 

Sanggar Kabaresi di Assen, Sabtu (31/8).  (cz ongen manoppo) 
Sebelum turun panggung, Alfrido menceritakan kronologis perjalanan Sanggar Teater Kabaresi ke Negeri Belanda.  Mulai dari rencana pementasan sampai bulan Oktober, namun mendadak Yapi Mailoa harus tutup usia.

"Katong tujuh yang ditinggalkan Om Yapi, katong rasa susah sekali. Bagaimana katong punya nasib di sini, tetapi melalui banyak orang,  basudara semua di sini, ada jalan dan katong jadi kuat,`` kata Alfrido.

Alfrido juga menyebutkan, pementasan di Assen kali ini adalah pementasan pertama tanpa Yapi Mailoa di sisi panggung.  Assen disebutnya sangat berarti sebab tahun 2005, Yapi membawa Sanggar Kabaresi pertama datang di Assen.  Kini, Yapi pergi justru dari Assen.

Dia tambahkan, pementasan ini juga sebagai sesuatu yang berat, sebab bagaimana harus naik panggung, sedangkan Yapi masih tidur di kamar jenazah di rumah sakit.

``Pementasan malam ini, adalah persembahan untuk Om Yapi Mailoa,`` pungkas Alfrido. (Maluku Online/foto crtz: Ongen Manoppo Kabaresi)

Hanubun: Keterlibatan Adat, Gereja dan Pemerintah Topang Kehidupan Masyarakat Kei

Buletinnusa
Langgur, Malukupost.com - Umat Stasi Kolser, Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), melaksanakan Prosesi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Baru yakni Gereja Santa Immaculata, yang dilaksanakan pada hari Sabtu (31/8). Bupati Malra, M. Thaher Hanubun, dalam sambutannya mengatakan, Gereja adalah Rumah Tuhan yang Kudus sekaligus sebagai wadah Umat Kristiani untuk dipersatukan sebagai suatu kesatuan umat untuk memuji dan memuliakan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.
Langgur, Malukupost.com - Umat Stasi Kolser, Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), melaksanakan Prosesi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Baru yakni Gereja Santa Immaculata, yang dilaksanakan pada hari Sabtu (31/8).

Bupati Malra, M. Thaher Hanubun, dalam sambutannya mengatakan, Gereja adalah Rumah Tuhan yang Kudus sekaligus sebagai wadah Umat Kristiani untuk dipersatukan sebagai suatu kesatuan umat untuk memuji dan memuliakan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Gereja tidak mengenal batas-batasan maupun perbedaan-perbedaan yang seringkali menjadi alasan untuk hidup dalam situasi tidak harmonis. Gereja, atas salah satu cara diposisikan sebagai Rumah Bapa, dimana telah menjadi tempat bagi umat-Nya berhimpun sebagai satu keluarga Kristen,” ujarnya.

Langgur, Malukupost.com - Umat Stasi Kolser, Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), melaksanakan Prosesi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Baru yakni Gereja Santa Immaculata, yang dilaksanakan pada hari Sabtu (31/8). Bupati Malra, M. Thaher Hanubun, dalam sambutannya mengatakan, Gereja adalah Rumah Tuhan yang Kudus sekaligus sebagai wadah Umat Kristiani untuk dipersatukan sebagai suatu kesatuan umat untuk memuji dan memuliakan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.
Menurut Hanubun, gereja turut menjadi misteri ilahi bagi banyak orang yang menampilkan suasana mendamaikan hidup dan kehidupan manusia dalam lambang-lambang Gereja Katolik Universal. Gereja tidak hanya sebagai tempat beribadah umat Kristiani semata, Gereja adalah wadah untuk menguduskan Umat maupun ritus-ritus Gereja yang ada di dalamnya. Hal ini yang menyebabkan gereja adalah Kudus.

“Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Santa Immaculata, Stasi Kolser yang kita rayakan merupakan salah satu simbol harapan umat untuk memiliki suatu bangunan gedung gereja yang representatif,” ungkapnya.

Hanubun katakan, Adat, Gereja dan Pemerintah adalah tiga tungku yang menopang kehidupan Umat Kristiani di Bumi Larwul Ngabal. Keterlibatan ketiga unsur itu dalam menopang kehidupan masyarakat Kei dapat memberikan jaminan keselarasan yang tentunya harus dilaksanakan secara benar dan sungguh-sungguh.

“Umat Stasi Kolser hendaknya lebih menghayati kehadiran Gereja ini sebagai suatu kesatuan pribadi-pribadi umat untuk menyuarakan kedamaian sejati yang membawa cinta bagi sesama,” katanya.

Langgur, Malukupost.com - Umat Stasi Kolser, Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), melaksanakan Prosesi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Gereja Baru yakni Gereja Santa Immaculata, yang dilaksanakan pada hari Sabtu (31/8). Bupati Malra, M. Thaher Hanubun, dalam sambutannya mengatakan, Gereja adalah Rumah Tuhan yang Kudus sekaligus sebagai wadah Umat Kristiani untuk dipersatukan sebagai suatu kesatuan umat untuk memuji dan memuliakan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Keterlibatan ketiga unsur ini dalam menopang kehidupan masyarakat Kei dapat memberikan jaminan keselarasan yang tentunya harus dilaksanakan secara benar dan sungguh-sungguh,”katanya lagi.

Dijelaskan Hanubun, kemegahan gedung Gereja yang menjadi sumber penilaian kebaikan bukanlah hal yang utama, namun bagaimana Gereja ini melahirkan kualitas iman umat Katolik yang benar-benar 100% Katolik dan 100% Indonesia sebagaimana yang diungkapkan Mgr. Soegijapranata.

Pemkab Malra akan terus dan senantiasa mengawal visi untuk mengembangkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memupuk solidaritas antar umat beragama di Kabupaten Malra.

“Saya mau katakan, Gereja Katolik lahir dan tumbuh di Tanah Kei adalah Gereja Katolik yang telah melahirkan sejarah panjang pertumbuhan Umat Katolik di Indonesia,” tukasnya.

Hanubun menambahkan, adalah bukti pengorbanan Mgr. Johanes Aerts dan Kawan-kawan yang telah gugur untuk kesuburan Iman Katolik di tanah Kei harus selalu dikenang. Sejarah yang agung ini tidak hanya milik Umat Katolik saja tetapi juga milik seluruh masyarakat Kei dari berbagai latar belakang.

“Semoga gedung Gereja ini melahirkan semakin banyak umat Katolik yang setia dan taat untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik ini,” pungkasnya. (MP-15)

Wakapolres : Operasi Patuh Siwalima Tingkatkan Kesadaran Kepatuhan Masyarakat

Buletinnusa
Tiakur, Malukupost.com - Guna meningkatkan keamanan, keselamatan serta ketertiban dan cara Berlalu Lintas, Polres Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) akan menggelar Operasi Patuh Siwalima 2019 yang berlangsung selama dua pekan. Wakil Kepala (Waka) Polres MBD Kompol F.G.Horsair mengatakan, Operasi Patuh Siwalima dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran kepatuhan masyarakat selama berkendara. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas serta meningkatkan cara berkendara yang benar dengan melengkapi seluruh fasilitas penunjang lalu lintas dan kelengkapan surat kendaraan maupun pengendara.
Tiakur, Malukupost.com - Guna meningkatkan keamanan, keselamatan serta ketertiban dan cara Berlalu Lintas, Polres Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) akan menggelar Operasi Patuh Siwalima 2019 yang berlangsung selama dua pekan.

Wakil Kepala (Waka) Polres MBD Kompol F.G.Horsair mengatakan, Operasi Patuh Siwalima dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran kepatuhan masyarakat selama berkendara. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas serta meningkatkan cara berkendara yang benar dengan melengkapi seluruh fasilitas penunjang lalu lintas dan kelengkapan surat kendaraan maupun pengendara.

“Hingga saat ini belum memahami cara berkendara secara baik, sehingga perlu ditingkatkan pemahaman kepada masyarakat, selain itu terdapat banyak pengendara yang berkendara tanpa menggunakan alat kelengkapan,” ujarnya saat Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Siwalima 2019 yang berlangsung di Lapangan Apel Mako Polres MBD, Kamis (29/8).

Dirinya,berharap, dengan adanya Operasi Patuh Siwalima  2019 dapat meningkatkan kepatuhan berkendara guna menghindari terjadinya kecelakaan saat berlalu lintas.

Sekedar diketahui, Pasukan Operasi Patuh Siwalima 2019 yang terlibat dalam operasi tersebut diantaranya. Satu Platon TNI-AD dan TNI-AU, satu Platon Brimob Kompi IV Den C, satu Platon Gabungan Satuan  Sabhara dan Staf, satu Platon Sat Lantas Res Mbd, satu Platon Gabungan Satuan Reskrim, serta Satuan Intelkam dan Satuan Narkoba Res MBD dan satu Platon Dinas Perhubungan Kabupaten MBD. (MP-8)

Jumat, 30 Agustus 2019

Walikota Ambon Dan KBRI Urus Yapi Mailoa Pulang Ke Tanah Air

Buletinnusa
Utusan KBRI Den Haag Linda (ketiga dari kiri) didampingi Rosa Suitela (Wormerveer) bertemu tujuh artis Ambon di Assen, Jumat (30/8).  KBRI ikut  mengurus kepulangan mereka  bersama pendiri sanggar Kabaresi Yapi Mailoa, yang tutup usia di Groningen, Selasa (27/8). Foto Ronny Limahelu.

Laporan Rudi Fofid-Ambon

Ambon, Malukupost.com - Kepergian pentolan Teater Kabaresi Yapi Mailoa di Rumah Sakit Martini Groningen, Belanda, Selasa (27/8) membuat  pilu tujuh artis Indonesia asal Ambon yang dipimpinnya.  Untunglah Walikota Ambon Richard Louhenapessy dan KBRI Den Haag ikut terlibat mengurus kepulangan jenazah. 

Melalui koordinasi Alfrido Ralahalu, keluarga Maluku di Belanda, KBRI di Den Haag, dan Walikota Ambon Richard Louhenapessy di Ambon, semua urusan jadi jelas.  KBRI dan Pemkot Ambon mengurus biaya dan administrasi dari Belanda sampai Ambon.

Walikota Ambon Richard Louhenapessy,  terus melakukan percakapan telepon ke Belanda, baik ke KBRI maupun ke Alfrido dkk, Jumat (30/8).  Dari hasil komunikasi itu, Linda dari KBRI Den Haag langsung datang menemui Alfrido dkk di Assen.

Linda berkoordinasi pula dengan  Rosa Suitela dari  Wormerveer dan Ron Limahelu dari Assen.  Rossa Suitela dan Victor Joseph sama-sama membantu komunikasi dengan Duta Besar Indonesia di Den Haag.  Victor juga menghubungi Walikota Ambon melalui telepon untuk kepentingan ini. 

Informasi yang diperoleh Media Online Maluku Post dari Alfrido di Assen, pagi ini, semua urusan pemulangan Yapi Mailoa dan rombongan Sanggar Teater Kabaresi tinggal menunggu waktu.  Pihak maskapai KLM sudah menunggu kepastian tanggal keberangkatan  dari Schiphol ke Ambon. Sementara tiket baru bisa diurus bila sudah ada akta kematian internasional dari Pemerintah Groningen.

``Hari Senin baru ada kepastian akta kematian,`` ungkap Alfrido.

Alfrido mengatakan, mereka sangat terbantu oleh kerja cepat keluarga Maluku di Belanda.  Ia menyebut  urusan di KBRI dan Walikota Ambon  dilakukan Victor Joseph dan Rosa Suitela.

"Om Victor dan dan  Tante Rossa Suitela urus semua di KBRI dan Walikota Ambon.  Keluarga di sini sudah urus sejak sakit sampai meninggal,`` jelas Alfrido. 

Tujuh artis Teater Kabaresi yang saat ini berada di Negeri Belanda adalah Alfrido Ralahalu, Theofrydo Manoppo,  Iin Nahumarury, Valentino Luhukay, Grace Syauta, Endy Diaz, dan Randy Sapulette.  (Maluku Post)

Kamis, 29 Agustus 2019

KPU MBD Lakukan Evaluasi Fasilitas Kampanye Pemilu 2019

Buletinnusa
Tiakur, Malukupost.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) bersama Seluruh Partai Politik (Parpol) yang mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2019 Serta Forum Pimpinan Koordinasi Daerah (Forkopimda) melakukan Evaluasi Fasilitas kampanye. Kegiatan Evaluasi tersebut berlangsung di Aula Kantor KPU,Kamis (29/8) guna membahas berbagai pelanggaran yang terjadi selama proses Pemilu berlangsung dan dipimpin langsung oleh Anggota KPU Kabupaten MBD Defisi Teknis Aner Leunufna.
Tiakur, Malukupost.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) bersama Seluruh Partai Politik (Parpol) yang mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2019 serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan Evaluasi Fasilitas kampanye.

Kegiatan Evaluasi tersebut berlangsung di Aula Kantor KPU, Kamis (29/8) guna membahas berbagai pelanggaran yang terjadi selama proses Pemilu berlangsung dan dipimpin langsung oleh Anggota KPU Kabupaten MBD Defisi Teknis Aner Leunufna.

Leunufna mengatakan, topik pembahasan Evaluasi yakni Alat Peraga Kampanye (APK), pelanggaran pidana serta berbagai aturan Pemilu guna meminimalisir berbagai kendala yang terjadi selama proses pemilu.

Lanjutnya , sebagai contoh kasus titik pemasangan APK yang berada di lokasi yang jauh dari perhatian masyarakat dan tidak sesuai dengan zona yang ditentukan sehingga banyak fasilitas yang dilepas.  Kemudian tindak Pidana Pemilu, administrasi, sengketa, kode etik dan Pidana berjumlah 6 kasus.

"Jenis kasus pidana antara lain menggunakan data orang lain untuk lakukan pencoblosan dan melalukan pencoblosan dua kali. Juga persoalan ASN yang terlibat sebanyak dua kasus," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Politik Dalam Negeri (Kabid Poldagri) Imanuel Y. Pattiluly mengatakan Zona pemasangan APK disesuaikan berdasarkan SK Bupati, akan tetapi waktu untuk menentukan lokasi cukup singkat sehingga penempatannya belum optimal. Akan tetapi beberapa zona yang kurang tepat akan diperbaiki pada tahapan Pemilu berikutnya.

Selain itu dirinya berharap, usai pelaksanaan Pemilu, peserta pemilu kedepan dapat turut membersihkan APK bersama dengan pihak terkait. Sehingga kebersihan daerah dapat terjaga.

Lambert Maupiku asal Partai Golkar mengatakan ada beberapa parpol tidak melakukan pemasangan APK karna biaya pemasangannya dinilai lebih besar dari pengadaan. Sehingga perlu dievaluasi ukurannya atau pengadaan APK dikembalikan ke Parpol sebagai peserta Pemilu, juga ukuran stiker perlu ditingkatkan.

Sementara, Henrita Yermias asal partai PDIP menginginkan evalusasi jangan hanya sebatas fasilitas kampanye tetapi seluruh proses pemilu, dikarenakan beberapa persoalam yang belum kondusif seperti DPT yang belum 100 persen akurat.

“Karna banyak terjadi data pemilih ganda ataupun pemilih yang telah meninggal tetapi masih terdaftar,” ungkapnya.

Yermias menandaskan, APK yang terkesan tidak bermanfaat karna ukuran yang terlalu besar sehingga hal ini bisa saja dikatakan membuang anggaran Negara. Dan zona pemasangan APK yang belum akurat sehingga masyarakat kurang menerima informasi baik terkait proses maupun pengenalan peserta pemilu.

"Hal ini juga mengakibatkan terjadinya kerusakan karena jauh dari pengawasan serta keberadaan masyarakat. Kemudian pemasangan APK pada zona yang tidak sesuai harus ditertibkan dan berlaku bagi seluruh parpol tanpa kecuali. Serta Bawaslu perlu meningkatkan kapasitas jajaran bawah. sehingga aturan diterapkan dapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku," Harapnya.

Natanhel Markus asal Partai Berkarya mengusulkan untuk seluruh evaluasi tersebut perlu ditindaklanjuti hingga ke KPU Pusat .

Kepala Kejaksaan Negeri, Ivan Damanik mengatakan kegiatan tersebut begitu penting dan untuk kegiatan pemilu ini berkaitan dengan Masalah hukum.

“Namun hukum justru tertinggal dari kekompakan masyarakat sehingga penjabaran aturan terkadang tidak sesuai dengan asas masyarakat,” ujarnya.

Menurut Damanik, untuk APK diharapkan disesuaikan dengan aturan karena hal ini menyangkut anggaran yang penggunaannya diawasi oleh BPK, sehingga parpol dapat menyesuaikan kerapihannya sekalipun benar anggaran pemasangan lebih besar dari pengadaan.

“Dan untuk penegakan aturan terkendala fasilitas sehingga banyak pelanggaran yang tak dapat dituntaskan akibat ranges waktu yang sulit terjangkau khususnya pidana pemilu. Karena itu waktu penegakan pelanggaran perlu diperpanjang agat dapat dituntaskan dengan baik.,” katanya
“Dan untuk penyaluran logistik sebelum dieksekusi perlu ditinjau lagi agar tidak kedapatan kekurangan yang mengakibatkan terjadinya penyaluran logistik secara berulang. Hal ini tentu mengakibatkan pembengkakan anggaran,” katanya lagi.

Wakapolres MBD, KOMPOL F.G.Horsair mengatakan pemasangan APK perlu diperhatikan lokasinya terkhususnya di sepanjang jalan umum, karna hal ini dapat memicu terjadinya laka lantas akibat APK yang menarik perhatian pengendara maupun pejalan kaki. Kemudian diharapkan memilah aturan atau undang-undang pemilu berdasarkan letak geografis wilayah.

“Tentu hal ini dikarenakan range waktu yang tidak cukup, sehingga menghambat tugas pengamanan oleh pihak penegak hukum demi terlaksananya pemilu yang sesuai dan lancar seluruh tahapan pemilu. Sehingga penting mengaji hal tersebut,” tegasnya.

Perwira Pabung (Pabung) TNI-AU LETDA B.Ginting pada kesempatan itu meminta agar kotak suara di MBD jika terkendala diharapkan dapat berkomunikasi dengan pihaknya agar segera ditanggulangi penyaluran logistik melalui fasilitas yang ada.

Untuk diketahui, hasil evaluasi tersebut akan disampaikan pada evaluasi nasional yang berlangsung pada 21 hingga 24 September mendatang. Dimana seluruh Evaluasi daerah  akan dilakukan  secara Nasional dan kemudian akan menghasilkan rekomendasi untuk penyelenggaraan Pemilu berikutnya. (MP-8)

Rabu, 28 Agustus 2019

Beruatwarin Terima Kepulangan Jemaah Haji Malra 2019

Buletinnusa
Langgur, Malukupost.com - Setelah menjalankan Rukun Islam yang ke-5 yakni menunaikan Ibadah Haji, jemaah Haji asal Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) tiba di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur, Rabu (28/8), dan diterima oleh Wakil Bupati (wabup) Petrus Beruatwarin setempat.

Wabup Beruatwarin dalam sambutannya mengatakan Haji Mabrur dan Mabruroh yang diperoleh dari perjalanan suci ini, disamping sebagai upaya meningkatkan kualitas diri di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

“Sesungguhnya juga mengandung beberapa makna sosial sekaligus sebagai tanggung jawab yang diemban oleh para Jemaah Haji dalam kehidupan spiritualitas dan kehidupan di masyarakat,” ungkapnya.

Wabup Petrus Beruatwarin memberikan sambutan
Menurut Beruatwarin, karena ibadah haji selain diperuntukkan kepada Allah juga diperuntukkan bagi sesama manusia dengan cara selalu menjaga, menghormati, menghargai serta saling menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

“Saya berharap, saudara-saudaraku yang baru saja pulang dari Ibadah Suci ini, dapat mengambil peran dalam kehidupan sehari-hari sebagai agen perubahan masyarakat dalam pembinaan kehidupan keagamaan, dimana saja saudara-saudara berada,” katanya.

Beruatwarin menandaskan, pembinaan kehidupan keagamaan yang kuat akan menjadi modal kita bersama dalam membangun daerah dan masyarakat Malra yang sejahtera sebagaimana yang dicita-citakan bersama.

“Satu hal yang saya titipkan, agar saudara-saudara ikut memotivasi dan mengajak segenap keluarga dan handaitaulan untuk berlomba-lomba dalam menunaikan ibadah haji, baik dalam jumlah dan kualitasnya,” tuturnya.

Atas nama Pemerintah Kabupaten Malra serta semua pihak, Wabup Beruatwarin  meminta maaf atas berbagai kekurangan dalam pelayanan selama pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2019.

“Tentu ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk memperbaiki kualitas pelayanan di tahun-tahun yang akan datang,” pungkasnya.

Wabup Beruatwarin juga mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Kepala Kantor  Kementerian Agama Malra beserta jajarannya, para pendamping haji dan pihak-pihak terkait lainnya yang telah berperan dan memfasilitasi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2019.

Untuk diketahui, jumlah Jemaah Haji asal Malra yang diberangkat seluruhnya berjumlah 97 orang. Jemaah Haji yang meninggal sebanyak 2 orang yakni Hi. Hasan Raharusun (meninggal dunia di Medinah) pada tanggal 17 Agustus 2019 dan Hi. Zainuddin Renyaan (meninggal dunia di Makassar) pada tanggal 27 Agustus 2019. Sementara itu 2 orang Jemaah Haji menderita sakit dan kini sementara dirawat di rumah sakit Makassar dan Ambon. (MP-15)

Raih Posisi 14 Nasional Malra Masuk Zona Hijau Pencegahan Korupsi

Buletinnusa

Posisi Pertama Se-Provinsi Maluku

Langgur, Malukupost.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) raih urutan ke-14 dari 542 pemerintah daerah di Indonesia berdasarkan hasil tindak lanjut recana aksi pencegahan korupsi oleh Tim Koordinasi dan Supervisi Pencegahan (Korsupgah) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dengan hasil tersebut maka kabupaten Malra resmi dinyatakan masuk zona hijau atau berada dengan total nilai skoring 73 persen.
Langgur, Malukupost.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) raih urutan ke-14 dari 542 pemerintah daerah di Indonesia berdasarkan hasil tindak lanjut rencana aksi pencegahan korupsi oleh Tim Koordinasi dan Supervisi Pencegahan (Korsupgah) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dengan hasil tersebut maka kabupaten Malra resmi dinyatakan masuk zona hijau atau berada dengan total nilai skoring 73 persen.

Siaran pers Humas Pemda Malra di Langgur, Rabu (28/8) menyebutkan, berdasarkan data yang bersumber dari https://ift.tt/2NEqzeK, bahwa hasil monitoring dan evaluasi Tim Korsupgah KPK mencakup delapan area intervensi penilaian, yaitu Perencanaan dan Penganggaran APBD nilai skoring 89 persen, Pengadaan Barang dan Jasa nilai skoring 85 persen.

Selanjutnya,  Pelayanan Terpadu Satu Pintu nilai skoring 90 persen, Kapabilitas APIP nilai skoring 52 persen, Manajemen ASN nilai skoring 61 persen, Tata Kelola Dana Desa nilai skoring 23 persen, Manajemen Aset Daerah nilai skoring 56 persen, dan Optimalisasi Pendapatan Daerah nilai skoring 100 persen.

“ini adalah kebanggan tersendiri, karena secara geografis Malra terletak di ujung tenggara Kepulauan Maluku, berada jauh dari pusat pemerintahan Propinsi Maluku maupun Jakarta (sebagai Pusat Pemerintahan),” katanya..

Hanubun menegaskan, progres yang dicapai merupakan cambuk bagi Pemda Malra agar dapat terus memperbaiki tata kelola pemerintahan daerah dalam rangka pencegahan korupsi dan bebas dari tindak pidana korupsi.

Untuk diketahui, secara regional Pemkab Mara menyabet urutan pertama dari 12 Pemerintah Daerah yang ada di Provinsi Maluku. (MP-15)

Air Mata Terakhir Yapi Mailoa

Buletinnusa
Yapi Mailoa, ketiga dari kiri, bersama tujuh artis Maluku yang sedang berada di Belanda. Yapi menghembuskan nafas terakhir di Groningen, 27 Agustus karena didera sakitnya yang kumat.  (foto fb alfrido ralahalu)
Laporan Rudi Fofid-Ambon

Ambon, Malukupost.com - Suasana dramatis menyelimuti rumah keluarga Ongky Titahelu di Wormever, Belanda Utara,  Senin malam 26 Agustus  hingga Selasa dinihari, 27 Agustus.  Yapi Mailoa, pendiri Sanggar Teater Kabaresi tiba-tiba drop. 

Seusai ibadah bersama keluarga Maluku, Yapi terus batuk-batuk.  Badannya lemas.  Dia mengeluh udara yang agak panas. Beberapa kali, dia bolak-balik toilet.

Alfrido Ralahalu dan Valentino Luhukay pergi rapat untuk persiapan pertunjukan dengan panitia.  Saat kembali ke rumah,  Yapi sudah berada dalam situasi lemas.

Lima aktor dan dua aktris Sanggar Kabaresi  tidak bisa tidur nyenyak.  Sebagian tidur-tidur ayam, dan sebagian lagi begadang.  Valentino berkomunikasi dengan panitia di Assen, yang akan datang menjemput rombongan Kabaresi dari Wormever.

Sejak malam, bahkan sampai pagi, terjadi negosiasi antara Yapi dan anak-anaknya.   Karena hari masih Senin-Selasa sedangkan konser akan berlangsung Jumat dan Sabtu, mereka usul Yapi tidak usah ikut ke Assen.   Biarlah Yapi dan Alfrido tetap di  Wormever.  Usul itu ditolak Yapi.

``Seng bisa. Beta harus ikut ke Assen. Beta kuat kalau ada bersama kamong,`` ujar Yapi, sebagaimana diceritakan Valentino Luhukay dari Assen kepada Media Online Maluku Post yang mengubunginya dari Ambon.

Sambil menunggu dua kerabat yang datang dari Assen, Yapi berbaring di sofa.  Negosiasi terus berlangsung.  Alfrido dkk tetap merayu Yapi agar tidak perlu ikut ke Assen.

Dalam situasi itu,  Yapi masih tetap berbaring di sofa.  Dia membetulkan posisi tidur,  sambil menatap sekeliling.  Matanya melihat satu demi satu anak-anak Kabaresi di sekelilingnya. Alfrido Ralahalu, Valentino Luhukay, Endy Diaz,  Iin Nahumarury, Grace Syauta, Randy Sapulette, dan Theo Manoppo Tuankota.  Lengkap, semua ada di situ.

``Katong harus ke Assen sama-sama. Kamong harus kuat karena kamong yang bikin beta kuat,`` ujar Yapi, sambil matanya basah.  Air mata itu pun tumpah.  Suaranya parau.

Alfrido Ralahalu dkk yang berada di sekelilingnya tidak mampu menahan air mata.  Mereka larut dalam perasaan masing-masing.  Apalagi, Yapi masih terus berbicara.

Kerabat dari Assen akhirnya tiba di Wormever dan membawa rombongan Kabaresi ke Assen.   Di Assen, di rumah keluarga Asap Salakory, mestinya ada pesta keluarga.   Tuan rumah sudah menyiapkan makan besar, doa, dan penyambutan istimewa.  Akan tetapi, karena kondisi Yapi sudah makin drop, suasana sukacita berubah jadi kian dramatis.

Yapi diketahui punya riwayat sakit getah bening  dan diabetes.   Ketika tiba di Assen dan kondisinya makin lemas,  kerabat di Assen menelepon dokter.  Setelah diperiksa, dokter putuskan harus dibawa ke rumah sakit  untuk ditangani secara intensif.  Dalam penanganan dokter di rumah sakit, tengah malam waktu Belanda, Yapi akhirnya pergi untuk selamanya.

Selama satu bulan di Belanda, Alfrido sudah dua kali melihat sang guru teaternya itu mencucurkan air mata.   Sebelumnya, di Oost-Souburg Vlissingen,  Zeeland, 8 Agustus lalu, menurut Alfrido, Yapi juga menangis terharu.

``Mungkin karena Om Yapi melihat antusias dan eforia orang Maluku di Belanda begitu besar kepada katong dari Ambon," ungkap Alfrido dari Assen, saat dihubungi Media Online Maluku Post, melalui telepon dari Ambon, Rabu (28/8).

Alfrido menuturkan, Yapi sejak awal mengantar Sanggar Kabaresi dengan tujuh personil ke Kwako Festival, 27 Juli 2019.   Setelah itu, Pentas Kabaresi di Zeeland, 8 Agustus, lantas pada Pasar Malam Asia, di Groningen, 24 Agustus.

Selain itu, sudah ada kepastian 14  pertunjukan Sanggar Kabaresi di sejumlah kota, namun baru tiga kali pertunjukan, Yapi sudah pergi.

"Dalam komitmen katong tujuh orang, dalam proses pulang, jika waktunya masih bisa, kita tetap pentas.  Dengan maksud untuk penghormatan bagi Om Yapi,"  ungkap Alfrido.

Menurut dia, selama sebulan di Belanda,  dalam candaan, dalam diskusi,  Yapi selalu beri wejangan. 

"Katong adalah penghibur.  Tugas katong adalah menghibur orang.  Dalam kondisi apapun, katong harus tetap hibur orang.  Sebab itu, katong akan tetap naik pentas.  Kalimat itu dibilang lebih dari tiga kali,`` ungkap Alfrido lagi.

Secara pribadi, Alfrido punya kenangan khusus dengan Yapi. Dia bercerita, pertama kali jumpa  Yapi tahun 1999, ketika masih duduk di kelas 1  SMP Negeri 2 Ambon.  Waktu itu, Alfrido dkk terlibat dalam pagelaran seni SMP se-Kecamatan Nusaniwe.

"Katong pentas tentang perang dan damai, dengan pelatih Om Yapi.  Lalu, Om Yapi tanya. Tau paparisa kecil?  Kalau diajak masuk, mau ka seng?  Akhirnya beta diajak syuting pertama kali.  Beta peran sebagai Letnan Nadus dari Ullath, untuk acara Paparisa kecil,`` tutur Alfrido.

Setelah sempat meniti karier di luar Sanggar Kabaresi, tahun 2017, dalam diskusi ringan Alfrido, Marionie, dan Yapi, akhirnya Yapi tergerak agar Paparisa Kecil lahir kembali.

``Om Yapi itu pribadi yang tegas. Dalam setiap bicara, selalu mendidik  katong menjadi  pribadi yang lebih baik.  Itu adalah sempurna dari Om Yapi bagi katong,`` ungkap Alfrido.

Menurut Alfrido, Yapie punya mimpi besar  menjadikan anak-anaknya Kabaresi menjadi orang-orang besar dan menghasikan karya besar. 

``Jadi katong punya tanggungjawab besar jalankan cita-cita dan harapan om Yapi,`` ungkap Alfrido.

GURU PALING BESAR

Valentino Luhukay yang popular di panggung dengan nama Atus Perces, termasuk orang yang paling merasa kehilangan.  Sejak kecil, orang tua Valentino sudah punya hubungan baik dengan Yapi.   Sebab itu, Valentino gampang menyesuaikan diri saat masuk Sanggar Kabaresi.

``Om Yapi itu guru paling besar untuk beta,`` kata Valentino.

Dia lantas mengungkapkan pesan Yapi agar punya karakter di panggung, bagaimana menjadi bintang panggung yang kuat. 

"Om Yapu  bilang, harus setia par apa yang se pilih. Se harus rendah hati. Antua kasi ilmu par beta seng pernah stenga. Antua kasi full," ungkap Valentino.

Valentino punya kenangan manis yang tidak bisa dia lupa mengenai sosok guru besarnya. 

"Di ruang ganti, di belakang panggung, Om Yapi akan cium katong semua sebelum baik panggung.   Bagi orang lain, ini biasa saja, tetapi bagi katong, inilah yang bikin katong jadi singa di atas panggung!"  Begitulah kenangan Valentino. (Maluku Post/Foto fb alfrido ralahalu)

Marieonie Serhalawan: Yapi Mailoa Itu Legenda

Buletinnusa
Laporan Rudi Fofid-Ambon 
Ambon, Malukupost.com - ``Om Yapi itu legenda,  penuh karisma.  Orangnya pintar dan penyayang,`` demikian diungkapkan Marieonie Serhalawan, pemeran karakter Hasna dalam lakon Paparisa Kecil oleh Sanggar Teater Kabaresi.

Marieonie  adalah salah satu sosok yang sangat dekat dengan Yapi Mailoa, pendiri Sanggar Kabaresi yang berpulang di Groningen, Belanda, Selasa (27/8). 

Marieonie melakoni hidup berkesenian di dua panggung sekaligus.  Panggung teater dan panggung musik.  Dua jalur itu sama-sama melambungkan namanya di kancah nasional dan internasional. 

Memang, Marieonie   terbiasa bernyanyi sejak menjadi penyanyi cilik.  Ia telah berada di jalan lurus  dunia tarik suara secara berani dan tidak canggung.  Tidak heran, bila tampil di  panggung, vokal beningnya mengalun laksana seruling.

Barulah ketika duduk di kelas 4 SD, tahun 1995, Helena Luhukay membawa Marieonie dan Valentino Luhukay bertemu Yapi Mailoa, seniman yang pulang menekuni dunia teater di Jakarta.  Saat itu, ada juga Theo Matulessy dan Sezia Palijama.  Keempat pelakon cilik inilah yang mewarnai Sanggar Kabaresi, pada awalnya, bersama kakak-kakak lain yang sudah beranjak remaja.

``Kalau bernyanyi, beta sudah biasa. Sedangkan ini teater, pertama kali jumpa Om Yapi, beta takut.  Sangat takut. Takut salah, takut main teater,`` kata Marieonie kepada Media Online Maluku Post di Ambon, Rabu (28/8).

Ternyata, kata Marieonie, Yapi sanggup mengarahkan mereka menjadi pemain teater.  Pertama kali, mereka tampil di TVRI Ambon dalam acara Cerita Untuk Anak. 

"Om Yapi minta kami baca naskah. Harus hafal mati, jangan improvisasi apapun," kenang Marieonie.
 
Berkat  bimbingan Yapi yang penuh kesabaran, semua pemain cilik itu bisa menyesuaikan diri dengan kakak-kakak.  Dari situlah Yapi lantas mendapat ide membuat Paparisa Kecil yang populer di TVRI Ambon.

HASNA DAN ACIM

Dalam acara Paparisa Kecil di TVRI,  semula Marieonie mendapat peran sebagai cucu Opa Mester bernama Pau.

Pada tahun 1999, Yapi mempertemukan Marieonie dengan Alfrido Ralahalu. Keduanya harus memainkan karakter Muslim Ambon.   Marionie menjadi Hasna, sedangkan Alfrido menjadi sosok Acim.

"Bagi beta, itu seng sulit sebab beta  tumbuh di kawasan Diponegoro dan Airmata Cina.  Kawan-kawan semua  di sana, di seputar kuburan Islam, jadi gampang saja beta logat Diponegoro, Waihaong, atau Batumerah.  Apalagi, Om Yapi selalu tekankan, kalau katong seng coba, katong seng pernah tahu, katong bisa ka seng, ," papar Marieonie.

Setelah melakoni peran  Hasna, Marieonie merasakan karakter itu tidak hanya ada di panggung, melainkan sampai pada kehidupan sehari-hari.  Sensasi lain dengan peran Hasna, banyak sekali warga menyangka dirinya seorang gadis Muslim.

"Orang sangka beta ini Muslim. Apalagi beta pulang ke arah Diponegoro.  Beta punya logat sehari-hari juga seperti orang Diponegoro," ungkap Marieonie.

Dalam perjalanan Sanggar Kabaresi, migrasi dan dinamika para seniman menyebabkan para sejumlah aktor dan artis panggung ini memilih jalan karier berbeda.  Sampai suatu saat, Marieonie secara iseng mempublikasi kembali foto-foto masa lalu. Penampilan Sanggar Kabaresi dari panggung ke panggung, termasuk perjalanan ke Negeri Belanda, pertama kali tahun 2005, semua disebar lagi di facebook.

``Om Yapi melihat semua itu lalu telepon, sampai katong bisa bertemu. Om Yapi bilang, dirinya bagai hidup kembali.  Beta, Alfredo,  Valentino, Om Yapi,  katong bakupolo di sanggar pas antua bilang akang," kenang Marieonie.

Setelah hampir semua pentolan Sanggar Kabaresi bertemu, mereka sepakat membuat gebrakan dengan tajuk Paparisa Kecil Reborn. Ya, Paparisa Kecil telah lahir kembali, dalam format dewasa.

Publik Ambon pun menyambut gembira Paparisa Kecil Reborn.  Hal ini bisa dilihat dari antusias publik di Taman Budaya Maluku maupun Lapangan Merdeka Ambon, maupun beberapa penampilan lain sepanjang 2019.

"Beta merasa asyik dengan penampilan Paparisa Kecil Reborn tetapi kemudian beta ingin mendukung dari belakang panggung saja.  Beta belum sempat bilang niat ini ke Om Yapi," tutur Marieonie.

Marieonie yang juga menjuarai berbagai festival nyanyi tingkat nasional itu, mengaku sangat kehilangan sosok yang menjadi guru dan pengayom.  Dirinya berharap, karya Yapi yakni Sanggar Kabaresi harus tetap hidup.

``Apakah antua selesai lalu katong selesai? Seng.  Antua bikin ini supaya katong tetap hidup terus.   Antua meninggal, katong tetap hidup terus.  Beliau sudah beri banyak pelajaran, jadi semua harus bisa lanjutkan Sanggar Kabaresi,`` pungkas personil D'KAK5 ini. (Maluku Post/Foto fb Marieonie)

Selasa, 27 Agustus 2019

Pendiri Teater Kabaresi Yapi Mailoa Tutup Usia Di Belanda

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Maluku kehilangan seorang sosok pelopor di dunia teater.  Yapi Mailoa,  sang pendiri Sanggar Teater Kabaresi, tutup usia di Groningen, Negeri Belanda, Selasa (27/8).

Pentolan panggung Paparisa Kecil TVRI Ambon Valentino Luhukay (Atus Perces) dan Alfrido Ralahalu (Acim) ikut mendampingi Yapi ke rumah sakit di Groningen.   Keduanya belum bisa memberi banyak informasi sebab masih dalam perjalanan pulang dari rumah sakit di Groningen ke Assen.

Sekalipun demikian, Alfrido dan Valentino sama-sama memastikan, jenazah Yapi sudah berada di kamar jenazah.  Alfrido dkk bersama keluarga Maluku di Belanda, melakukan koordinasi untuk pemulangan jenazah  ke Ambon.

Yapi sudah berada di Negeri Belanda sejak sebulan lalu.  Ia bersama bintang-bintang teater Kabaresi dari Ambon yang diasuhnya bertahun-tahun.  Mereka  mengikuti serangkaian festival dan pertunjukan di berbagai kota di Belanda. 

Sanggar Kabaresi masih punya jadwal dua kali penampilan panggung di dua tempat berbeda yakni di Hoogeveen pada hari Jumat (30/8) dan di Assen, hari Sabtu (31/8). Yapi dan rombongan pada pagi kemarin, bertolak dari Wormeveer ke Assen untuk menyiapkan dua penampilan tersebut. 

Di Assen, Yapi merasa tidak nyaman dan mengeluhkan kondisi kesehatan, ia lantas dilarikan ke Rumah Sakit di Groningen, sampai menghembuskan nafas terakhir.  Maluku Post masih terus berusaha mengumpulkan informasi seputar kepulangannya, dari para kerabat di Belanda.(malukupost/rudifofid/foto fb yapphye mailoa)

Minggu, 25 Agustus 2019

“Tim Reaksi Cepat” Inovasi Baru Satpol PP Malra

Buletinnusa

Putnarubun : Usulan Kekurangan, Pemda Diminta Sikapi 

Langgur, Malukupost.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) saat ini terus membenahi kinerja dalam kaitannya sebagai aparatur penyelenggara ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di Malra. Untuk itu, perlu adanya kreatifitas maupun inovasi yang harus lahir dari pimpinan maupun seluruh anggota Pol PP Malra. Salah satu seksi Satpol PP Malra yakni Seksi Kewaspadaan Dini berhasil melakukan sebuah terobosan baru (inovasi) dengan membentuk Tim Rekasi Cepat (TRC) yang bertugas untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini. Kepada Malukupost.com di Langgur, Minggu (25/8), Kepala Seksi (Kasie) Kewaspadaan Dini Satpol PP Malra, Ronny Lexi Putnarubun, S.Sos.M.Si mengatakan, dibutuhkan kreatifitas dalam menyusun strategi-strategi kerja untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
Langgur, Malukupost.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) saat ini terus membenahi kinerja dalam kaitannya sebagai aparatur penyelenggara ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di Malra.

Untuk itu, perlu adanya kreatifitas maupun inovasi yang harus lahir dari pimpinan maupun seluruh anggota Satpol PP Malra.

Salah satu seksi Satpol PP Malra yakni Seksi Kewaspadaan Dini berhasil melakukan sebuah terobosan baru (inovasi) dengan membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) yang bertugas untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini.

Langgur, Malukupost.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) saat ini terus membenahi kinerja dalam kaitannya sebagai aparatur penyelenggara ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di Malra. Untuk itu, perlu adanya kreatifitas maupun inovasi yang harus lahir dari pimpinan maupun seluruh anggota Pol PP Malra. Salah satu seksi Satpol PP Malra yakni Seksi Kewaspadaan Dini berhasil melakukan sebuah terobosan baru (inovasi) dengan membentuk Tim Rekasi Cepat (TRC) yang bertugas untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini. Kepada Malukupost.com di Langgur, Minggu (25/8), Kepala Seksi (Kasie) Kewaspadaan Dini Satpol PP Malra, Ronny Lexi Putnarubun, S.Sos.M.Si mengatakan, dibutuhkan kreatifitas dalam menyusun strategi-strategi kerja untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
Ronny L. Putnarubun
Kepada Malukupost.com di Langgur, Minggu (25/8), Kepala Seksi (Kasie) Kewaspadaan Dini Satpol PP Malra, Ronny Lexi Putnarubun, S.Sos.M.Si mengatakan, dibutuhkan kreatifitas dalam menyusun strategi-strategi kerja untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat

“Olehnya itu, saya melakukan inovasi membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) yang tugasnya yaitu melakukan deteksi dini dan cegah dini terhadap gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat,” ungkapnya.

Menurut Putnarubun,  Selain melakukan kegiatan-kegiatan (rutinitas) baik itu dalam bentuk patroli pengawasan terhadap gangguan ketertiban umum dan masyarakat, TRC juga melakukan kegiatan Patroli Bina Pelajar.

“Jadi selama ini aktifitas kami dalam tugas ini, berbagai hal yang kami temukan di lapangan baik itu yang menyangkut dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan, kami melakukan tindakan preventif (pembinaan) kepada yang bersangkutan agar tidak mengulangi lagi perbuatannya,” ujarnya.

Dijelaskan Putnarubun, apabila ada oknum-oknum PNS yang ditemui dalam operasi rutinitas di lapangan kedapatan melakukan hal-hal yang melanggar nilai-nilai sosial kemasyarakatan, maka oknum PNS tersebut akan dilaporkan kepada atasannya untuk ditindak sesuai dengan kode etik PNS

“Jadi kalau kode etik itu kita bukan bicara menyangkut disiplin PNS karena PP Nomor 53 tidak mengatur terkait dengan hal yang ada dalam kode etik, sehingga kita tetap  mengembalikan itu kepada atasan langsung untuk ditindaklanjuti sesuai peraturan,” tuturnya.

Putnarubun katakan, dalam melaksanakan rutinitasnya TRC juga sering melakukan pembersihan badan-badan jalan atau ruas jalan akibat aktifitas pekerjaan jalan yang tentu akan mengganggu pengendara maupun pengguna jalan lainnya.

“Misalnya kegiatan proyek-proyek yang selama ini dijalankan sepanjang beberapa ruas jalan misalnya Jalan Jenderal Sudirman maupun Jalan Soekarno-Hatta itu sering ada bahan-bahan (material) lokal yang tercecer di jalan, maka kita langsung melakukan pendekatan persuasif kepada pekerja/pemborong/kontraktor proyek dimaksud agar segera membersihkan areal jalan demi keselamatan pengendara maupun pengguna jalan lainnya,” bebernya

Langgur, Malukupost.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) saat ini terus membenahi kinerja dalam kaitannya sebagai aparatur penyelenggara ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di Malra. Untuk itu, perlu adanya kreatifitas maupun inovasi yang harus lahir dari pimpinan maupun seluruh anggota Pol PP Malra. Salah satu seksi Satpol PP Malra yakni Seksi Kewaspadaan Dini berhasil melakukan sebuah terobosan baru (inovasi) dengan membentuk Tim Rekasi Cepat (TRC) yang bertugas untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini. Kepada Malukupost.com di Langgur, Minggu (25/8), Kepala Seksi (Kasie) Kewaspadaan Dini Satpol PP Malra, Ronny Lexi Putnarubun, S.Sos.M.Si mengatakan, dibutuhkan kreatifitas dalam menyusun strategi-strategi kerja untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
Kegiatan Patroli Bina Pelajar Amankan 1 Siswa Bolos Sekolah
Putnarubun ungkapkan, khusus untuk Patroli Bina Pelajar, selama ini TRC sudah melakukan penindakan hampir 30-40 siswa, dimana para siswa tersebut kedapatan sering bolos pada saat jam sekolah, bahkan ada juga yang kedapatan merokok sambil menikmati miras (minuman keras).

“Kegiatan patroli Bina Pelajar dilakukan selama jam sekolah berlangsung. Memang lokasi (kondisi) kantor kami walaupun jauh dari pusat keramaian di dalam kota tetapi kami tetap rutin melaksanakan tugas tersebut,” tandasnya.

“Kegiatan Bina Pelajar ini kami lakukan mengingat beberapa tahun terakhir ini sering ada tawuran-tawuran antar pelajar, dimana setelah kami melakukan pengecekan langsung ternyata pemicunya adalah para siswa yang sering bolos, bukan mereka yang sementara ada di dalam lingkungan sekolah saat jam sekolah berjalan. Terbukti ada beberapa siswa yang langsung diberhentikan dari sekolah karena dianggap sudah melanggar sekolah apalagi menyangkut miras,” katanya lagi.

Putnarubun menandaskan, dari pengalaman itulah maka sejak awal tahun 2019 hingga kini tidak terjadi hal-hal tawuran antar pelajar, dan selama TRC ini melaksanakan patroli Bina Pelajar maka dipastikan tidak akan ada tawuran antar pelajar lagi.

“Jumlah anggota TRC Pol PP Malra yang ada sekarang ini sebanyak 20 orang (dikoordinir langsung oleh Kasie, yang setiap harinya mobile dalam melakukan kegiatan patroli. Selama ada aduan tetap langsung ditindaklanjuti,” tegasnya.

Diungkapkan Putnarubun, ada pula kegiatan sebagai pendukung dari tugas pengawasan yakni kegiatan pendataan dan pemetaan potensi konflik di kabupaten Malra khusus yang menjadi prioritas yaitu pada lokasi pusat ibu kota.

Langgur, Malukupost.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) saat ini terus membenahi kinerja dalam kaitannya sebagai aparatur penyelenggara ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di Malra. Untuk itu, perlu adanya kreatifitas maupun inovasi yang harus lahir dari pimpinan maupun seluruh anggota Pol PP Malra. Salah satu seksi Satpol PP Malra yakni Seksi Kewaspadaan Dini berhasil melakukan sebuah terobosan baru (inovasi) dengan membentuk Tim Rekasi Cepat (TRC) yang bertugas untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini. Kepada Malukupost.com di Langgur, Minggu (25/8), Kepala Seksi (Kasie) Kewaspadaan Dini Satpol PP Malra, Ronny Lexi Putnarubun, S.Sos.M.Si mengatakan, dibutuhkan kreatifitas dalam menyusun strategi-strategi kerja untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
“Kegiatan tersebut dijadwalkan mulai dilakukan usai bulan Agustus 2019 ini, dimana gambarannya sudah bisa diketahui misalnya di seputaran kota yakni di depan Toko Kim Baru, di depan kantor Golkar, di kompleks Perumahan Pemda, Perumnas, di Ohoibun (sekitar Hotel Dragon), lorong di sekitar Ohoibun Atas dan di Langgur,” jelasnya.

Putnarubun menambahkan, dengan jumlah anggota Satpol PP yang sudah bertambah maka kedepan TRC bisa lebih optimal dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat Maluku Tenggara selain itu dengan kekurangan-kekurangan yang dimiliki, kalau dapat usulan-usulan dari kami misalnya armada (mobil/motor) yang masih kurang bisa mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah (Pemda).

“Karena ini menyangkut tugas rutinitas. Jadi, mungkin selama ini orang berpikir bahwa Pol PP itu sebagai Penjaga Malam, maka saya mau merubah mainset tersebut menjadi Pol PP yang Melayani,” pungkasnya. (MP-15)

Ini Hasil Riset Harapan Masyarakat Malra Terhadap Calon Sekda Malra

Buletinnusa
Langgur, Malukupost.com - Tidak dapat dipungkiri, akhir-akhir ini polemik yang muncul di tengah-tengah masyarakat Maluku Tenggara (Malra) tentang posisi (jabatan) Sekretaris Daerah (Sekda) setempat ramai diperbincangkan.

Jabatan “Putera Mahkota” yang belum terisi dalam “Rumah Tangga” Pemerintah Kabupaten (pemkab) Malra ini menjadi pusat perhatian dan diskusi banyak orang, mulai dari pelosok hingga elite politik bahkan anggota parlemen.

Beragam opini yang berkembang yang dilatarbelakangi dengan berbagai alasan hingga kepentingan merupakan dinamika dalam sebuah proses. Namun, yang diharapkan adalah bagaimana semua pihak mampu menghargai, menghormati bahkan menerima dengan baik hasil dari sebuah proses yang lahir berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

Sejalan dengan hal tersebut, Komunitas Survei Universal Malra dan Sahabat Nuhu Evav Institut turut memberikan sumbangsih dalam bentuk riset dan advis terhadap dinamika yang muncul terkait dengan “Kursi Panas” Sekda Malra.

Fachry Rahanar
Sekretaris Komunitas Survei Universal Malra, Fachry Rahanar, kepada Malukupost.com di Langgur, Sabtu (24/8), mengatakan pihaknya telah melakukan survei/riset terkait dengan keinginan masyarakat Malra tentang Calon Sekda.

“Berdasarkan hasil survei/riset yang dilakukan di lapangan, ada 5 poin yang menjadi perhatian. Pertama, masyarakat Malra rasional dalam memberikan gambaran serta masukan kepada Calon Sekda yakni selalu mengutamakan loyalitas, integritas dan profesional serta rekam jejak (track record) dari Calon Sekda,” ujarnya.

Rahanar katakan, poin kedua yakni dalam menentukan siapa Calon Sekda, perlu memprioritaskan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi/kelompok. Ketiga, Calon Sekda harus proaktif dalam berbagai persoalan yang kaitannya dengan pemerintahan, serta mengedepankan prosedur yang berlaku.

“Poin Keempat yakni memiliki kemampuan managerial, paham dengan politik anggaran serta mampu menjabarkan visi serta misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Dan poin Kelima, tidak terjebak dengan politik identitas serta mampu mengayomi seluruh komponen masyarakat yang ada di kabupaten Malra, tanpa melihat latar belakang agama, adat, budaya dan suku,” ungkapnya.

Menurut Rahanar, selain hasil riset tersebut, pihaknya juga menyimpulkan bahwa masyarakat Malra secara utuh melihat siapapun nanti yang terpilih, Bupati tidak boleh terjebak dalam politik identitas.

“Harapan kami dan tentunya harapan publik Malra agar bupati tetap berpegang teguh pada pendekatan aturan (regulasi) maupun perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya sembari menambahkan proses seleksi jabatan Sekda yang sudah dilaksanakan, siapapun yang nanti terpilih publik Malra dapat menerimanya dengan baik.

Mudafarsyah Leisubun
Sementara itu, Sahabat Nuhu Evav Institut (institut bergerak) yang bergerak di bidang sosial terutama persoalan pendidikan kebangsaan ini berharap agar dinamika jabatan Sekda Malra jangan diwarnai dengan isu-isu perimordial maupun SARA yang kemudian berkembang dalam dinamika birokrasi, politik nasional maupun lokal.

“Artinya, jabatan Sekda adalah jabatan yang dimana melekat integritas, profesionalisme, kemampuan dan sebagainya,” kata Mudafarsyah Leisubun, Direktur Sahabat Nuhu Evav Institut.

Leisubun mengingatkan agar semua pihak harus dapat memainkan perannya dengan baik dengan menyampaikan narasi-narasi yang edukatif, dengan tetap menjaga fangnanan, persatuan dan kebersamaan

“Misalnya, kalaupun hari ini ada yang terpilih saudara-saudara kita dari Katolik itu berdasarkan kemampuan bukan berdasarkan keagamaan. Jadi, siapapun yang terpilih itu bukan berdasarkan asas perimbangan, bukan karena dia Katolik, Islam atau Protestan, tapi memang betul-betul karena kemampuan, kapasitas dan integritas yang dimiliki oleh figur Sekda tersebut,” tandasnya.

Menurut Leisubun, semua pihak termasuk para elite harus mampu memberikan edukasi yang baik dan narasi-narasi yang sejuk kepada masyarakat terkait proses ini, agar kedepannya nanti bisa lebih maju dalam menata daerah dan membangun Malra.

“Kami berharap para elite politik bisa memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, praktisi hukum memberikan pendidikan yang konstitusional, teman-teman pemuda mampu menjaga persatuan dan kesatuan,” tukasnya.

Untuk itu, pihaknya juga berharap agar semua pihak harus bisa memisahkan mana wilayah Adat, wilayah Pemerintah dan wilayah Agama, sehingga tiga tungku (3A) Adat, Kubni, Aingam (adat, pemerintah dan agama) tetap menjadi landasan utama kita dalam membangun daerah maupun dalam kehidupan sehari-hari. (MP-15)

Kamis, 22 Agustus 2019

Astaga.!!! PT KJB Tidak Gubris Surat Moratorium Bupati Tanimbar

Buletinnusa
Saumlaki, Malukupost.com - PT. Karya Jaya Berdikari (KJB) ternyata “Bandel” karena tidak menggubris surat edaran yang dikeluarkan Bupati Kepulauan Tanimbar bernomor 552/785/2019 tertanggal 26 Juni 2019 tentang penghentian sementara atau moratorium kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) atau Hak Pengelolaan Hutan (HPH).

Surat edaran moratorium itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari surat pemberitahuan moratorium yang dikeluarkan oleh Gubernur Maluku, Murad Ismail nomor 552/1850 tanggal 10 Juni 2019 perihal Pemberhentian Sementara (moratorium) Kegiatan Operasional IUPHHK-HA/HT yang tembusannya disampaikan kepada Bupati/Walikota se-provinsi Maluku.

Berdasarkan laporan masyarakat sekitar bahwa perusahaan tersebut masih melakukan aktifitas operasional pemuatan kayu maka tim media ini melakukan pemantauan langsung di lokasi petuanan Desa Arma, Kecamatan Nirunmas, Rabu (21/8) dan menemukan bukti kebenarannya.

Yuda, manajer camp PT KJB dikonfirmasi terkait hal itu mengatakan sejak Mei kemarin saat moratorium dikeluarkan, telah secara otomatis pihak perusahaan menghentikan produksi atau penebangan kayu namun pemuatan kayu masih dilanjutkan.

"Didalam isi moratorium itu tidak dijelaskan secara rinci tentang penghentian pemuatan kayu keluar daerah. Sehingga kami tetap lakukan pemuatan sejak dua hari sebelum tanggal 17 Agustus. jadi tanggal 15 itu sudah muat sampai saat ini," ungkapnya.

Yuda menambahkan, yang sedang dimuat ini adalah jenis kayu merbau sebanyak 4.000 kubik dengan estimasi pemuatan lima sampai enam hari.

“Tergantung kemampuan penggunaan alat yang tersedia dan kayu tersebut merupakan hasil tebangan tahun 2018,” tegasnya.

Berdasarkan pantauan tim media ini, penjelasan Yuda itu sangat diragukan karena di lokasi pemuatan, ada ribuan log kayu yang masih tersusun rapi diatas kapal tongkang. Ribuan kayu ini variatif yakni ada yang kulitnya sudah kering dan ada juga yang masih mentah, atau ada kayu lama dan kayu yang dipastikan baru saja ditebang.

Tampak beberapa diantaranya masih berwarna merah dan diduga kayu itu baru ditebang beberapa bulan ini. Hal ini dibuktikan dengan tim media ini mengupas kayu Merbau itu dan ternyata kulit kayu itu masih berwarna merah dan masih basah atau mentah.

Sementara itu, Ketua Yayasan Sor Silai, Simon Lolonlun diminta tanggapannya menyangkut hal itu menyatakan sebagaimana laporan warga dan temuan para jurnalis maka KJB sudah melakukan pelanggaran dan tidak menghargai pemerintah.

“Kebijakan moratorium yang dikeluarkan pemerintah bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dari dampak pengelolaan hutan, namun nyatanya perusahaan itu masih membandel maka itu tandanya tidak menghargai pemerintah,” ungkapnya di Saumlaki, Kamis (22/8).

Kayu Merbau yang dikupas
Lolonlun meminta pihak terkait untuk segera menyikapinya untuk menegakkan supremasi hukum dan untuk menyelamatkan hutan Tanimbar.

"Saya minta Gubernur Maluku dan Bupati Kepulauan Tanimbar segera menerjunkan tim pemeriksa dan melakukan investigasi, Ini negara hukum dan setiap warga negara wajib patuh," pungkasnya.

Sekedar diketahui, surat edaran Bupati Kepulauan Tanimbar  nomor 552/785/2019 tertanggal 25 juni 2019 tentang penghentian sementara atau moratorium kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) atau Hak Pengelolaan Hutan (HPH) yang ditujukan kepada direktur utama PT. Karya Jaya Berdikari (KJB).

Surat tersebut meminta PT. Karya Jaya Berdikari untuk sementara menghentikan seluruh kegiatan operasional pemanfaatan hasil hutan kayu di wilayah kabupaten Kepulauan Tanimbar, sambil menunggu hasil evaluasi lebih lanjut dari pihak yang memiliki kewenangan. (MP-16)

Rabu, 21 Agustus 2019

Wabup Malra: Penyuluhan Kearsipan Tidak Boleh Dipandang Sebelah Mata

Buletinnusa
Langgur, Malukupost.com - Wakil Bupati (Wabup) Maluku Tenggara (Malra), Petrus Beruatwarin mengatakan, kegiatan sosialisasi atau penyuluhan kearsipan tidak boleh dipandang sebelah mata oleh aparatur birokrasi, karena hal ini merupakan upaya penyelenggaraan kearsipan yang berkualitas dalam rangka tertib administrasi guna menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa. “Maksudnya adalah terciptanya penyelenggaraan administrasi pemerintahan daerah sesuai ketentuan yang berlaku sehingga pengelolaan arsip yang handal, autentik dan terpercaya sebagai alat bukti dapat terwujud,” ujarnya saat membuka Sosialisasi/Penyuluhan Kearsipan Di Lingkungan Instansi Pemerintah, di Langgur, Rabu (21/8).
Langgur, Malukupost.com - Wakil Bupati (Wabup) Maluku Tenggara (Malra), Petrus Beruatwarin mengatakan, kegiatan sosialisasi atau penyuluhan kearsipan tidak boleh dipandang sebelah mata oleh aparatur birokrasi, karena hal ini merupakan upaya penyelenggaraan kearsipan yang berkualitas dalam rangka tertib administrasi guna menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa.

“Maksudnya adalah terciptanya penyelenggaraan administrasi pemerintahan daerah sesuai ketentuan yang berlaku sehingga pengelolaan arsip yang handal, autentik dan terpercaya sebagai alat bukti dapat terwujud,” ujarnya saat membuka Sosialisasi/Penyuluhan Kearsipan Di Lingkungan Instansi Pemerintah, di Langgur, Rabu (21/8).

Menurut Beruatwarin, sosialisasi itu juga nantinya akan memberikan pemahaman dan penyamaan persepsi kepada pimpinan OPD di Pemkab Malra tentang pentingnya mengelola arsip/dokumen daerah secara baik dan benar.

“Kesadaran dari seluruh aparatur pemerintahan daerah tentang pentingnya pengelolaan Arsip dalam kegiatan nyata sehari-hari (kinerja riil) itu sangat penting,” katanya.

Beruatwarin menambahkan, peserta sosialisasi harus mampu menjadi pelopor menciptakan publik opini tentang pentingya arsip dalam proses manajemen pemerintah dan pembangunan.

“Saya harap, dari kegiatan ini dapat mewujudkan prinsip, kaidah dan standar kearsipan khususnya dalam penyusunan arsip guna terciptanya Pemkab Malra yang unggul, inovatif dan tersistem,” imbuhnya.

Sekedar diketahui, kegiatan Sosialisasi/Penyuluhan Kearsipan Di Lingkungan Instansi Pemerintah tersebut digelar atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara melalui Dinas Kearsipan Daerah dan Badan Arsip Nasional Indonesia.(MP-15)

DPD Hanura Maluku Tanggapi Surat Mosi Tidak Percaya Tujuh DPC

Buletinnusa
Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Maluku
Mohammad Yasin Payapo
 
Ambon, Malukupost.com - Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai Hanura provinsi Maluku, Patria B Latuheru SE.Msi mengatakan, surat pernyataan Mosi Tidak Percaya yang dibuat oleh tujuh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang mengatasnamakan Forum Penyelamat Dewan Pimpinan Cabang Partai Hanura se-Maluku merupakan bentuk protes, perihal rasa ketidakpercayaan sejumlah kader atas kepemimpinan Mohammad Yasin Payapo dalam kurun waktu 1,4 tahun.

“Dalam surat tertulis lima pernyataan kritik, yakni Payapo dinilai tidak memberikan andil terhadap kinerja partai, tidak mempunya niat besarkan partai, kepemimpinannya kontra produktif dan picu polemik di internal partai, merusak citra partai akibat diduga lakukan korupsi dan membangkang perintah DPP.  Mirisnya, ada pemalsuan tandatangan yang dilakukan oknum kader mengatasnamakan pimpinan partai," ungkapnya di Ambon, Rabu (21/8) menanggapi surat mosi tidak percaya dari tujuh DPC Partai Hanura.

Latuheru katakan, Di dalam surat itu juga tertulis adanya kesepakatan lima DPC mengenai pengajuan permohonan kepada Ketua Umum DPP Hanura Oesman Sapta untuk menunjuk Pelaksana Tugas (PLT) DPD Maluku agar melakukan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) menggantikan Payapo selaku Ketua DPD.

"Jadi menurut mereka, pak Yasin tidak layak pimpin Hanura di Maluku," bebernya.

Dijelaskan Latuheru, salah satu alasan mereka menuding Payapo tidak memberikan andil terhadap kinerja partai adalah partai tidak berjalan terstruktur selama pemilihan legislatif dan Pilpres, begitu pun dengan tidak adanya partisipasi Payapo mengenai perolehan kursi Hanura di legislatif dan kegagalan telak partai Hanura di SBB dalam pileg kemarin.

"Mereka menuding, Payapo tidak melakukan konsolidasi organisasi juga tidak melakukan kunjungan ke tiap-tiap DPC," katanya.

Latuheru menambahkan, alasan berikutnya perihal pemeriksaan Polres Seram Bagian Barat (SBB) kepada Payapo menyangkut dugaan pemotongan DD/ADD sebesar Rp7-35 juta di 93 desa di SBB tahun 2017 yang berakibat pada kerugian negara senilai Rp644 juta hingga Rp3,2 miliar. Pada akhirnya, Polda Maluku melalui Reskrimsus menyatakan akan melakukan gelar perkara. Tak sampai disitu, pada 30 mei 2019, Garda NKRI dan BEM se-Kota Ambon mendesak Kejati dan Polda Maluku memanggil Payapo untuk mendengar penjelasan Payapo mengenai persoalan tersebut.

"Menurut mereka, Payapo tidak jalankan perintah DPP menyangkut pengambil alihan aset partai dari mantan Ketua DPD Hanura ibu Ayu Hindun Hasanussi yakni mobil operasional partai," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Hukum Edison Sarimanella menilai Surat Pernyataan Mosi dengan tuntutan yang disampaikan ketujuh DPC tersebut merupakan cacat hukum secara organisasi dan pidana. Namun pihaknya pun akan menanggapi melalui langkah hukum organisasi maupun pidana.

“Dibidang organisasi, kami akan kembalikan ke pengurus. Sementara menyangkut pidana, ada kepentingan hukum dari para oknum tertentu. Ini sudah masuk dalam ranah pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan dan pemalsuan tanda tangan dalam surat itu," tandasnya.

Wakil Ketua Bidang Organisasi Partai Hanura, Boby Gunawan Tianotak mengatakan keputusan yang diambil tidak sesuai mekanisme organisasi AD/ART partai. Misalnya, ketika surat pernyataan ditandatangani tidak diadakan rapat atau semacamnya.

“Padahal, dalam pengambilan suatu keputusan partai harus sesuai mekanisme seperti diadakan rapat internal partai tingkat PAC maupun DPC. Nah, ini yang tidak dilakukan," tegasnya

Meski begitu, dirinya mengaku telah mendapatkan pernyataan resmi dari masing-masing ketujuh ketua DPC, bila tandatangan yang tertera dalam surat pernyataan tersebut bukan mereka yang menandatangani melainkan dilakukan oleh oknum tertentu.

Sekedar diketahui, Tujuh DPC Partai Hanura yang tergabung dalam Forum Penyelamat Dewan Pimpinan Cabang Partai Hanura se-Maluku membuat surat Mosi Tidak Percaya tersebut terdiri dari DPC Kota Ambon, SBB, Malteng, Aru, MBD, Bursel dan Kepulauan Tanimbar. (MP-9)

MANUSIA DAN MONYET SAMA SAJA

Buletinnusa
Opini Rudi Fofid-Ambon 

Kalau kau mati,  semua orang yang kau kasihi, tidak akan mencium, menjilat, atau mengigit sekujur tubuhmu.  Mereka akan membawamu ke kesunyian.  Tubuhmu akan diserahkan kepada semut, cacing, belatung, bakteri, dan segenap jazad renik. Merekalah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi menjilat tubuhmu dengan nikmat sampai ludes.

Sang pengurai itu tidak punya rasa.  Makanya dia tidak sayang  wajah cantik dan tubuh sintal.  Dia tidak kagum  sosok tampan dan sixpack,  pesek, macung,  gendut, kerempeng,  hitam, putih, kuning, berbulu, gundul.  Vagina hilang bentuk, penis tiada lagi arti.  Kiamat memanjat tubuhmu.  Sioh, sayang dilale, jangan sedih. Tubuh akan menjelma menjadi tanah.  Tanah tetap berguna.

Apakah dirimu punya kesudian mengambil alih tupoksi para pengurai jenazah? 

Di rimba raya sana, para perambah hutan yang rakus cuma sanggup babat pohon bikin rusak hutan, tetapi malas menanam kembali.  Maukah dirimu meninggalkan nyaman hidup lantas pergi  ke dalam hutan?  Sanggupkah dirimu hidup di rimba sambil menanam biji-bijian agar hutan tetap perawan?

Sekalipun kau makhluk mulia, atau merasa paling mulia di antara semua ciptaan Tuhan, tentu dirimu tidak sanggup mengambil alih tugas membusukkan jenazah di dalam kubur.  Kaupun tidak sanggup menjadi pemeran penganti hewan-hewan penyebar biji-bijian hutan agar tumbuh menjadi individu baru.  Di rimba sana, ada yakis, monyet, beruk, lutung, kera, siamang, orang utan. Mereka pemakan buah yang rajin menebar biji-bijian ke mana-mana sehingga aneka pohon tetap lestari.

Dalam kesadaran iman, manusia percaya diri bahwa merekalah yang termulia dan sempurna.  Boleh saja meyakini semua itu namun tidak serta-merta membuat manusia berhak arogan, rakus, dan brutal terhadap lingkungan.

Dalam pandangan biosentris, manusia tidak lebih istimewa daripada cacing, bakteri, virus, cendawan, kaki seribu, kadal, burung hantu, monyet, ular tanah, dan apapun.  Kita semua sama adanya dalam kedudukan ekologis.  Setiap kali kita mau melakukan perubahan-perubahan di dalam alam lingkungan, kita butuh sopan-santun yang patut kepada sesama makhluk hidup dan ruang hidupnya. 

Dengan berpegang teguh pada pandangan biosentris, kita tidak perlu merasa terlampau hebat, apalagi sampai merendahkan hewan dan tumbuhan.  Sayangilah hewan dan tumbuhan. Berikan suaka kepada mereka. 

Sekadar sebagai pengingat, bolehlah pajang foto cantik dan tampanmu dekat sosok yakis.  Ingatlah bahwa kecantikan dan ketampanan adalah sia-sia.  Ia tipis dan gampang meletus seperti balon sabun.  Tuhan sayang jiwa manusia, tetapi ia akan membiarkan tubuh kasar ini membusuk. Cantik dan tampan akan cair.  Begitu saja.  Saat itu, mungkin kita baru percaya bahwa manusia dan yakis sama saja.

Penulis adalah redaktur pelaksana Media Online Maluku Post

Beruwatwarin: Vocational Training Bermanfaat Bagi Pelaku UMKM Di Malra

Buletinnusa
Langgur, Malukupost.com - Wakil Bupati Maluku Tenggara (Malra), Petrus Beruatwarin, mengatakan pelatihan vokasional untuk penciptaan wirausahawan dapat dimaknai sebagai upaya pemberian kemampuan ketrampilan kepada warga masyarakat, anggota koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai bekal untuk bekerja atau berwirausaha sesuai dengan aktifitas usaha yang dijalankan.
Wakil Bupati Malra, Petrus Beruatwarin
Langgur, Malukupost.com - Wakil Bupati Maluku Tenggara (Malra), Petrus Beruatwarin, mengatakan pelatihan vokasional untuk penciptaan wirausahawan dapat dimaknai sebagai upaya pemberian kemampuan ketrampilan kepada warga masyarakat, anggota koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai bekal untuk bekerja atau berwirausaha sesuai dengan aktifitas usaha yang dijalankan.

“Apalagi pelatihan ini difokuskan pada pembuatan abon ikan dan packaging atau kemasan, maka saya harap ada perhatian serius dan sungguh dari para peserta yang kurang lebih 60 orang ini,” ujarnya saat membuka pelatihan Vacational Pada Daerah Perbatasan di Langgur, Selasa (20/8).

Dijelaskan Beruatwarin, pada era globalisasi ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat. Hampir setiap saat perubahan itu selalu terjadi pada setiap sektor kehidupan masyarakat. Dan dengan disepakatinya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN bahkan Kawasan Asia, menjadi permasalahan sekaligus tantangan tersendiri yang dihadapi oleh suatu negara termasuk Indonesia lebih khusus di kabupaten Malra.

“Sektor yang senantiasa menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh pemerintah adalah sektor lapangan kerja dan ketersediaan tenaga kerja. Kedua sektor ini memiliki  hubungan yang signifikan dan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain,” ungkapnya.

Langgur, Malukupost.com - Wakil Bupati Maluku Tenggara (Malra), Petrus Beruatwarin, mengatakan pelatihan vokasional untuk penciptaan wirausahawan dapat dimaknai sebagai upaya pemberian kemampuan ketrampilan kepada warga masyarakat, anggota koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai bekal untuk bekerja atau berwirausaha sesuai dengan aktifitas usaha yang dijalankan.
Beruatwarin katakan, ketidakseimbangan antara ketersediaan lapangan kerja dan tenaga kerja akan berakibat pada terjadinya pengangguran.

“Pada gilirannya akan membawa dampak pada pembangunan sosial-ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang semakin tidak menentu,” tandasnya.

Untuk itu, Beruatwarin berharap seluruh peserta dapat mengikuti seluruh tahapan dan proses pelatihan ini yang menekankan pada pembentukan ketrampilan/praktek (skill), yang kelak akan menjadi dasar ketrampilan dalam berwirausaha.

“Saya yakin dan percaya dengan mendapat pelatihan ini, saudara-saudara nantinya akan menjadi wirausahawan yang sukses,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Kegiatan Pelatihan Vocational Pada Daerah Perbatasan di Kabupaten Malra merupakan Vocasional Training bagi pelaku usaha UMKM setempat (daerah perbatasan dan daerah pulau-pulau terluar NKRI) yang diprakarsai oleh Kementerian Koperasi Dan UKM RI bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM setempat. (MP-16)

Selasa, 20 Agustus 2019

PROFESOR PAPUA EDO KONDOLOGIT

Buletinnusa
Catatan Rudi Fofid-Ambon ada satu hal kecil yang kebanyakan kita lupa saat menyimak siaran televisi: bahwa segala sesuatu sangat sering di-setting. hidup mati papua adalah siaran televisi yang bikin naik rating tapi tidak bikin naik taraf hidup merek (CUMA RATING, Eko Saputra Poceratu) Saya tidak tahu, mengapa musisi senior Indonesia jatuh hati kepada mantan satpam pertamina Ehud Eduard Kondologit. Saya tidak tahu, mengapa musisi legendaris Indonesia Frangky Sahilatua mempercayakan lagu ``Aku Papua`` kepada Ehud Eduard Kondologit. Akan tetapi, saya tahu, Ehud Eduard Kondologit adalah lelaki kulit hitam berhati putih, yang rambutnya keriting tetapi pikirannya lurus. ``Orang Papua itu sederhana. Mereka sangat terbuka, menerima semua orang, dan gampang diatur. Mereka percaya kepada semua orang. Sebab itu mereka akan sangat kecewa dan bisa marah, kalau rasa percaya itu dikhianati,`` kata Ehud Eduard Kondologit dalam suatu dialog di TV, merespon situasi ``berdarah`` di Papua, sekitar 10 tahun lalu. Bagi saya pribadi, Ehud Eduard Kondologit adalah guru bangsa. Dia boleh disebut profesor untuk masalah Papua. Dia sanggup mempresentasikan isi hati Papua secara penuh keahlian. Saya terakhir kali masih jumpa Bung Ehud Eduard Kondologit dalam konser Franky Sahilatua Untuk Indonesia di TIM Cikini, Jakarta, dan juga peluncuran album Orang Basudara bersama Glenn Fredly di Kemang, Jakarta. Ada begitu banyak reaksi dan respon terhadap ``kasus serangan kepada mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan terakhir di Makassar. Sambil mengingat puisi penyair Ecko Saputra Poceratu, "Papua Cuma Rating", terasa memang masalah Papua cepat sekali dikemas demi kepentingan rating. Masalah utama ada pada "bendera" dan "monyet" di Surabaya, sudah pindah fokus ke Papua. Kompas TV mengundang Ehud Eduard Kondologit ke studio untuk membahas masalah Papua, dan terlihat Edo sangat sejuk di raut, pikir, dan ucap. Ia penuh integritas, dan terlihat sangat cendikia. Tidak ada amarah, dendam, gertak gigi dalam diri Edo. Ia kritis, tegas, tetapi disampaikan secara santun, demi Indonesia. Terima kasih, Bung! Sa minta izin pangge ko Profesor Edo. Sa tahu, ko tidak suka dengan pujian, sanjungan, dan segala makan puji. Sa minta maaf, tetapi sa tetap sebut Profesor Edo yang bisa sa percaya, dan sa hakul yakin, pendapat Profesor Edo, semata-mata demi Indonesia. "Kita ini semua satu keluarga, dan bapak presiden Jokowi itu bicara sebagai seorang Bapak," kata Edo. Video wawancara Kompas TV dengan Edo Kondogit, bisa dilihat pada lin ini:://http://www.youtube.com/watch?v=XUTvxk3QszQ (Maluku Post)

Luapan Sungai Wai Kaka Ancam Putuskan Ruas Jalan Utama

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Luapan sungai Wai Kaka di desa Tala, kecamatan Amalatu, kabupaten Seram Bagian Barat(SBB)  akibat dipicu hujan deras bisa mendatangkan ancaman baru berupa putusnya ruas jalan raya utama yang menghubungkan tiga kabupaten di pulau Seram.

"Sejak 6 Juni 2019 kemarin, luapan sungai Waikaka yang begitu hebat telah membuat tiang penyangga bagian tengah jembatan tersebut ambruk dan menyebabkan jembatan jadi miring sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan besar," kata Ketua Komisi C DPRD Maluku, Anos Yermias di Wai Kaka, kabupaten SBB, Rabu (14/8).

Kini, luapan sungai Waikaka bukan saja menjadi ancaman robohnya jembatan tersebut namun juga bisa memutuskan ruas jalan utama sebab aliran air sudeh meringsek di bawah bibir jalan.

"Kalau untuk perbaikan jembatannya sendiri tergantung anggaran juga, karena jembatan Waikaka ini harus dibongkar ulang baru bisa dibangun baru sebab tiang tengah penahan jembatan sudah patah tersapu banjir dan terjadi kemiringan di atas jembatan sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat," ujarnya.

Komisi akan mengundang Balai Willayah Sungai Maluku untuk melakukan normalisasi agar aliran sungai dibagi ke dua arah berbeda

"Bila tidak dilakukan maka saat terjadi hujan lebat dan banjir yang meluap melewati ruas jalan raya tentunya akan semakin menambah tingkat kerusakan dan akses jalan dari dan ke tiga kabupaten di Pulau Seram ini bisa terputus," tandasnya.

Untuk masalah jembatan Waikaka ditangani oleh Dinas PUPR Maluku dan bukannya Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XVI/Maluku dan Maluku Utara.

Sejak mengalami kerusakan beberapa bulan lalu, Dinas PUPR Maluku telah mengusulkan anggaran sebesar Rp10 miliar ke pemerintah pusat untuk membangun jembatan darurat tipe Bailey.

"Jawaban pemerintah pusat terkait usalan pembuatan jembatan darurat belum diketahui, namun upaya membagi aliran sungai Wai Kaka harus dilakukan terlebih dahulu sehingga kami akan mengundang Balai Sungai untuk membahasnya," jelas Anos.

Saat ini kendaraan roda empat maupun mobil truk baik dari arah Piru, Kabupaten SBB maupun dari arah Masohi, Kabupaten Maluku Tengah hanya bisa berhenti di pada dua sisi ujung jembatan Waikaka lalu penumpangnya turun menyeberang jembatan smabil berjalan kaki untuk melanjutkan perjalanan dengan mobil lain di seberang.

Kecuali para pengendara sepeda motor bisa secara langsung melintasi jembatan miring tersebut.

Sejumlah warga di sekitar jembatan mengatakan, arus banjir yang datang dari arah hulu berbelok arah menyisir bibir jalan raya dan berputar lagi membentuk huruf 'S' menuju jembatan Waikaka.

"Biasanya di bawah ruas jalan raya dekat jembatan ini dijadikan lokasi berkebun tetapi sekarang sudah berubah menjadi aliran air yang deras dan cukup dalam," kata seorang warga bernama Frangky. (MP-3)