Bupati Djoko Nugroho sampaikan update perkembangan Covid-19, meminta agar masyarakat waspada kluster baru di Pasar Beras Cepu. (foto: dok-ib) |
BLORA. Bupati Djoko Nugroho selaku Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 pada hari Senin (18/5/2020) menyampaikan update perkembangan persebaran virus Corona di Kabupaten Blora.
Bertempat di media center Posko GTPP Covid-19 Kabupaten Blora, Bupati didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan, menyampaikan bahwa hingga hari ini jumlah kasus positif Covid-19 masih tetap 14 dengan rincian 3 meninggal dan 11 masih menjalani perawatan.
“Kita berharap segera ada yang sembuh. Justru yang harus diwaspadai adalah jumlah rapid-test reaktif yang jumlahnya mencapai 80 orang. Apalagi saat ini ada kluster baru, yakni kluster Pasar Beras Cepu. Kluster Temboro dan Kunden telah ditracking, namun kluster Pasar Beras Cepu ini yang perlu diwaspadai karena banyak pedagangnya dari Bojonegoro dan sudah ada 2 pedagang yang reaktif (positif) rapid-testnya,” ujar Bupati.
Bertempat di media center Posko GTPP Covid-19 Kabupaten Blora, Bupati didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan, menyampaikan bahwa hingga hari ini jumlah kasus positif Covid-19 masih tetap 14 dengan rincian 3 meninggal dan 11 masih menjalani perawatan.
“Kita berharap segera ada yang sembuh. Justru yang harus diwaspadai adalah jumlah rapid-test reaktif yang jumlahnya mencapai 80 orang. Apalagi saat ini ada kluster baru, yakni kluster Pasar Beras Cepu. Kluster Temboro dan Kunden telah ditracking, namun kluster Pasar Beras Cepu ini yang perlu diwaspadai karena banyak pedagangnya dari Bojonegoro dan sudah ada 2 pedagang yang reaktif (positif) rapid-testnya,” ujar Bupati.
“Adapun PDP masih ada 13 yang diawasi, ODP ada 44 orang, dan OTG ada 184 orang. Tidak jauh beda dengan kondisi kemarin,” lanjut Bupati.
Terkait kluster Pasar Beras Cepu, Bupati meminta agar ada pembatasan jam operasional dan ketegasan protokol kesehatan selama aktifitas jual beli berlangsung.
“Memang sulit, kita tidak mungkin menutup pasar karena itu pusat kebutuhan masyarakat sehari-hari. Yang paling memungkinkan adalah kita batasi operasionalnya, semuanya wajib pakai masker baik penjual maupun pembeli. Jika pedagang atau pembeli tidak pakai masker, dilarang masuk pasar. Tolong Satpol PP dan petugas terkait bisa memperketat perjagaan di pasar ini. Tidak hanya Pasar Beras Cepu, saya harap seluruh Pasar di Kabupaten Blora juga diberlakukan seperti ini,” tegas Bupati.
“Memang sulit, kita tidak mungkin menutup pasar karena itu pusat kebutuhan masyarakat sehari-hari. Yang paling memungkinkan adalah kita batasi operasionalnya, semuanya wajib pakai masker baik penjual maupun pembeli. Jika pedagang atau pembeli tidak pakai masker, dilarang masuk pasar. Tolong Satpol PP dan petugas terkait bisa memperketat perjagaan di pasar ini. Tidak hanya Pasar Beras Cepu, saya harap seluruh Pasar di Kabupaten Blora juga diberlakukan seperti ini,” tegas Bupati.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto SKM, M.Kes membenarkan bahwa ada potensi penularan dan penyebaran virus di Pasar Beras Cepu yang ditandai dengan adanya beberapa pedagang positif rapid-test (terindikasi mengandung virus, meskipun belum tentu Covid-19). Sehingga perlu kewaspadaan.
“Setelah dilakukan rapid-test pada pedagang, ada dua pedagang yang menunjukkan hasil reaktif. Kedua pedagang ini semuanya warga luar Cepu, yakni satu dari Padangan dan satu dari Kasiman (Bojonegoro, Jatim). Kita serahkan langsung ke unit pelayanan kesehatan di Padangan dan Kasiman untuk dirawat,” ungkap Lilik Hernanto, SKM, M.Kes. (dms-infoblora)
“Setelah dilakukan rapid-test pada pedagang, ada dua pedagang yang menunjukkan hasil reaktif. Kedua pedagang ini semuanya warga luar Cepu, yakni satu dari Padangan dan satu dari Kasiman (Bojonegoro, Jatim). Kita serahkan langsung ke unit pelayanan kesehatan di Padangan dan Kasiman untuk dirawat,” ungkap Lilik Hernanto, SKM, M.Kes. (dms-infoblora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar