Rabu, 13 Mei 2020

Indonesia Menggunakan Krisis Covid-19 untuk Menangkap, Memenjarakan dan Penyiksaan Orang Papua

Buletinnusa
Indonesia Menggunakan Krisis Covid-19 untuk Menangkap, Memenjarakan dan Penyiksaan Orang Papua
FOTO: Kiri ke kanan (Bazoka Logo Kepala Biro Politik ULMWP, Buchtar Tabuni Ketua II Legislatif ULMWP, Steven Itlay Ketua KNPB Wilayah Timika dan Agus Kossay Ketua Umum KNPB)
No. 1 PAPUA Merdeka News | Portal

JAYAPURA, -- Melihat perkembangan terakhir krisis kemanusiaan di Papua, pemimpin Kemerdekaan Papua, Benny Wenda mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia menggunakan situasi Covid-19 ini untuk untuk menangkap, memenjarakan hingga menyiksa rakyat West Papua, teruatama para tahanan di penjara.
 
Berikut ini pernyataan ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), pada hari Senin (11/05/2020) setelah laporan diterima.

Benny Wenda: Indonesia Menggunakan Krisis Covid untuk Menangkap, Memenjarakan, Penyiksaan

Saya telah menerima informasi mendesak dari West Papua mengenai pembajakan yang diperbarui oleh Negara Indonesia atas tanggapan Covid-19. Indonesia menggunakan krisis ini sebagai alasan untuk lebih memiliterisasi negara saya, menyiksa dan memenjarakan orang di seluruh West Papua. Kami membutuhkan perhatian mendesak dari komunitas internasional untuk meneliti respons Indonesia dan mencegah mereka menggunakan pandemi global ini untuk menghilangkan nyawa orang Papua lebih jauh.

Menyusul Pemberontakan West Papua pada 2019, puluhan demonstran damai ditangkap dengan tuduhan politis. Banyak dari mereka sekarang berada di penjara di Jayapura, termasuk Bazoka Logo, Kepala Biro Politik ULMWP. Saya baru saja menerima informasi bahwa tahanan politik ini tidak diberi makan selama seminggu, sehingga kesehatan mereka semakin memburuk. Dengan virus menyebar di seluruh Indonesia termasuk ke West Papua, kemudian mengapa mereka tidak diberi makan? Untuk melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka, sehingga mereka kurang memiliki perlindungan terhadap Covid? Ini adalah pembunuhan politik dengan cara lain.

Semua tahanan politik West Papua, termasuk Buchtar Tabuni, Agus Kossay dan lima lainnya yang diculik dan dipindahkan ke Kalimantan, serta enam orang di Jakarta, harus segera dibebaskan. Tiga puluh ribu tahanan Indonesia telah dibebaskan - mengapa orang Papua tidak dibebaskan? Saya khawatir bahwa dengan infeksi di penjara, orang Papua berisiko meninggal. Indonesia memberi mereka hukuman mati karena mengibarkan bendera Bintang Kejora secara damai dan menuntut hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.

Selain tidak melepas tahanan politik, Indonesia juga sedang melakukan banyak penangkapan. Pekan lalu, di Pulau [Yapen] Serui, warga West Papua ditangkap karena mengadakan aksi damai memperingati hari invasi Indonesia ke tanah kami yang jatuh pada 1 Mei 1963, dan mendukung aplikasi ULMWP untuk keanggotaan penuh Melanesian Spearhead Group. Tiga belas orang, termasuk 50-tahun satu orang tua, Yoas Yawandare, ditangkap karena mengadakan pertemuan doa damai dengan membentangkan spanduk.

Militer Indonesia menggunakan penguncian sebagai alasan untuk meluncurkan operasi militer baru. Perempuan dan anak-anak telah dipindahkan ke hutan oleh operasi-operasi Indonesia melawan organisasi massa tanpa kekerasan, KNPB, di Sorong. Selama operasi ini, seorang penatua ditelanjangi, disiksa dan dihina di depan seluruh desa ketika militer Indonesia menuduhnya sebagai ‘OPM’. Kisah-kisah ini mengingatkan saya pada kengerian masa kecil saya di West Papua, ketika pengalaman seperti itu adalah hal biasa bagi kita semua.

Di Timika, yang disebut Tim Respon Covid-19 bukan terdiri dari petugas kesehatan independen, tetapi polisi dan militer Indonesia. Sementara seluruh dunia memperlakukan ini sebagai krisis kemanusiaan, Indonesia menggunakannya sebagai alasan untuk lebih lanjut menindak. Seorang dokter yang dikirim ke Desa Agimuga, sebuah pemukiman terpencil dan rentan di Timika, tidak diuji sebelum dia dikirim: dia ternyata terinfeksi Covid-19, dan meninggal di desa itu. Mengapa Indonesia mengirim dokter yang terinfeksi ke desa-desa terpencil? Mengapa mereka tidak mengujinya terlebih dahulu? Ini terlihat seperti upaya genosida lain oleh Negara Indonesia untuk memusnahkan penentang pendudukan kolonialnya. Dunia harus segera mempertanyakan respons Indonesia.

Untuk seluruh rakyat-ku di rumah, kamu harus menjaga dirimu sekarang. Lindungi diri Anda dengan pergi ke desa dan merawat kebun Anda. Jangan berkeliaran di sekitar kota dalam kontak dengan banyak orang. Indonesia akan menggunakan situasi ini untuk mencoba menghancurkan kita. Tetap aman, dan kami akan terus berjuang bersama untuk membebaskan diri dari situasi ini.

Kebebasan kita akan datang.


Benny Wenda
Ketua
ULMWP


Posted by: Admin
Copyright ©ULMWP site "sumber" 
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar