Minggu, 23 Juni 2019

Pangdam: Hanya Pendekatan Persuasif untuk Menarik Goliat Tabuni Kembali ke NKRI

Buletinnusa
Pangdam: Hanya Pendekatan Persuasif untuk Menarik Goliat Tabuni Kembali ke NKRI
Caption : Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda bersama Pangdam XVII/Cenderawasih, saat memberikan keterangan pers di Aula Koridor Makodam XVII/Cenderawasih, Jum’at (21/6/2019).
Puncak Jaya – Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring menegaskan, kembalinya masyarakat yang berbeda ideology ke NKRI tidak terlepas dari pendekatan persuasive dengan mengedepankan kemanusiaan.

Meski Kodam XVII/Cenderawasih berhasil membujuk kelompok KSSB ini kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, namun Goliat Tabuni yang merupakan pimpinan KKSB di wilayah kabupaten Puncak Jaya kini menjadi tugas berat dari Kodam XVII/Cenderawasih.

Kepada wartawan, Pangdam menegaskan, mengembalikan Goliat Tabuni seperti masyarakat lainnya di Indonesia hanya dengan cara pendekatan Persuasif, pendekatan kemanusiaan dan doa.

Pangdam merasa yakin apabila pendekatan terus dilakukan maka Goliat Tabuni akan sadar. “Ingat bahwa dia (Goliat) adalah saudara kita. Mungkin sekarang kita belum sepaham, saya yakin cepat atau lambat dia akan sadar. Dia (Goliat) kan semakin lama semakin tua, kalau bicara semakin tua, maka fisik, nyalinya semua akan berkurang. Juga kita doakan supaya dia kembali ke NKRI. Namanya saja sambil kita usaha kita doakan,” katanya usai menerima penyerahan satu pucuk senjata api milik KSSB yang diserahkan langsung oleh Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda di Aula Koridor Makodam XVII/Cenderawasih, Jum’at (21/06/2019).

Bahkan jenderal Bintang Dua ini mengaku telah mengirim orang-orang untuk ketemy Goliat Tabunni. “Saya sudah mengirim orang-orang yang ketemu dengan dia (Goliat Tabuni), Tetapi ingat kita ini manusia, kalau manusia itu tidak betul-betul menusuk ke hati dan perasaannya maka berat. Ini kan masalah Ideologi, kuncinya kita bersabar, melakukan pendekatan persuasive dengan mengedepan kemanusiaan,” kata Pangdam.

Pangdam pun menyampaikan terimakasih atas kerjasama Pemerintah dan TNI/Polri sehingga banyak yang kembali bergabung di masyarakat. “Banyaklah yang sudah kembali, saya tidak bisa sampaikan disini.

“Kita akan terus melakukan pendekatan kemanusiaan, komunikasi, mengutus orang-orang kepada dia untuk mengetahui apa yang dia Inginkan. Ini kan tidak gampang. Tentu dia rasa curiga sangat tinggi, dia pengen aman dan lain sebagainya,” papar Pangdam.

Namun lanjut Pangdam, semuanya tidak luput dari keterlibatan Bupati Puncak Jaya, Dandim dan Kapolres. “Mereka ini bersinergi. Sekarang Bapak Ibu Wartawan lihat Bupati, Dandim dan Kapolres, jauh-jauh datang kemari. Ini menunjukkan tidak hanya bisa Kodim melaksanakannya, mereka bersinergi dan saling bahu membahu. Tujuannya supaya tidak ada gangguan keamanan,” katanya.

Meski demikian, Pangdam menegaskan, bahwa mereka-mereka yang sudah kembali dan bergabung seperi masyarakat lainnya tidak akan di sakiti lagi. “Bupati sudah memperhatikan mereka, sudah diberikan pekerjaan. Namun mereka perlu adaptasi,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda, S.Sos. S.IP. MM menyatakan, upaya menarik Goliat Tabi ke NKRI seperti masyarakat lainnya. Selaku pemda tugas yang dilakukan tetap mengacu pada UU terhadpa penyelanggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan Pembinaan kepada masyarkaat, pembinaa pendekatan tanpa harus dilakukan secara emosional, apalagi melakukan penyerangan, tapi melakukan pendekatan hubungan kekeluargaan.

“Itu strategi ke depan yang akan kami lakukan. Kita lihat kebutuhan rill, dengan demikian visi misi ada lima strategi, pembangunan perecanaan, pertama, Puncak Jaya Terang, dengan demikian lampu sudah menyala. Artinya menggunakan solar cell,” katanya.

Kemudian, lanjut Bupati Yuni, di tingkat distrik pemerintah memberikan dukungan agar Pos Ramil ditingkatkan menjadi Korami. Begitupula Pos Pol ditingkatkan menjadi Polsek, seperti rencana yang dilakukan di Distrik Tinggi Nambut.

Terlepas dari itu, mantan-mantan KKSB telah dipekerjakan menjadi Satpol PP. “Ada 200 orang yang sudah menjadi anggota Saptol PP, kita tidak melihat mereka memenuhi Dokumen atau tidak tapi kami lebih menjaga kemanusiaan, supaya mereka tidak memikirkan hal-hal negative. Kalai kita melihat Negara Kesatuan ini maka kita melihat masyarakat secara keutuhan,” ucapnya.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah, tegas Bupati Yuni, Pemda memberdayakan mereka di bidang-bidang usaha. “Kepemimpinan kami sudah membuka sekali untuk seluruh program yang ada. Paket besar maupun paket kecil,” ucap dia.

Apalagi, tambah Bupati Yuni, bahwa sekarang UU telah menjamin 1 Milyar ke bawah diberikan kepada orang daerah dengan hanya surat persetujuan. “Tapi sekarnag kebijakan Presiden RI naik menjadi 2 Milyar. Saya berdayakan mereka untuk mereka menjadi pengusaha, ikut kontraktor disana. Inilah pendekatan yang kita bangun,” jelasnya.

Masalah pendidikan, Bupati Yuni kembali menegaskan bahwa pihak memberikan jaminan di bidang pendidikan. “Kalau mereka tidak memiliki ijazah kita ikutkan mereka paket A,B, dan C. Supaya dia layak. Ini kebijakan yang kita lakukan atas arahan dan pembinaan yang dilakukan. Kalau sudah kita lakukan semuanya maka masyarkaat akan semakin percaya bahwa kami lyakkan mereka sheingga dimata orang lain itu sama,” pungkasnya. [ayu/loy]


Copyright ©Papua Satu "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar