Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Himpunan Maluku Untuk Kemanusiaan (HUMANUM) bekerja sama dengan Baileo Maluku melatih masyarakat di Pulau Wokam, Kabupaten Kepulauan Aru untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Program pelatihan yang telah dilaksanakan sejak Maret 2017 dan akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2018 itu dilaksanakan di desa Laulau, Kobrau, dan Nafar.
Direktur HUMANUM Vivi Marantika di Ambon, Kamis (28/9), mengatakan program pelatihan yang memfokuskan pada pengalihan sumber-sumber mata pencaharian masyarakat itu dilakukan secara bertahap.
Pada tahap pertama, HUMANUM melaksanakan transformasi pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim kepada masyarakat, melalui lokakarya dan pertemuan rutin dengan masyarakat setempat.
Tahap tersebut kemudian dilanjutkan dengan penguatan pengetahuan, yakni dengan menghubungkan antara pengalaman empirik masyarakat dengan situasi perubahan iklim.
Sebagai orang yang langsung berhubungan dengan alam dan sekitarnya, masyarakat setempat, kata Vivi lagi, lebih mengenali perubahan situasi alam yang sedang terjadi pada lingkungannya dalam 10 hingga 20 tahun terakhir.
Karenanya, sangat penting untuk menghubungkan apa yang dialami masyarakat terkait dampak perubahan iklim dengan pengetahuan tentang situasi itu sendiri.
Hingga saat ini, program adaptasi dampak perubahan iklim yang dikembangkan oleh HUMANUM telah mencapai tahap penguatan kapasitas masyarakat dan upaya membangun komitmen dengan kelembagaan di desa.
"Di sini kami mencoba mengkaji apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat, misalnya ketika cuaca buruk berkepanjangan dan berpengaruh pada mata pencaharian mereka, ada beberapa hal yang dikembangkan dalam program ini," katanya.
Tidak hanya sampai di proses pelatihan, upaya penguatan kapasitas masyarakat di tingkat desa akan diadvokasi hingga ke tingkat kabupaten, agar program perubahan iklim bisa menjadi isu yang diintegrasikan ke dalam kebijakan daerah.
Vivi berharap, di masa mendatang, tidak hanya Laulau, Kobrau, dan Nafar, tapi ada banyak desa lainnya yang bisa diikutsertakan dalam program tersebut.
"Kebijakan di kabupaten turunannya bisa sampai ke desa-desa melalui Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Kabupaten. Kami berharap program ini akan bertahan untuk beberapa tahun," katanya. (MP-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar