Foto: KNPB Bersama Rakat West Papua wilayah Tabi sedang saat melakukan ibadah sukuran atas Petisi West Papua yang telah Tibah di C24 PBB. Fot: Doc. KNPB Wilayah Sentani. |
Kemarin 26 Agustus pukul 17:00 waktu New York, Dokumen petisi tersebut telah diserahkan ke Komite Dekolonisasi PBB (C24) oleh Benny Wenda, Juru Bicara Persatuan Gerakan Pembebasan untuk West Papua (ULMWP).
Baca ini: (Petisi Rakyat West Papua, yang Ditandatangani oleh Lebih dari 1,8 Juta Orang, telah Diserahkan Kepada PBB)
Saat Benny Wenda menyerahkan petisi tersebut, Wenda mengatakan dokumen tersebut adalah tulang belulang bangsa Papua setelah sekian lama dalam penderitaan.
Pemimpin Kemerdekaan West Papua, Juru bicara ULMWP Benny Wenda dan salah satu dari tiga (3) Dokumen Petisi manual rakyat West Papua. foto: Doc. Tabloid WANI. |
Perayaan Kemenangan
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sentani, Numbay bersama rakyat West Papua wilayah Tabi mengadakan ibadah syukuran di Sentani (29/09/2017).Ibadah ini dilakukan sebagai bentuk ucapan rasa syukur, karena setelah lima puluh (50) tahun perjuangan yang cukup lama untuk aspirasi rakat West Papua tibah di PBB, akhirnya pada tahun 2017, hasil dari upaya kerja keras dan dukungan oleh semua pihak yang terlibat, dokumen aspirasi bangsa Papua itu telah berada di sekretariat para pemimpin Dunia.
Allen Halitopo sedang menyampaikan sambutan dalam kegiatan syukuran, Jumaat (29/09/2017). Foto: Doc. KNPB Sentani. |
Menurut Allen, perjuangan kami (Papua Merdeka) adalah melawan system Kolonial Republik Indonesia yang ada di Papua. Halitopo menegaskan, saat ini Papua ada dalam NKRI, dan bangsa Papua diklain menjadi bangsa Indonesia, semua ini karena dampak dari system Kolonialisme Indonesia, sehingga itu yang kami lawan untuk menerapkan system kami sendiri di West Papua.
Dalam kesempatan ini juga, Allen Halitopo menyampaikan terima kasih kepada Eksekutif ULMWP yang telah memperjuangan Petisi rakyat West Papua itu, hingga berhasil tibah di Komite Dekolonisasi PBB atau C24.
Selanjutnya, selaku Panitia lokal petisi Manual Calvin Wenda yang juga Ketua KNPB Wilayah Numbay, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan mengambil bagian dalam peitisi ini. Ia mengatakan, semua ini bisa terjadi bukan karena kehebatan dan kemampuan dari Panitia bersama KNPB, tapi atas dukungan bangsa Papua sehingga kemenangan ini dapat kita peroleh.
Menurut Calvin, ini bukan akhir dari perjuangan kami, namun keberhasil petisi ini adalah salah satu bagian dari proses yang kita lalui. Ia mengatakan setelah petisi ini berhasil, waktu kedepan akan ada perjuan lagi yang akan kami lakukan, sehingga Ketua KNPB Wilayah Numbay ini mengajak kepada seluruh bangsa Papua untuk bergantengan tangan dan terus berjuang untuk memperoleh kemenangan yang utuh.
Bazoka Logo sedang lakukan jumpa pers usai Kegiatan Pengucapan syukur di Sentani, Jayapura, West Papua Jumaat (29/09/2017). Foto: Doc. KNPB Numbay. |
Bazoka mengilusikan: "Jika kita mau tebang sebuah pohon, maka, peralatan yang kita gunakan untuk menebang pohon harus dengan alat yang selayaknya, agar pohon itu tumbang. Jika kita menebang pohon, maka contoh alat ang kita pakai adalah, seperti Sengsor, Kapak dan alat laak lainnya. Kita tidak bisa menebangnya dengan sebuah pisau kecil", artinya: Saat pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakat Papua (PEPERA) pada tahun 1969, dari sekian banyak populasi Masyarakat pribumi West Papua saat itu (800.000 orang lebih), namun, hanya 1.026 orang yang mewakili seluruh orang Papua untuk terlibat dalam PEPERA itu, dan saat pelaksanaannya, meskipun pemilihan dilakukan penuh dengan teror dan intimidasi terhadap peserta pemilihan, namun bukti dari hasil itu, saat ini kami ada dengan Indonesia. Sehingga untuk melawan 1.026 suara yang tidak benar itu, kita harus melibatkan seluruh rakyat West Papua untuk menandatangani petisi ini sebagai bukti perlawanan bahwa, Penentuan Nasib Sendiri yang dilakukan versi Indonesia atau yang diasingkan PEPERA itu tidak benar, karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Internasional.
Foto: Rakat West Papua menghadiri ibadah syukuran di Sentani, Jumaat (29/09/2017). Foto: Doc. KNPB Numbay. |
Manurut Bazoka, Indonesia akan mengatakan petisi itu tipu, petisi itu tidak benar dan seterusnya... tetapi... kalau secara hukum, kami melawan hukum dengan cara-cara yang bermartabat dan gentleman. Ia menegaskan perjuangan kami adalah melawan hukum Indonesia dengan cara-cara yang bermartabat. West Papua diklaim dan dianeksasi melalui resolusi di Majelis Umum PBB, maka kita akan berjuang untuk melawan dan mencabut itu di PBB juga, Ia mengilusikan: "Kami (Papua) dimasukan ke Indonesia lewat Pintu depan, maka kita akan kejar, masuk dan mencabutnya lewat pintu depan pula. Kita tidak main kucing-kucingan lewat pintu belakang".
Baca ini: (Tentang: Internationally Supervised Vote for West Papua)
Saat ini petisi rakyat West Papua ini telah digalang dari seluruh wilayah West Papua, dari sorong sampai Merauke, dan hasil dari itu, dalam bentuk dokumen telah sampai di PBB. Rakat West Papua melakukan tanda tangan pada petisi ini, maka, bangsa Papua sedang menyatakan sikapnya bahwa PEPERA 1.969 dengan jumlah suara 1.026 itu tidak benar. Logikanya; Jika penandatanganan petisi ini tidak terjadi, maka otomatis rakyat West Papua merasa bagian dari Indonesia, tetapi 1.804.421 orang, atau diperkirakan 70,88% rakyat Papua telah menandatangani Petisi ini, maka 1.969 tanda tangan tahun 1969 itu tipu.
Foto Kegiatan Ibadah Syukuran
Posted by: Admin
Copyright ©Tabloid WANI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar