Rentanubun: “Hidup Katolisitas OMK Membutuhkan Refleksi Dan Perjuangan”
Langgur, Malukupost.com - Orang Muda Katolik (OMK) Wilayah Kei Kecil dan Kota Tual menggelar kegiatan Perjumpaan Tahunan OMK se-wilayah Keuskupan Amboina Perwakilan Kei Kecil dan Kota Tual lebih dikenal dengan Bible Camp For Youth Tahun 2017, yang dipusatkan di Paroki Santo Ludovikus, Ohoi Faan, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) Kamis (28/9).Berdasarkan siaran pers yang diterima humas kabupaten setempat, kepada media ini, Jumat (29/9) menyebutkan, Bupati Anderias Rentanubun, dalam sambutannya yang disampaikan oleh Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Martinus Mon, mengatakan, Gereja Katolik Universal sejak dulu menyadari pentingnya peranan OMK dalam membangun kehidupan bergereja.
Menurut Rentanubun, OMK sebagai adalah bunga Gereja dan harapan bangsa, sebab di pundak OMK juga terpatri berjuta harapan semua pihak, baik keluarga, Gereja mapun bangsa dan negara.
“Hidup Katolisitas OMK membutuhkan refleksi dan perjuangan, sebab menjadi anggota Gereja Katolik tidak hanya sekedar Katolik, tetapi harus terlebih dahulu beriman kepada Allah Tritunggal dan selalu berusaha merefleksikan serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dijelaskan Rentanubun, realitanya orang muda secara umum kurang dipersiapkan secara matang untuk menghadapi kerasnya kehidupan, malah lebih cenderung tenggelam pada urusan pribadi dalam mengejar kesenangan untuk diri sendiri, sehingga kehilangan daya kritis dan bahkan rasa kepedulian terhadap kondisi sosio kulturalnya, sehingga kepedulian terhadap kehidupan berorganisasi masih sangat kecil.
“Sebagai warga masyarakat majemuk, OMK harus mau hidup membaur dan berkarya, bukan hanya bagi Gereja Katolik, tetapi juga bagi masyarakat, sebab OMK juga adalah warga negara Republik Indonesia,” ungkapnya.
Rentanubun katakan, setiap OMK dipanggil untuk membangun Gereja Katolik dan masyarakat. Untuk itu, OMK tidak boleh menjadi orang muda yang biasa-biasa saja, namun OMK harus menjadi orang muda yang luar biasa.
“OMK harus menjadi kader-kader Gereja yang mampu menjadi garam dan terang, karena orang Katolik harus menjadi 100% Katolik dan 100% warga negara Indonesia,” katanya.
Rentanubun katakan, OMK hendaknya menjadi bagian dalam suatu organisasi yang baik dalam komunitas Katolik maupun dalam masyarakat umum untuk dijadikan sebagai wadah dan kancah pembelajaran.
“Dengan mengikuti dan menjadi bagian dalam suatu organisasi, di situlah OMK dapat membangun persatuan sebagai satu bangsa dan tanah air, sehingga pengembangan Katolisitas OMK tidak hanya di lingkungan Gereja Katolik namun juga di wilayah sosial dan politik,” tandasnya.
Rentanubun menambahkan, menjadi OMK yang integral, harus memenuhi tiga unsur yaitu Muda, Katolik dan Indonesia. Ketiga unsur ini harus integral, utuh, ada dalam diri OMK. Untuk itu, OMK harus menjadi sepenuh-penuhnya beriman Katolik dalam bimbingan Roh Kudus dan seutuh-utuhnya berjiwa Indonesia dan Pancasilais.
“Loyalitas terhadap Gereja dan Hirarki harus terbangun karena itulah kekayaan dan kekuatan Gereja Katolik yang terpelihara. Untuk itu semua OMK harus menjadi kader Gereja Katolik yang dapat diharapkan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kegiatan Bible Camp ke-5 tersebut selain dihadiri OMK Paroki se-wilayah Keuskupan Amboina Perwakilan Kei Kecil dan Kota Tual, dihadiri pula oleh OMK dari Paroki Lambean Keuskupan Manado, OMK Paroki Katedral Ambon, OMK Wilayah MTB dan OMK Wilayah Kepulauan Aru.(MP-15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar