Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofsika (BMKG) Kelas 1 Ambon menyatakan setiap gempa tektonik dengan magnitudo besar, hingga terjadi deformasi atau pergeseran blok batuan di kerak Bumi yang luas, memunculkan banyak gempa susulan.
"Dari pergeseran batuan itu terjadilah ketidaksetimbangan atau ketidakstabilan di zona tersebut sehingga muncul gaya-gaya tektonik untuk mencari kesetimbangan menuju kondisi stabil di sekitar pusat gempa utama yang dimanifestasikan sebagai gempa susulan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas 1 Ambon Andi Azhar Rusdin di Ambon, Rabu (23/10).
Lazimnya gempa kuat dengan magnitudo di atas 6,0 akan disertai aktivitas gempa susulan, seperti yang terjadi pada t26 Sepetember 2019 dengan magnitudo 6,5 yang mengguncang Kairatu, Pulau Ambon, dan Pulau Haruku.
Menurut dia, semakin besar magnitudo gempa maka potensi gempa susulannya semakin banyak, apalagi jika ditunjang dengan kondisi batuan di wilayah tersebut yang rapuh.
"Jadi sebenarnya dalam setiap peristiwa gempa kuat seperti 26 September 2019 kemarin terjadi deformasi atau pergeseran blok batuan di kerak Bumi sangat luas," katanya.
Pascagempa utama, telah terjadi gempa-gempa susulan yang sampai hari ini sudah mencapai lebih dari 1.800 kali.
"Jumlah gempa susulan 'update' 23 Oktober 2019 pada pukul 15:00 WIT mencapai 1.802 kali dan yang dirasakan langsung oleh masyarakat sebanyak 202 kali," kata Andi Azhar.
Dia mengatakan saat ini tim terpadu BNPB, BMGK, dan ITB telah memasang 11 alat sensor gempa pada tiga lokasi yang selama ini mengalami guncangan di Maluku.
"Kita masih teliti bersama BNPB dan ITB memasang alat sensor gempa ada 11 unit yang terdiri dari empat unit di Pulau Ambon, satu di Pulau Haruku, dan dua unit Pulau Saparua (Kabupaten Maluku Tengah), serta empat unit di Seram Bagian Barat (Pulau Seram)," kata dia.
Pemasangan sensor gempa itu untuk pemantauan dan perekaman data-datanya selama dua bulan ke depan dan nantinya tim gabungan akan melakukan analisa.
"Hasil analisanya nanti akan dipublikasikan oleh BNPB selaku ketua tim terpadu ke media," kata Andi Azhar. (MP-6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar