|
Puskesmas Rawat Inap Tutukembong dengan aset-asetnya yang terbengkalai (foto ist) |
Laporan Rudi Fofid-Ambon
Ambon, Malukupost.com - Begini nasib Puskesmas di Tutukembong, ibu kota Kecamatan Nirunmas, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Sudah 15 tahun, Puskesmas Rawat Inap tidak berfungsi. Pada saat yang sama, puskesmas yang baru dibangun tahun 2013 malah dipasang sasi adat oleh pemilik lahan.
Puskesmas Rawat Inap Tutukembong berdiri di bekas lapangan sepakbola. Warga Tutukembong rela kehilangan satu-satunya lapangan sepakbola di kampung, asalkan mereka bisa memiliki Puskesmas representatif.
Keinginan warga akhirnya terwujud. Tahun 2005, Puskesmas Rawat Inap Tutukembong selesai dikerjakan. Peresmian tidak pernah dilakukan, namun Kepala Dinas Kesehatan MTB memerintahkan untuk difungsikan, tanpa harus menunggu peresmian.
Ternyata, harapan mendapat pelayanan kesehatan yang baik, hanyalah hampa. Puskesmas Tutukembong tidak pernah beroperasi layaknya sebuah puskesmas.
“Namanya Puskesmas Rawat Inap, tetapi tidak ada yang dirawat, apalagi sampai inap,” ujar warga Tutukembong, Allan Batsira kepada Media Online Maluku Post di Ambon, Kamis (3/10) .
Batsira akui, sejak berdiri sampai sekarang selama 15 tahun, ada beberapa kali kegiatan insidentil seperti pelayanan posyandu. Akan tetapi secara normal, fungsi puskesmas tidak pernah berjalan secara sungguh-sungguh.
Akibat tidak berfungsi sebagaimana mestinya, bangunan puskesmas lebih layak menjadi rumah serangga. Bila malam tiba, bangunan puskesmas pun menjadi gelap gulita sebab tidak ada instalasi listrik.
“Pernah ada instalasi listrik namun karena puskesmas tidak berfungsi, maka aliran listrik kemudian diputus oleh PLN,” kata Batsira.
Selain tidak lagi tersambung aliran listrik, Puskesmas Tutukembong juga tidak punya instalasi air yang memadai ke ruang-ruang yang membutuhkan air. Hanya ada satu mata kran air dari pipa induk ke pekarangan puskesmas.
Tidak adanya aktivitas rutin di puskesmas menyebabkan rumput di pekarangan tumbuh bebas. Dengan kasat mata, siapapun bisa menangkap kesan bahwa bangunan di tengah kerumunan rumput itu tidak berfungsi.
Karena tidak berfungsi, bangunan puskesmas dimanfaatkan oleh ternak kambing milik warga sebagai tempat berteduh. Anak-anak pun kerap menjadikan bangunan puskesmas sebagai tempat bermain atau sekadar nongkrong.
Sudah lama, warga mempercakapkan situasi dan kondisi puskesmas yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Terlebih-lebih, untuk mendapat pelayanan kesehatan, warga justru harus ke Waturu, desa tetangga. Menurut Batsira, hal ini merupakan sebuah ironi. Pasalnya, Tutukembong adalah ibu kota kecamatan.
“Orang kota kecamatan pergi berobat ke desa, itu bagaimana? Dunia sudah terbalik,” kata Batsira lagi.
Warga Tutukembong makin lama makin kecewa terhadap keberadaan Puskesmas Rawat Inap yang dinilai mubazir. Mereka cukup sabar menanti, namun penantian bagai tidak berujung.
Tetua marga Batlolona usai memasang sasi di Puskesmas Tutukembong. (ist) |
SASI PUSKESMAS
Beruntung, pemerintah kemudian membangun puskesmas baru. Harapan warga Tutukembong akan layanan kesehatan hidup lagi ketika pemerintah membangun puskesmas baru tersebut. Sayang sekali, puskesmas baru juga mengecewakan warga. Sempat berfungsi sejak tahun 2015, namun belakangan pelayanan tidak maksimal.
Warga kecewa sebab ketika mereka pergi ke puskesmas untuk mendapat pelayanan kesehatan, justru di sana tidak ada petugas sama sekali. Karena kesal, warga berinisiatif memasang sasi adat yang disebut swery.
Swery dilakukan keluarga Batlolona, dipimpin Sekretaris Desa Tutukembong Luis Hurit, disaksikan tetua adat setempat. Swery dilakukan dengan memasang palang kayu dan pucuk daun kelapa di pintu puskesmas.
Luis mengaku, sasi dilakukan karena tidak ada petugas puskesmas, pada saat warga datang ke puskesmas untuk mendapat pelayanan. Luis ungkapkan, pihaknya ingin bertemu Kepala Dinas Kesehatan dr Julia Ratuanak untuk mencurahkan segala keresahan warga. Akan tetapi, kata Luis, kepala dinas sedang studi lanjut di luar daerah.
"Setelah pasang swery, kami akan bertemu bupati," kata Luis yang dihubungi dari Ambon.
Kepala Dinas Kesehatan dr Julia Ratuanak yang dimintai keterangan tentang Puskesmas Rawat Inap Tutukembong terbengkalai dan Puskesmas Tutukembong yang baru, tidak memberi respon. Pesan berisi pertanyaan ke nomor WA kadis 0821976955xx hanya dibaca tanpa direspon. Demikian pula telepon, tidak direspon. (Maluku Post)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar