Jumat, 23 November 2018

DPRD Maluku Prihatin Kasus Gizi Buruk Di SBT

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Ketua Komisi D DPRD Maluku, Saadiah Uluputty menyatakan prihatin atas ditemukannya empat anak di Kabupaten Seram Bagian Timur yang mengalami gizi buruk. “Kami sangat prihatin mengenai kasus gizi buruk yang terjadi di Kabupaten SBT. Mestinya ada kepedulian dari pemangku kebijakan di Pemkab SBT maupun di Pemprov Maluku untuk mengatasi kasus gizi buruk, agar harus lebih proaktif dengan memberikan bantuan dan sosialisasi ke masyarakat,” ungkapnya di Ambon, Jumat (23/11).
Ambon, Malukupost.com - Ketua Komisi D DPRD Maluku, Saadiah Uluputty menyatakan prihatin atas ditemukannya empat anak di Kabupaten Seram Bagian Timur yang mengalami gizi buruk.

“Kami sangat prihatin mengenai kasus gizi buruk yang terjadi di Kabupaten SBT. Mestinya ada kepedulian dari pemangku kebijakan di Pemkab SBT maupun di Pemprov Maluku untuk mengatasi kasus gizi buruk, agar harus lebih proaktif dengan memberikan bantuan dan sosialisasi ke masyarakat,” ungkapnya di Ambon, Jumat (23/11).

Uluputty menandaskan, meski begitu, pihaknya juga tak bisa menyalahkan pemerintah terkait hal itu. Orang tua juga harus ada kesadaran untuk menjaga gizi anak.

“Sebenarnya masalah ini harus dibahas oleh pemerintah agar persoalan dasar yang menimpa masyarakat bisa diketahui akar permasalahannya karena berhubungan dengan kesehatan masyarakat dan akan menjadi satu kumulasi untuk perkembangan satu daerah,”katanya.

“Jadi, dia tidak saja sampai pada menjustifikasi seseorang itu terjadi gizi  buruk tetapi juga pada kondisi kehidupan masyarakat tersebut. jadi harus ditelusuri., kenapa bisa terjadi gizi buruk? Artinya, apabila pola kehidupan masyarakat bagus, maka tingkat kesejahteraannya tinggi. Namun jika sebaliknya maka berdampak yang terjadi seperti ini,” katanya lagi.

Menurut Uluputty, apabila si anak mengalami gizi buruk maka akan berpengaruh pada perkembangan fisik, otak dan pendidikan anak. Jadi sebenarnya tidak baik, jika persoalan ini berdampak pada generasi selanjutnya di daerah tersebut.

“Sehingga pada pembahasan anggaran juga tersedia alokasi anggaran untuk bisa ada upaya rehabilitatif. Cuma karena persoalan ini sudah terjadi maka harus diobati. Tapi harus juga ada upaya-upaya jangka panjang agar promosi kesehatan mengenai pencegahan gizi buruk ini tak terjadi,” tandasnya.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Maluku, Meikyal Pontoh, tidak bisa dikonfirmasi mengenai kasus ini dengan alasan sedang rapat.

Sekedar diketahui, keempat anak yang mengalami gizi buruk di Kabupaten SBT tersebut antara lain, dua kakak beradik yakni Ona Lasari (3) dan Ishak Lasari (1,10). Sementara yang lainnya adalah Indra Rumalutur (1,7) dan Amar Kotawasih (4,5).

Pasien Ona Lasari dan adiknya Ishak Lasari merupakan penderita gizi buruk asal Kecamatan Seram Timur, sementara Indra Rumalutur berasal dari Kecamatan Tutuk Tolo, sementara Amar Kotawasih merupakan penderita gizi buruk asal Kecamatan Pulau Panjang,

Keempat pasien penderita gizi buruk tersebut, saat ini sedang mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Bula.

Sejak Januari 2018, RSUD Bula telah merawat 40 anak yang menderita gizi buruk. Bahkan diantara penderita yang telah meninggal dunia. Semua anak-anak penderita gizi buruk tersebut merupakan pasien rujukan dari Puskesmas di sejumlah kecamatan, daerah Seram Timur. (MP-9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar