Kamis, 29 November 2018

Harga Kopra Di Ambon Rp4.000/Kg

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Harga kopra yang ditawarkan para pembeli di Kota Ambon kembali bergerak naik dari Rp3.500 menjadi Rp4.000/Kg sekarang ini. Hasil pantauan di lokasi transaksi hasil perkebunan Maluku, di lokasi pasar Mardika maupun di jalan Rijoly, Kelurahan Batu gajah, Kamis (29/11), pembeli mematok harga kopra kembali bergerak naik dari sebelumnya Rp3.500 naik menjadi Rp4.000/Kg.
Ambon, Malukupost.com - Harga kopra yang ditawarkan para pembeli di Kota Ambon kembali bergerak naik dari Rp3.500 menjadi Rp4.000/Kg sekarang ini.

Hasil pantauan di lokasi transaksi hasil perkebunan Maluku, di lokasi pasar Mardika maupun di jalan Rijoly, Kelurahan Batu gajah, Kamis (29/11), pembeli mematok harga kopra kembali bergerak naik dari sebelumnya Rp3.500 naik menjadi Rp4.000/Kg.

"Harga kopra kembali naik sudah dua hari belakangan ini, mudah-mudahan akan terus bertahan atau bergerak naik," kata Evi pembeli yang berlokasi di jalan Rijoly, Kelurahan Batu gajah.

Kalau harga cengkih masih bertahan yakni Rp88.000/Kg, harga ini juga sedikit bergerak naik dari Rp87.000 pada pekan lalu, jadi naik hanya Rp1.000 saja sejak dua hari belakangan ini, sedangkan harga biji pala bundar juga masih bertahan Rp64.000/Kg.

Sedangkan untuk fuli (pembungkus biji pala) hingga kini masih terus bertahan dengan harga Rp168.000/Kg, kecuali coklat yang juga sedikit bergerak turun dari Rp27.000 menjadi Rp26.000/Kg.

Menurut evi, kalau dilihat dari perkembangan harga hasil perkebunan Maluku sekarang ini harga cengkih masih bagus, pada hal sekarang ini masa panen, dan sekarang ini yang datang menjual hasil panen mereka kebanyakan petani Pulau Buru, kalau Pulau Seram belum terlalu banyak.

"Jadi harga berbagai jenis hasil perkebunan daerah ini dapat dikatakan masih bagus, apalagi kopra yang sudah mulai bergerak naik walaupun belum menggembirakan para petani di daerah ini," ujarnya.

Walaupun demikian, lanjutnya, sampai sekarang ada saja petani yang datang menjual kopra, sebab mereka tidak mungkin mau menjual seluruh hasil panen mereka ke pasar.

Evi menambahkan, kami juga tidak bisa berbuat banyak, sebab patokan harga yang kami terapkan di Ambon sesuai hasil pemantauan harga di pasar utama Surabaya, sebab hasil pembelian di Ambon dijual lagi ke Surabaya.

"Kalau sampai terjadi perubahan harga di Surabaya sudah pasti di Ambon juga berpengaruh," ujarnya lagi. (MP-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar