Selasa, 29 Agustus 2017

Gubernur Maluku Paparkan Konsep Kampung Multikultur

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Gubernur Maluku, Said Assagaff memaparkan konsep pengembangan kampung multikultur yang akan mulai dibangun tahun 2018 di Provinsi Maluku pada Konsultasi Nasional (Konas) XI Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak (FKPKB) Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) di Ambon, Selasa (29/8). "Konsep pengembangan kampung multikultur ini merupakan wujud nyata menjadikan Maluku sebagai provinsi dengan tingkat toleransi agama tertinggi di Indonesia," kata Gubernur Said saat membuka sekaligus menjadi menjadi pembicara utama pada Konas yang akan berlangsung selama tiga hari tersebut.
Ambon, Malukupost.com - Gubernur Maluku, Said Assagaff memaparkan konsep pengembangan kampung multikultur yang akan mulai dibangun tahun 2018 di Provinsi Maluku pada Konsultasi Nasional (Konas) XI Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak (FKPKB) Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) di Ambon, Selasa (29/8).

"Konsep pengembangan kampung multikultur ini merupakan wujud nyata menjadikan Maluku sebagai provinsi dengan tingkat toleransi agama tertinggi di Indonesia," kata Gubernur Said saat membuka sekaligus menjadi menjadi pembicara utama pada Konas yang akan berlangsung selama tiga hari tersebut.

Dihadapan ratusan peserta Konas yang berasal dari seluruh provinsi di tanah air, Gubernur Said juga memperkenalkan provinsi Maluku dan kota Ambon sebagai daerah yang paling aman dan Maluku ditetapkan oleh Kementerian Agama RI sebagai peringkat ketiga provinsi dengan indeks kerukunan agama terbaik di Indonesia.

Menurutnya, kampung multikultur yang akan mulai dibangun tahun 2018 menggunakan anggaran APBD maupun APBN tersebut telah disetujui Presiden Joko Widodo saat menghadiri Puncak Hari Pers Nasional, 9 Februari 2017 maupun saat membuka Tanwir Muhammadiyah di Ambon pada 24 Februari 2017.

"Bahkan Presiden berjanji akan berkunjung kembali ke Ambon untuk meresmikan kampung multikultur jika sudah selesai dibangun," katanya.

Pada Kampung multikultur tersebut akan dibangun ratusan rumah dan ditempati oleh seluruh umat beragama dan dari berbagai etnis di tanah air.

Selain itu, saat ini sudah dibangun tempat pertemuan untuk masing-masing agama diantaranya islamic center, kristiani center dan katholik center, sedangkan hindu dan budha center akan rampung dan diresmikan pada akhir tahun 2017.

Berbagai program di bidang keagamaan tersebut, katanya, merupakan bagian dari cerita sukses pemerintah dan masyarakat Maluku melakukan transformasi dari daerah konflik sosial di masa lalu menjadi laboratorium kerukunan hidup antarumat beragama dan perdamaian terbaik di Indonesia.

Cerita sukses mengubah paradigma dari daerah konflik menjadi laboratorium kerukunan antarumat beragama tersebut dapat tercapai berkat dukungan dan kerja keras semua pihak, termasuk lintas agama dan suku bangsa di Maluku.

"Jadi tidak ada yang bisa mengklaim bahwa cerita sukses membangun Maluku dari daerah konflik menjadi daerah teraman dan rukun adalah hasil kerja segelintir orang atau kelompok tertentu, tetapi prestasi semua komponen masyarakat di Maluku," katanya.

Gubernur juga menegaskan, bagi orang Maluku fakta kebhinekaan merupakan bagian dari identitas sekaligus memperkaya khazanah seni budaya di provinsi tersebut.

Gubernur berharap Konas ke-XI FKPKB PGI dapat memberi kontribusi dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara serta memperkuat harmonisasi kehidupan dan kerukunan hidup antarumat beragama di tanah air.

"Hasil dari Konas ini akan ditindaklanjuti demi pengembangan Maluku sebagai laboratorium kerukunan dan perdamaian maupun perkampungan multikultur yang akan dibangun tahun 2018," ujarnya.

Dia juga mengajak para peserta Konas untuk hidup saling memahami, mempercayai, mencintai dan saling menghidupi dalam membangun masa depan bangsa dan negara yang lebih damai. (MP-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar