Sabtu, 15 Desember 2018

Soal Nduga, Pemerintah Indonesia tak perlu Kerahkan Operasi Militer

Buletinnusa
Pemakaman warga Nduga yang tewas diduga akibat serangan militer Republik Indonesia (Jubi/Ist)
Jayapura -- Presiden Gereja-Gereja Baptis Papua Dr Socrates Sofyan Yoman mengatakan reaksi pemerintah Indonesia terhadap pembunuhan 16 orang di Nduga pada 2 Desember, sangat jelas; tidak adil.

"Kita semua tidak setuju dan kita kutuk kejahatan OPM yang menewaskan 16 orang Indonesia di Nduga pada 1 Desember 2018,"ungkap Yoman kepada jurnalis Jubi pada Jumat, 14 Desember 2018 di Abepura, Kota Jayapura Papua.

Tapi menurutnya, itu tidak berarti TNI/Polri bisa semena-mena melakukan operasi militer di Nduga. Karena hanya akan menimbulkan korban tak bersalah lebih banyak lagi.

Operasi telah dan sedang dilakukan. Sejumlah nyawa habis atas balas dendam. Tetapi, keadaan itu sangat paradoksal dan rakyat Papua patut menyoal kebijakan Indonesia itu.

"Apakah ada teriakan dan kutukan ketika TNI/Polri membantai ratusan bahkan ribuan rakyat West Papua selama 54 tahun? Dimana rasa keadilan? Dimana rasa kemanusiaan?"tanya Yoman

Kata dia, sejauh tidak ada keadilan, melalui peristiwa korban 16 orang di Nduga, pemerintah Indonesia mengukuhkan diri dimata bangsa West Papua, bangsa Indonesia dan komunitas internasional bahwa pemerintah Indonesia ialah penguasa kolonial yang menduduki dan menjajah bangsa West Papua.

Dominikus Surabut, ketua Dewan Adat Papua mengatakan pemerintah Indonesia tidak akan pernah menyelesaikan masalah Papua dengan mengerahkan kekuatan bersenjata.

" Indonesia harus berunding dengan OPM,"tegasnya.

Kata dia, perundingan yang serius dengan satu komitmen untuk menyelesaikan masalah Papua.

"Perundingan harus jujur, bukan dialog,” Menurutnya dialog sudah berulang kali dilakukan. Namun tidak pernah membawa hasil.

(Baca ini: Ketua ULMWP, Benny Wenda: Berita Pembunuhan di Nduga adalah Propaganda Indonesia)

Kalau tidak, kekerasan akan berulang.Karena itu, Yoman mengimbau rakyat Papua memperjuangkan hak-hak dasar hidupnya dengan damai. Tidak perlu terpancing dengan tindakan provokatif pemerintah Indonesia.

"Diimbau dalam menyikapi kekejaman negara ini, rakyat West Papua tetap berjuang dengan cara-cara damai, manusiawi dan bermartabat," harapnya. (*)


Copyright ©Tabloid Jubi "sumber"
Hubungi kami di E-Mail 📧: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar