Rabu, 25 Juli 2018

Menlu Vanuatu: MSG Mengecewakan dan Semakin Tidak Relevan

Buletinnusa
Menlu Vanuatu: MSG Mengecewakan dan Semakin Tidak Relevan
Markas besar Melanesian Spearhead Group (MSG) di Port Vila, Vanuatu.
PORT VILA -- Menteri Luar Negeri Vanuatu, Ralph Regenvanu, mengatakan dia kehilangan harapan kepada Melanesian Spearhead Group (MSG) karena kurangnya konsensus dan keterlibatan politik.

Dalam tiga tahun terakhir organisasi sub-regional beranggotakan negara-negara rumpun Melanesia di Pasifik itu menjadi terpecah dipicu isu keanggotaan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).

(Baca ini: PM PNG Dorong Masalah Papua Dibawa ke Komite Dekolonisasi PBB)

Indonesia sebagai anggota associate, menolak dengan keras aplikasi keanggotaan ULMWP, yang berstatus sebagai peninjau. Sikap Indonesia mendapat dukungan dari Fiji dan Papua Nugini sedangkan ULMWP mendapat dukungan dari Vanuatu, Solomon Islands dan FLNKS, Kaledonia Baru.
Menlu Vanuatu, Ralph Regenvanu.
Dalam sebuah wawancara dengan lembaga tangki pemikir Development Policy Center, sebagaimana dikutip oleh radionaz.co.nz, Regenvanu mengatakan MSG mengecewakan dan semakin kurang relevan.

“Pendekatan konsensus untuk pengambilan keputusan gagal di MSG. Vanuatu secara konsisten mengatakan bahwa ia tidak senang dengan cara keputusan dibuat, bahwa keputusan-keputusan tidak dibuat dengan cara konsensus, dan itu terus berlanjut.”

Regenvanu mengatakan hanya jika MSG kembali ke tujuannya semula barulah ia menjadi relevan lagi.

(Baca ini: Keanggotaan West Papua di MSG dalam Proses)

Menurut situs resmi MSG, terbentuknya organisasi ini merupakan hasil dari pertemuan informal kepala-kepala pemerintahan Papua Nugini, Solomon Islands, Vanuatu dan perwakilan dari FLNKS pada pada 17 Juli 1986.

Pada 1998, para pemimpinnya menandatangani enam prinsip dasar kerjasama di antara negara-negara merdeka di Melanesia. Secara resmi FLNKS bergabung pada 1989 sedangkan Fiji bergabung pada 1996.

Menurut kesepakatan awal tujuan MSG adalah untuk mempromosikan dan memperkuat perdagangan antar-anggota, pertukaran budaya, tradisi dan nilai-nilai Melanesia, kesetaraan kedaulatan, ekonomi dan kerjasama teknis antarnegara dan penyelarasan kebijakan untuk mencapai tujuan bersama dalam pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, tata kelola pemerintahan yang baik dan keamanan.

(Baca juga: Oposisi Mengecam Dukungan Pemerintah Fiji Terhadap Indonesia di MSG)


Copyright ©Radio NZ | Suara Papua "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar