Rabu, 25 Juli 2018

Selesai Operasi Kanker Mulut, George Telek Disarankan Hindari Pinang

Buletinnusa
Selesai Operasi Kanker Mulut, George Telek Disarankan Hindari Pinang
Musisi legendaris PNG, George Telek, telah dioperasi di Australia untuk mengangkat tumor di mulutnya.
Port Moresby -- George Telek pernah menang penghargaan musik ARIA 1997, dan merupakan salah satu musisi Papua Nugini yang paling terkenal. Namun, ia hampir saja kehilangan kemampuannya untuk bernyanyi, akibat satu kebiasaan hidup sederhana yang lebih umum daripada mengunyah permen karet.

Sekelompok dokter terpaksa mengoperasi Telek untuk mengangkat tumor di mulutnya awal tahun ini - dan kanker itu disebabkan oleh kebiasaannya mengunyah pinang atau buai, setiap hari.

Seperti di banyak daerah lainnya di kawasan Asia Pasifik, mengunyah pinang sudah lama menjadi praktik budaya penting, tetapi kebiasaan ini sekarang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, bagi 80 persen penduduk orang dewasa PNG, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2012.

Praktik ini tertanam begitu dalam secara kultural, bahkan anak-anak berusia delapan tahun pun sudah mulai mengunyah pinang.

Dan seperti banyak orang PNG, penyanyi George Telek, telah mengunyah pinang sepanjang hidupnya.

Namun dia berkomitmen untuk menghentikan kebiasaan itu, setelah para dokter mendiagnosisnya mengidap kanker mulut awal tahun ini, setelah dia tampil di Commonwealth Games di Gold Coast.

“Penyakit ini diakibatkan kapur, yang terbuat dari karang atau kulit kerang, dan sebagian lagi dari pinang dan sirih. Itu kata dokter di Brisbane kepada saya,” kata Telek kepada Pacific Beat.

“Sekarang saya baik-baik saja, karena mereka sudah mengangkat tumor itu dari bibir saya. Kanker itu belum menyebar ke dalam mulut saya, baru di luar saja."

Tapi diagnosis dan operasi itu membawa dampak besar padanya. “Saya tidak akan mengunyah pinang lagi, saya jadi takut mengunyah pinang,” katanya.

Telek berharap orang-orang PNG lainnya dapat belajar dari pengalamannya.

“Mereka harus berhenti mengunyah pinang setiap hari, setiap pagi, setiap malam, karena hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan kita,” katanya.

PNG memiliki jumlah penderita kanker mulut tertinggi di dunia - dan para ahli mengatakan jumlah penderita kanker mulut berkorelasi langsung dengan tingginya tingkat pengunyah buai.

(Baca ini: Apakah Rakyat Papua Nugini akan Lenyap Akibat Makan Pinang?)

Kanker mulut adalah kanker pembunuh laki-laki nomor satu di PNG, dan kanker ketiga yang paling umum untuk perempuan. Otoritas kesehatan mengatakan, makin banyak anak muda yang didiagnosis terdampak kanker mulut.

Namun, hanya ada satu fasilitas perawatan kanker di seluruh negara itu, yang berfungsi melayani jumlah populasi sekitar delapan juta jiwa.

Dr Polapoi Chalau, selama 18 tahun terakhir, bekerja sebagai CEO di Rumah Sakit Angau di Lae. Ia mengatakan selama ini mereka merawat sekitar 10 orang setiap minggunya. (Australian Broadcasting Corporation)


Copyright ©Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar