Senin, 24 September 2018

Baru Semua Sumur Mengering, Warga Pengkolrejo Berebut Bantuan Air Bersih

Buletinnusa -
Warga RW 5 Desa Pengkolrejo Kecamatan Japah berebut giliran mengisi air bersih dari truk tangki saat ada bantuan datang, Sabtu (22/9/2018) kemarin. (foto: dok-ib)
BLORA. Musim kemarau yang masih berlangsung hingga kini membuat sumur warga Desa Pengkolrejo, Kecamatan Japah mengering. Bahkan di wilayah RW 5 sudah tidak ada sumber air sehingga ratusan KK harus “ngangsu” (mengambil air-red) ke sumur sawah yang letaknya jauh dari pemukiman.

Saat ada bantuan air bersih datang, warga langsung berdatangan berebut air dari truk tangki. Seperti yang terjadi Sabtu kemarin (22/9/2018), ketika ada bantuan air bersih dari komunitas alumni salah satu SMA di Blora.

Begitu truk tangki air berhenti di pertigaan gang tengah pemukiman padat penduduk, warga langsung keluar rumah membawa jerigen, ember hingga pikulan untuk mengambil air. Tak sabar antri karena takut tidak kebagian air, beberapa warga nekat berdesakan agar embernya bisa diletakkan dekat selang air tangki.

Berdesakan ingin segera mengisi ember dan jerigen dengan air bersih yang keluar dari truk tangki. (foto: dok-ib)
Empat truk tangki pembawa air pun langsung ludes tidak ada satu jam lamanya. Itu pun masih ada warga yang belum kebagian air dan terpaksa kembali ke rumah membawa ember kosong. Petugas truk tangki merasa kewalahan karena antusias warga untuk mengambil air bersih begitu tinggi.

Sarinten (38), salah satu warga RT 01 RW 05 Desa Pengkolrejo menyatakan bahwa sudah dua bulan lebih wilayahnya mengalami kesulitan air bersih seiring mengeringnya sumur.

“Yang butuh air bukan hanya orangnya saja Mas, disini juga banyak sapi. Sehingga sapi juga butuh banyak air. Terimakasih kepada para donatur yang telah memberikan bantuan air bersih ke desa kami,” kata Sarinten, sambil menggendong anaknya.

Menurutnya satu kali dapat bantuan air bersih seperti ini hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan selama 2 sampai 3 hari saja dengan penggunaan yang hemat. Selebihnya jika belum ada bantuan lagi maka hangus ambil air di sawah yang letaknya jauh dan mengantri lama.

Warga antusias mengambil bantuan air bersih gratis yang disalurkan oleh komunitas alumni salah satu SMA. (foto: dok-ib)
Tidak hanya kaum lelaki, namun ibu-ibu juga ikut berebut bantuan air bersih. Mereka berharap musim kemarau segera berakhir dan hujan segera turun.

Warga lainnya, Tarimin membenarkan bahwa wilayah RW 5 ini sangat sulit air karena setiap kemarau selalu kering.

“Pengkol RW 5 ini tidak ada sumber besar, sumurnya kalau kemarau kering. Mulai dari Pasar Pengkol ke timur sini selalu kesulitan air. Kalau Pasar Desa ke barat masih mendingan,” ujar Tamirin, sambil memegang pikulan air dari bambu.

Terpisah, Kepala BPBD Blora, Sri Rahayu menyatakan bahwa musim kemarau di Kabupaten Blora diprediksi baru akan berakhir pada pertengahan November mendatang. Pihaknya pun mengusahakan agar bantuan air bersih dari Pemkab Blora terus berlanjut.

“Bantuan air bersih 500 tanki sudah kami salurkan habis, dan ini akan kami tambah lagi dari APBD Perubahan 2018. Sembari menunggu pengesahan APBD Perubahan 2018, kita salurkan bantuan dari pihak swasta dan organisasi masyarakat dahulu,” singkatnya. (res-infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar