Jumat, 28 September 2018

Vanuatu Memperjuangkan Penentuan Nasib Sendiri untuk New Caledonia dan West Papua

Buletinnusa
Vanuatu Memperjuangkan Penentuan Nasib Sendiri untuk New Caledonia dan West Papua
Republik Vanuatu, Charlot Salwai dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum Ke-73 PBB di Markas Besar PBB New York, Jumaat (28/9/2018).
Baca juga:
  1. Langkah Vanuatu dan ULMWP di sidang Majelis Umum PBB
  2. Presiden Komite Dekolonisasi Oseania: Hentikan Pertumpahan Darah di West Papua
New York -- Pada hari Jumaat (28/9/2018) selama debat umum Sidang ke-73 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Perdana Menteri (PM) Republik Vanuatu, Charlot Salwai berbicara dengan jelas dan tegas mendukung dekolonisasi untuk New Caledonia dan West Papua. Dalam pidatonya dia (PM) juga memprioritaskan perbaikan Vanuatu di bidang kesehatan kaum perempuan, ancaman perubahan iklim, reformasi sistem hak asasi manusia PBB, denuklirisasi dan konservasi laut yang berkelanjutan.

“Nyonya Presiden, Sejak pembentukan PBB sekitar 750 juta orang dari lebih dari 80 bekas koloni telah mencapai kemandirian politik (Merdeka) red. Namun, situasi jutaan orang lain yang menginginkan penentuan nasib sendiri masih ditolak," kata Perdana Menteri Vanuatu dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum Ke-73 PBB di Markas Besar PBB New York, Jumaat (28/9/2018) waktu setempat.

Dalam hal ini, Vanuatu menegaskan pentingnya peran Komite Dekolonisasi. Penghapusan pada semua bentuk kolonialisme harus tetap menjadi prioritas utama dalam agenda PBB, sesuai dengan semangat piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lihat ini: Vanuatu Terus Mendorong Resolusi PBB atas West Papua, Meskipun ada Penentangan dari Anggota Forum

New Caledonia sedang dalam proses menentukan nasibnya melalui referendum yang akan berlangsung pada tanggal 4 November 2018. Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mendukung hak masyarakat New Caledonia untuk berpartisipasi penuh dalam referendum ini, dan di atas semua itu, untuk memastikan bahwa hal itu terjadi dengan cara yang bebas dan adil.

"Nyonya Presiden, komunitas internasional telah menyaksikan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang telah diderita oleh rakyat West Papua. Kami menyerukan kepada Dewan Hak Asasi Manusia untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia ini," katanya.

"Kami juga menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk lebih memperhatikan tindakan tidak manusiawi ini, dan bersama-sama dengan Indonesia, untuk mengakhiri semua bentuk kekerasan dan menemukan kesamaan untuk membangun proses yang akan memungkinkan mereka untuk bebas ekspresikan pilihan mereka. " kata PM Vanuatu.

Baca ini:
  1. Vanuatu Menyajikan Rancangan Resolusi PBB untuk West Papua ke PIF
  2. Konsul Kehormatan Belanda Menyarankan Kasus West Papua untuk Diperiksa dari Semua Sudut

Posted by: Admin
Copyright ©Free West Papua Campaign | UN "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar