Rabu, 26 September 2018

OAP Harus Jadi Pelaku Bisnis di Pasifik

Buletinnusa
OAP Harus Jadi Pelaku Bisnis di Pasifik
Gubernur Papua, Lukas Enembe, bertemu Gubernur Provinsi Madang Papua Nugini (PNG), Peter Yama, di Madang. Foto: Victor Mambor.
GUBERNUR Papua, Lukas Enembe, mengajak Gubernur Provinsi Madang, Papua Nugini (PNG), Peter Yama, untuk bersama membangun kerja sama ekonomi dan menjadikan pengusaha-pengusaha di kedua provinsi sebagai pebisnis di Pasifik.

Dalam sambutannya, Gubernur Enembe mengatakan pemerintah pusat mempercayakan kepada dirinya sebagai Gubernur Papua untuk membuka jalur perdagangan dengan PNG. Setiap investasi Indonesia di Pasifik, menurut Enembe, harus lewat Papua.

“Ini negeri kita, tanah kita, ini waktunya kita menjadi pemain ekonomi di Pasifik, baik pengusaha di Madang maupun di Papua,” ujar Gubernur Enembe, saat berkunjung ke Madang, pekan lalu.

Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Gubernur Enembe, dalam periode kedua kepemimpinannya, ia telah memutuskan seluruh APBD Provinsi Papua yang bersumber dari dana otonomi khusus akan dikelola oleh Orang Asli Papua (OAP), terutama untuk pengembangan ekonomi.

Kebijakan tersebut dilakukan agar OAP bisa bangkit, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan, lepas dari ketertinggalan.

(Lihat ini: Gubernur Papua Hadiri Perayaan Hari Kemerdekaan PNG)

Dalam kesempatan itu, Gubernur Enembe juga mencari kemungkinan untuk membuka jalur perdagangan melalui laut. Melalui laut, kedua provinsi bisa melakukan perdagangan dengan biaya murah.

“Kita sudah mengekspor beras dari Merauke, PNG bisa mengimpor beras dari Papua, tidak perlu dari Australia atau Thailand yang biayanya sangat mahal,” ujar Enembe.

Ia juga berharap Pemerintah Madang bisa menyediakan fasilitas pergudangan untuk menjalankan kerjasama perdagangan melalui laut. Menurutnya, Provinsi Papua sudah memiliki kapal yang bisa berlayar di sepanjang pesisir utara Papua hingga PNG. Saat ini kapal tersebut beroperasi di Kalimantan.

“Kapal ini bisa memasok kebutuhan-kebutuhan di region Momase yang meliputi Morobe, Madang, East Sepik, dan West Sepik dan sebaliknya membawa hasil pertanian, perkebunan atau industri dari region Momase ke Papua,” kata Enembe.

(Lihat ini: Gubernur Ibu Kota PNG, Powes Parkop Ingin Masalah West Papua Ditangani Secara Terbuka di Panggung Internasional)

Gubernur Madang menyambut tawaran Gubernur Enembe dengan antusias. Menurutnya, Gubernur Enembe datang ke tempat yang tepat. Madang adalah provinsi utama di PNG. Provinsi terebut selain dikenal memiliki potensi wisata seperti pegunungan dan laut, juga menjadi pusat pertanian dan perkebunan PNG. Kopi, coklat, kopra, dan vanilla adalah hasil pertanian dan perkebunan utama provinsi itu.

“Selain hasil perkebunan, kami juga memiliki industri perikanan dan pertambangan,” kata Gubernur Yama.

Ia mengatakan Papua dan Madang memang berada di dua negara yang berbeda. Namun tidak seharusnya itu menjadi membatasi penduduk yang ada di kedua provinsi untuk berinteraksi, karena penduduk di kedua provinsi saling bersaudara.

“Provinsi Papua adalah saudara tua PNG, kami bisa belajar banyak dari Papua yang sudah lebih maju, demikian juga sebaliknya, Papua bisa belajar dari kelebihan yang kami miliki,” ujar Gubernur Yama.

Ia sepakat bahwa pengusaha-pengusaha dari Papua dan Madang bisa menjadi pelaku bisnis utama di Pasifik. Karena itu, ia berharap kunjungan kerja Gubernur Enembe ke Madang bisa ditindaklanjuti secepat mungkin.

“Kita punya tanah paling besar di Pasifik ini, penduduk paling banyak, memang kita harus menjadi pelaku utama di berbagai sektor di Pasifik ini, terutama sektor ekonomi,” ungkap Gubernur Yama.

Pasok kebutuhan daging

Sementara, kebutuhan daging selama PON 2020 diperkirakan sangat tinggi dan tidak akan tercukupi oleh stok daging dari Provinsi Papua maupun Papua Barat. Karena itu Gubernur Papua, Lukas Enembe, berupaya membuka peluang keterlibatan peternak sapi di Papua Nugini.

“Kami sudah mendapatkan masukan bahwa kebutuhan daging sapi pada PON Papua nanti akan mencapai 20 ribu ekor sapi, ini tidak mungkin kami penuhi kalau dari Papua saja. Kita harus mendapat pasokan daging sapi dari luar Papua,” kata Gubernur Enembe, di Port Moresby.

(Baca ini: Gubernur Enembe: Jangan Lagi Ada OAP yang Mati Sia-sia)

Karena itu, lanjut Enembe, Pemerintah Provinsi Papua sedang berupaya membuka jalur perdagangan antara Provinsi Papua dengan beberapa provinsi di PNG. Salah satunya adalah dengan Provinsi Morobe yang memiliki industri pengolahan daging terbesar di PNG yang berada di Kota Lae.

Kota Lae yang merupakan kota terbesar kedua di Papua Nugini telah menjadi pusat pengolahan daging utama PNG yang didistribusikan ke seluruh Papua Nugini.

“Kunjungan kerja saya selama satu minggu di PNG ini salah satunya adalah kunjungan ke Kota Lae pada Kamis, 20 September 2018 untuk membuka peluang perdagangan dan kerjasama lainnya,” kata Enembe.

Provinsi Papua telah menandatangani perjanjian kerja sama provinsi kembar pada 2017. Namun perjanjian kerjasama ini baru berupa Letter of Intent (LoI) yang perlu ditindaklanjuti secara konkrit.

Penandatanganan LoI ini menurut Gubernur Enembe semestinya telah membuka peluang bagi pengusaha di kedua provinsi untuk mengembangkan usahanya.

“Kunjungan ke Lae ini memenuhi undangan Gubernur Morobe Ginson Saunu untuk menindaklanjuti LoI tersebut,” kata Enembe.

Dalam kunjungan nanti, Pemerintah Provinsi Papua menurut Enembe akan membicarakan kemungkinan penyediaan gudang dan akses ke pelabuhan Lae agar pengusaha-pengusaha dari Papua nantinya bisa memasok barang-barang kebutuhan masyarakat PNG sehingga kedua pihak memiliki hubungan kerjasama perdagangan yang saling menguntungkan.

Baca juga berikut ini:
  1. Gubernur Papua Tegaskan, Tidak Ada Ampun Bagi Mahasiswa Mabuk
  2. Tak Becus, Gubernur Lukas Enembe Ancam Tutup Seleksi IPDN Di Papua
  3. Gubernur Diminta Terus Tindak Aktivitas Ilegal di Papua
Selain Kota Lae, Gubernur Enembe berkunjung ke Kota Madang dan Wewak dengan tujuan sama, membuka peluang kerja sama peningkatan perekonomian antara kedua provinsi yang berbeda negara tersebut. (*)


Copyright ©Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar