Senin, 19 Maret 2018

Baru UGM Yogyakarta dan Pemkab Blora Tanam 4000 Pohon di Desa Nglebak

Buletinnusa -
Sejumlah mahasiswa FKT UGM dan jajaran Pemkab Blora mengikuti aksi penanaman pohon di Dukuh Kudu, Desa Nglebak, Kecamatan Kradenan, Minggu (18/3/2018). (foto: dok-ib)
BLORA. Memaksimalkan fungsi hutan untuk menyejahterakan masyarakat desa yang ada di wilayah Blora Selatan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melalui Fakultas Kehutanan (FKT) bersama Pemkab Blora pada hari Minggu (18/3/2018) melaksanakan kegiatan penanaman pohon bertajuk “Trees For Solidarity”.

Bertempat di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Getas-Ngandong yang merupakan area pengembangan pendidikan dan pelatihan dalam pengelolaan hutan bagi civitas akademika FKT UGM, penanaman difokuskan di Petak 146-147 Dukuh Kudu, Desa Nglebak, Kecamatan Kradenan.

Setidaknya ada 4000 bibit pohon yang ditanam bersama di petak tersebut, baik di areal hutan, pekarangan warga dan pinggiran Sungai Bengawan Solo. Berupa bibit pohon jambu air, jambu kristal, kelengkeng, petai dan cemara.

Hadir dalam kegiatan itu Wakil Dekan FKT Bidang Aset, Keuangan dan SDM Dr. Rohman, S.Hut., M.P, Wakil Bupati Blora H. Arief Rohman M.Si, Wakil Departemen Silvikultur FKT UGM Ir. Sri Danarto, M.Agr.SC, Asisten Pemerintahan Sekda Blora Setyo Edy, SH.,M.Hum, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ir. Dewi Tedjowati, Kepala Bagian Perekonomian Rudatiningsih SE.,MM, Camat Kradenan Sutarso dan mahasiswa FKT UGM sebanyak 175 orang.
Penanaman bibit pohon jambu oleh Wakil Bupati dan Wakil Dekan FKT UGM di tepi Sungai Bengawan Solo yang ada di Desa Nglebak. (foto: dok-ib)
Dalam acara itu, Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si yang datang mewakili Bupati Djoko Nugroho menyampaikan terima kasih kepada FKT UGM yang telah memberikan bantuan penanaman tersebut. Dia berharap, pengelolaan kawasan hutan bukan hanya sebatas pada konservasi dan pendidikan saja, namun diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan kemiskinan, pengangguran, serta ketimpangan yang ada di desa hutan.

“Ini merupakan tantangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Blora dalam pengelolaan hutan. Untuk itu, kami berharap ada kerja sama yang berkelanjutan dengan FKH UGM ke depan, supaya dapat terus memunculkan inovasi-inovasi dalam pengelolaan hutan yang baik.,” ujarnya.

Menurutnya kegiatan ini sejalan dengan visi misi Pemerintah Daerah Kabupaten Blora yang memfokuskan pembangunan di Blora bagian selatan. Sebagaimana diketahui bahwa Blora bagian selatan merupakan area miskin karena letaknya berada di tengah hutan.

“Dengan adanya pengelolaan kawasan hutan dengan konsep KHDTK ini, diharapkan UGM dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kehutanan,” lanjut dia.

Khusus untuk penanaman bibit pohon buah-buahan kali ini, ia juga berharap kedepan hasil buahnya bisa dimanfaatkan warga masyarakat setempat sehingga bisa menambah penghasilan ekonomi mereka. Selain itu juga untuk menunjang kebutuhan gizi dan vitamin.

Adapun Wakil Dekan FKT Bidang Aset, Keuangan dan SDM Dr. Rohman, S.Hut., M.P menyampaikan bahwa kegiatan penanaman pohon di Desa Nglebak ini merupakan salah satu program KHDTK Getas-Ngandong yang dilaksanakan oleh UGM. Hutan yang dahulu hanya ditanami jati saja dan kurang memiliki manfaat untuk masyarakat, kini divariasi dengan penanaman berbagai jenis pohon.

“Selama ini hutan hanya ditanami dengan jati dan hasilnya belum bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat hutan. Sehingga banyak warga desa hutan yang membuka lahan hutan menjadi sawah di sekitar aliran sungai atau istilahnya corah untuk ditanami tanaman pangan. Bahkan jika warga terdesak dengan kebutuhan ekonomi, tak jarang mereka nekat mencuri kayu jati di hutan,” ujarnya.

(berita terkait : klik - UGM Kelola Hutan Getas-Ngandong Seluas 10.901 Hektar)

Atas dasar itu, dengan program KHDTK tersebut UGM mengajak seluruh pihak terkait untuk mengelola hutan lebih baik lagi. Lahan yang dikelola UGM melalui program KDHTK seluas 10.901 hektar semuanya tidak akan ditanami jati saja.

Jati maksimal 50 persennya saja, sisanya kita akan tanami dengan pepohonan lainnya yang bisa menghasilkan komoditas lain sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat desa hutan dengan sistem kerjasama melibatkan LMDH. Seperti kegiatan kali ini,” lanjutnya. (humaskab | res-ib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar