Senin, 26 Maret 2018

Harga Hasil Perkebunan Maluku Di Ambon Bertahan

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Harga berbagai jenis hasil perkebunan di Maluku yakni cengkih, pala, fuli (kulit pembungkus biji pala), coklat dan kopra yang ditawarkan para pembeli di Kota Ambon masih tetap bertahan. Pada lokasi transaksi berbagai berbagai hasil komoditas ekspor andalan Maluku di Jl Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batugajah, Senin (26/3), para pembeli menawarkan harga yang masih bertahan.
Ambon, Malukupost.com - Harga berbagai jenis hasil perkebunan di Maluku yakni cengkih, pala, fuli (kulit pembungkus biji pala), coklat dan kopra yang ditawarkan para pembeli di Kota Ambon masih tetap bertahan.

Pada lokasi transaksi berbagai berbagai hasil komoditas ekspor andalan Maluku di Jl Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batugajah, Senin (26/3), para pembeli menawarkan harga yang masih bertahan.

"Harga masih bertahan sejak awal bulan Maret 2018 sampai sekarang belum terjadi perubahan harga, seperti harga cengkih Rp98.000/kg, biji pala bundar Rp60.000/kg, fuli Rp130.000/kg, cokelat Rp25.000/kg, dan kopra Rp6.200/kg," ujarnya.

Perkembangan transaksi belakangan ini, Evi mengatakan, agak sepi, terutama cengkih maupun biji pala bundar.

Tidak setiap hari petani datang untuk menjual hasil panen mereka, lanjutnya, dua atau tiga hari baru ada yang datang, itu pun dalam jumlah yang kecil, kecuali hari ini cukup baik mencapai 160 kilogram biji pala bundar yang dibeli dari petani asal Pulau Seram dan Buru yang datang langsung ke toko untuk menjual.

"Yang jelas sampai hari ini belum terjadi perubahan harga hasil perkebunan Maluku merupakan komoditas ekspor utama Maluku," katanya.

Evi menjelaskan, dirinya maupun pembeli lainnya di Kota Ambon selalu memantau perubahan harga di Surabaya sebagai pasar utama. Hasil perkebunan yang dibeli di Ambon kembali dijual ke Surabaya.

"Kalau sampai terjadi perubahan harga di Surabaya sudah pasti di Ambon juga berpengaruh," ujarnya lagi.

Menurutnya, memang yang selalu terjadi fluktuasi harga yakni cengkih, biji pala bundar, dan kopra.

Apalagi komoditas cengkih setiap bulan pasti terjadi perubahan harga, lanjutnya, namun sejak awal Maret sampai sekarang belum terjadi perubahan harga, mungkin saja belum menghadapi masa panen.

"Begitu juga dengan biji pala bundar, harganya tidak merata sebab petani yang menjual selalu disortir terlebih dahulu, kalau ternyata banyak keriput pasti harganya di bawah, tidak sama dengan biji pala bundar," ujar dia lagi. (MP-6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar