Selasa, 20 Maret 2018

Demo Papua Merdeka Menyambut Jokowi, Pigai: Ini Akibat Kesalahan Sendiri

Buletinnusa
Demo Papua Merdeka Menyambut Jokowi, Pigai: Ini Akibat Kesalahan Sendiri
Foto: Demonstrasi Papua Merdeka dan NKRI Harga mati mengiringi kehadiran Presiden Indonesia, Joko Widodo di New Zealand.
Jakarta -- Aktivis kemanusiaan Natalius Pigai membagikan potongan video yang memperlihatkan aksi sekelompok pendukung Papua Merdeka di saat WNI di Selandia Baru sedang menunggu kehadiran Presiden Joko Widodo.

Beberapa pemuda berkulit putih membentangkan bendera Papua Merdeka dan bendera Papua Nugini serta spanduk bertuliskan Free West Papua di dekat kelompok WNI yang sedang menyanyikan lagu Halo-halo Bandung.

Menurut Pigai yang pernah menjabat sebagai Komisioner Komnas HAM, dari kejadian ini terlihat betapa Presiden Jokowi dipermalukan Menu Retno Marsudi dan Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.

...Simak ini: 320 Ribu Pekerja Selandia Baru Dukung Hak Penentuan Nasib Sendiri West Papua

Pigai mengajak masyarakat yang menonton potongan video itu menilai sendiri apa yang sedang terjadi.

"Presiden Jokowi ke Selandia Baru untuk mengeliminir gerakan kemerdekaan yang begitu kencang di Pasifik dan Selandia Baru. Namun justru disana, di depan Presiden RI, rakyat Selandia Baru menunjukan simpati atas nama kemanusiaan," ujar Pigai.

"Sebagai kepala negara seharusnya malu dan minta maaf kepada rakyat Indonesia karena beliau adalah simbol negara yang tidak bisa menjaga harga diri dan martabat," sambungnya lagi.

...Simak juga: Benny Wenda: Indonesia Kehilangan Argumen Politiknya di New Zealand

Menurut Pigai, apapun alasannya, Presiden Jokowi sudah tidak bisa dipercaya oleh Pemerintah dan Parlemen Selandia Baru. Dia menambahkan, kejadian ini adalah akibat kesalahan sendiri karena selama kepemimpinan Jokowi terjadi pelanggaran HAM terhadap lebih dari 6.000 orang di Papua.

"Wahai politisi Indonesia kalau kalian pintar dan cerdas silakan menilai sendiri. Saya terus menerus tegaskan bahwa sepanjang kejahatan kemanusiaan: penangkapan, penyiksaan, penganiayaan dan pembunuhan dan kematian terus menerus berlangsung di tanah Papua, maka soal Papua akan terus menerus menjadi duri dalam daging yang menghantui bangsa ini," masih kata Pigai.

"Negara harus mencari solusi untuk menghentikan pelangaran HAM dan menciptakan perdamaian abadi di tanah Papua," demikian Natalius Pigai.

...Baca juga beberapa postingan terkait berikut ini:
  1. Dukungan Lintas Partai di Selandia Baru untuk West Papua
  2. 9 Anggota Parlemen New Zealand Teken Deklarasi Referendum Papua
Copyright ©RMol "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar