Kamis, 29 Maret 2018

Memompa Potensi Ekspor Provinsi Maluku

Buletinnusa
Kekayaan dan potensi sumber daya alam Indonesia tak perlu dipertanyakan lagi. Selain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, kekayaan tersebut terlalu pelit jika tidak dijual ke luar negeri atau di ekspor ke luar negeri. Setiap negara di belahan dunia pasti melakukan hubungan jual beli internasional dengan negara lainnya. Saling tukar menukar komoditas andalan dan saling melengkapi apa yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan negara. Pun halnya dengan Indonesia, tercatat nilai ekspor Indonesia selama tahun 2017 sebesar 168,8 miliar US$ (BPS). Angka yang sangat besar, namun sakan sangat miris jika melihat kontribusi nilai ekspor dari Provinsi Maluku.

Oleh 
Ulul Azmi Afrizal Rizqi, SST



Kekayaan dan potensi sumber daya alam Indonesia tak perlu dipertanyakan lagi. Selain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, kekayaan tersebut terlalu pelit jika tidak dijual ke luar negeri atau di ekspor ke luar negeri.

Setiap negara di belahan dunia pasti melakukan hubungan jual beli internasional dengan negara lainnya. Saling tukar menukar komoditas andalan dan saling melengkapi apa yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan negara.

Pun halnya dengan Indonesia, tercatat nilai ekspor Indonesia selama tahun 2017 sebesar 168,8 miliar  US$ (BPS). Angka yang sangat besar, namun sakan sangat miris jika melihat kontribusi nilai ekspor dari Provinsi Maluku.

Menurut BPS, selama tahun 2017 Provinsi Maluku mencatatkan nilai ekspor sebesar 45,6 juta US$ atau hanya 0,027 persen dari total ekspor Indonesia. Ekspor Maluku 2017 juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 49 juta US$. Jelas angka yang sangat kecil untuk wilayah yang dijuluki negeri seribu pulau ini.

Perlu adanya upaya dari pemerintah setempat untuk meningkatkan nilai ekspor Provinsi Maluku. Produk andalan harus mendapat perhatian lebih agar mampu bersaing dan mempunyai nilai jual di pasaran internasional.

Berdasarkan data BPS, ekspor Maluku selama tahun 2017 berasal dari kelompok minyak mentah, kelompok komoditi ikan dan udang, dan komoditi lainnya.

Minyak jenis petroleum mentah yang menjadi komoditi terbesar penyumbang ekspor Maluku dengan nilai 44,15 juta US$. Sedangkan dari kelompok ikan dan udang didominasi oleh ikan kerapu, ikan tuna loin, dan ikan ckalang mencapai 1,11 juta US$.

Dua sektor tersebut perlu terus mendapat perhatian lebih dan terus dipompa agar lebih menghasilkan dan meningkatkan nilai ekspor Maluku. Potensi Migas di Maluku sangat menjanjikan tinggal bagaimana pemerintah mengelola, memproduksi, dan memasarkannya.

Namun begitu, tak selamanya potensi migas menjadi tumpuan utama. Kita semua tahu jika sumber daya migas lambat laun akan habis. Tidak seperti hasil perikanan yang bisa survive lebih lama daripada migas, bahkan tidak akan habis selama ekosistem laut terus hidup.

Kebijakan-kebijakan yang mendukung terus lestarinya lingkungan laut serta modernisasi alat produksi dan penangkapan perikanan sangat dibutuhkan. Bukan tidak mungkin di masa mendatang komoditi perikanan akan menjadi komoditi andalan Maluku untuk diekspor.

Wilayah laut yang mencapai 658.294,69 km2 atau mencapai 93 persen dari total luas Provinsi Maluku seakan menjadi rumah bagi ribuan jenis ikan dan hasil laut lainnya. Di laut pula beberapa titik migas Maluku dihasilkan seperti Blok Masela di Laut Arafuru.

Jadi, menjaga kekayaan dan kelestarin lingkungan utamanya laut secara tidak langsung akan memberikan dampak bagi kinerja ekspor Maluku, karena sebagian besar ekspor Maluku dihasilkan dari laut. Ditunjang dengan SDM yang mumpuni serta inovasi dan dukungan dari pemerintah, bukan tidak mungkin hasil pemompaan akan mengalir deras.

Maluku akan menjadi andalan Indonesia dalam perdagangan internasional.
Pasti bisa!!!

*Staff Seksi Sosial BPS Kabupaten Maluku Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar