Senin, 15 Oktober 2018

Penderita HIV di Papua Dominan Perempuan

Buletinnusa
Jayapura -- Penderita virus HIV berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua pada triwulan pertama 2018 lebih banyak perempuan dengan jumlah 7.440 orang dan laki-laki 5.825 orang.

Sementara untuk penderita ODHA hampir sebanding dimana laki-laki mencapai 11.267 orang dan perempuan 11.208 orang.

Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, S.IP MH, mengatakan dari data diatas, kaum perempuan pula menjadi yang paling rentan untuk terinveksi TB paru dan isu gender perlu mendapat perhatian dalam upaya penanggulangan TB paru danHIV/AIDS dimana ibu rumah tangga menjadi yang terbesar.

“Karena dari aspek epedemiologi TB patu dan HIV/AIDS memberi gambaran bahwa perempuan lebih rentan terkena dua penyakit mematikan ini ketimbang laki-laki yang dipengaruhi beberapa hal terkait dengan kesenjangan gender itu,” kata Gubernur Lukas Enembe dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas P3AKB Papua Anike Rawar, pada bimtek Pengarusutamaan Gender/Perencanaan dan Pengangaran yang Responsif Gender dalam Pencegahan dan Pengendalian TB Paru serta HIV/AIDS 2018, di Kota Jayapura, Senin (15/10/2018).

Baca berikut ini:
Menurut Gubernur, salah satu wujud pelaksanaan pangarusutamaan gender adalah adanya perencanaan dan penganggaran yang responsif gender. Termasuk program maupun kegiatan pencegahan TB paru dan HIV/AIDS yang sementara dilaksanakan.

“Dua proses tersebut saling terkait dan terintegrasi untuk mengatasi kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pelaksanaan pembangunan,” ujarnya.

Dikatakan, penanganan dua penyakit mematikan ini merupakan prioritas nasional yang menjadi sorotan dan masalah kesehatan dunia maupun Indonesia.

“Masalah status ekonomi, gizi, keterjangkauan fasilitas pelayanan berkualitas, tingkat pendidikan, serta masalah sosial budaya termasuk didalamnya ketimpangan gender,” jelasnya.

Pemerintah menyambut positif dukungan pemerintah pusat melalui Kementerian PPPA yang mendorong penyelenggaraan kesetaraan gender dalam pencegahan maupun pengendalian TB paru serta HIV/AIDS di Kabupaten/Kota se – Indonesia.

“Salah satu indokator WHO, dalam mewujudkan dunia bebas TB paru 2050. Meski telah dilakukan berbagai upaya, penyebarannya masih tinggi,” katanya.

(Baca ini: Fenomena Gunung Es di Papua)
 

Copyright ©KawatTimur "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar